Tutup Lantai 2 Masjid, Undang Pro Kontra
Perbesar
STAIN Pamekasan – Takmir masjid Nurul Hikmah menutup akses peribadatan di lantai dua. Beberapa kalangan mahasiswa menyayangkan penutupannya, namun juga terdapat kalangan mahasiswa yang mengamini tindakan tersebut, Minggu (02/11).
“Saya sungguh tidak setuju penutupan itu, karena kasihan bagi mahasiswa-mahasiswa yang tidak terbiasa shalat dan ngaji di tempat ramai, dan kami kebingungan untuk mencari tempat shalat ketika di dalam masjid terdapat acara,” Syarifuddin (TBI/1) memaparkan pendapatnya dengan nada sedikit kecewa.
Yeni, mahasiswi yang crew temui di masjid mengatakan, bahwa penutupan lantai kedua adalah suatu tindakan yang tidak seharusnya terjadi. Akibatnya, para mahasiswi mengalami kesulitan dalam mencari tempat untuk memasang kerudung setelah beribadah.
Aktivitas-aktivitas sembrono dari kalangan mahasiswa ataupun mahasiswi, serta rasa tidak memiliki terhadap masjid menjadi alasan tepat ditutupnya lantai kedua. Hal tersebut adalah suatu teguran bagi kita sebagai pengguna, ucap Fitriyana (TBI/3), setelah diwawancarai crew Vita Pos.
“Tidak difungsikannya lantai dua merupakan hal yang wajar, karena takmir masjid pasti mempunyai alasan tertentu. Kita sebagai pengguna harus berpikir, tidak hanya bisa menyalahkan tindakan tersebut. Tetapi ini merupakan tindakan mubadzir, karena menonfungsikan tempat yang seharusnya terdapat aktivitas di dalamnya,” tegas Hesan salah satu mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas di masjid.
Untuk memperjelas hal ini, crew Vita Pos mendatangi salah satu pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Ikatan Qori’ dan Da’I (IQDA) yang notabene adalah ormawa (organisasi mahasiswa) yang juga mengurusi masjid Nurul Hikmah. Saat crew menanyakan tentang penutupan lantai 2 masjid yang bersangkutan tidak menanggapi dan menyuruh crew menanyakan langsung kepada ketua UKM IQDA. Namun, saat crew menghubungi ketua UKM IQDA berkali-kali tetap tidak diangkat.
(idy)
Artikel ini telah dibaca 14 kali
Tutup Lantai 2 Masjid, Undang Pro Kontra
Perbesar
STAIN Pamekasan – Takmir masjid Nurul Hikmah menutup akses peribadatan di lantai dua. Beberapa kalangan mahasiswa menyayangkan penutupannya, namun juga terdapat kalangan mahasiswa yang mengamini tindakan tersebut, Minggu (02/11).
“Saya sungguh tidak setuju penutupan itu, karena kasihan bagi mahasiswa-mahasiswa yang tidak terbiasa shalat dan ngaji di tempat ramai, dan kami kebingungan untuk mencari tempat shalat ketika di dalam masjid terdapat acara,” Syarifuddin (TBI/1) memaparkan pendapatnya dengan nada sedikit kecewa.
Yeni, mahasiswi yang crew temui di masjid mengatakan, bahwa penutupan lantai kedua adalah suatu tindakan yang tidak seharusnya terjadi. Akibatnya, para mahasiswi mengalami kesulitan dalam mencari tempat untuk memasang kerudung setelah beribadah.
Aktivitas-aktivitas sembrono dari kalangan mahasiswa ataupun mahasiswi, serta rasa tidak memiliki terhadap masjid menjadi alasan tepat ditutupnya lantai kedua. Hal tersebut adalah suatu teguran bagi kita sebagai pengguna, ucap Fitriyana (TBI/3), setelah diwawancarai crew Vita Pos.
“Tidak difungsikannya lantai dua merupakan hal yang wajar, karena takmir masjid pasti mempunyai alasan tertentu. Kita sebagai pengguna harus berpikir, tidak hanya bisa menyalahkan tindakan tersebut. Tetapi ini merupakan tindakan mubadzir, karena menonfungsikan tempat yang seharusnya terdapat aktivitas di dalamnya,” tegas Hesan salah satu mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas di masjid.
Untuk memperjelas hal ini, crew Vita Pos mendatangi salah satu pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Ikatan Qori’ dan Da’I (IQDA) yang notabene adalah ormawa (organisasi mahasiswa) yang juga mengurusi masjid Nurul Hikmah. Saat crew menanyakan tentang penutupan lantai 2 masjid yang bersangkutan tidak menanggapi dan menyuruh crew menanyakan langsung kepada ketua UKM IQDA. Namun, saat crew menghubungi ketua UKM IQDA berkali-kali tetap tidak diangkat.
(idy)
Artikel ini telah dibaca 0 kali
Baca Lainnya
Trending di Liputan Khusus