Foto saat melakukan aksi |
IAIN Madura, LPM Activita- Mahasiswa yang tergabung dalam GEMPAR (Gerakan mahasiswa Pasca Reformasi) melakukan aksi demonstrasi kepada pimpinan terkait beberapa persoalan yang di ajukan disebelah barat gedung A kampus IAIN Madura, Kamis (30/08).
Demonstrasi yang dimulai 8:30 ditemui langsung oleh Muhammad Muzahid selaku Warek (Wakil Rektor) II, Muhammad Hasan selaku warek III dan Resimen Mahasiswa (MENWA).
Dalam aksi tersbut, mahasiwa menemukan 3 permasalahan, pungli, transparansi anggaran pedapatan dan belanja negara (APBN) 2017. terkait laporan keuangan mahasiswa baru tahun anggaran 2017-2018, dan adanya pemungutan liar (PUNGLI) dilingkungan IAIN Madura waktu PBAK.
Syaiful Petuah selaku korlap (kordinator lapangan) dalam aksi tersebut memaparkan bahwa persoalan yang paling disoroti adalah adanya pungli yang terjadi pada waktu PBAK (Pengenalan budaya dan akademik) 2018.
“pada waktu itu mahasiswa baru sejumlah 2.276 di pungut biaya sebesar 20.000 permahasiswa melalui pendamping dengan alasan menebus buku pedoman dan kaos” paparnya.
Ia juga menambahkan bahwa pungli tersebut sangat menguntungkan pihak yang berwewenang dalam penanganan pungli.
“nah ini sangat merugikan mahasiswa bayangkan 45.480.000 mau dikemanakan uang tersebut,” ucapnya.
Mohammad hasan selaku warek IIl memaparkan bahwa pihak pimpinan tidak pernah menghimbau kepada panitia untuk mengganti buku pedoman dan kaos tersebut.
“Adanya dugaan pungli kami sudah klasifikasi sebelumnya pada rapat kepanitiaan, ternyata ketua,sekretaris dan segenap panitia tidak pernah memerintah untuk mengganti uang buku pedoman dan kaos,” ucapnya.
Ia juga menambahkan bahwa pihak pimpinan akan mengklarifikasi lagi terhadap dugaan pungli ini, bila benar-benar ada dugaan ini maka kami selaku pimpinan akan menindak lanjuti terhadap oknum yang bersangkutan, selanjutnya kami akan melakukan pengumpulan para pendamping yang bersekitaran 80 orang,” tegasnya.
Senada dengan itu, warek II menuturkan bahwa info adanya pungli itu dilakukan oleh oknum.
“sebenarnya pada saat rapat kepanitiian itu tidak ada yang mengajukan, namun setelah dua hari setelah PBAK pengajuan tersebut dilakukan, jadi itu jelas ada oknum namun untuk tahu adanya dugaan ini harus nunggu besok kami akan kumpulkan para pendamping dulu” ucap mohammad zahid.
Korlap berharap pihak pimpinan betul-betul segera meninjak lanjuti,
“kami perlu tanggapan yang jelas dari pihak pimpipnan karena kami tetap mengawasi hal ini, bila tidak maka akan kami bawa keranah hukum dan bila tidak terselesaikan maka 2019 harus ganti Rektor,” tutur syaiful penuh harap. (ROF)