Activita.co.id- “Woy, balikin sepatu gue!” serapahnya kesal.
Bagaimana tidak kesal? kalau sepatu kesayangannya diambil oleh mantan pacarnya yang udah lama ingin ia lupakan namun tak bisa!
RIGHEL GRISELIA MISDA–yang kerap dipanggil ‘Righel’ oleh temannya, memiliki sifat keras kepala, serta angkuh.
“Gue pinjem bentar sepatu lo,” ucap seseorang dengan tanpa rasa bersalah.
FAHRI ZAFRAN EL HARIS. Cowok tengil yang terkenal akan kelincahannya dalam bermain Basket, keturun Indo-Ausi. Ketampanan yang diwarisi olehnya membuat para cewek di sekolah ingin sekali menjadi pacarnya.
Fahri baru saja mengalami tragedi yang membuatnya berpisah dengan pacarnya. Siapalagi kalau bukan Righel, mantan pertamanya yang membuat ia gagal move on. Fahri terkekeh mendengar suara yang sudah lama tidak ia dengar, mendengar suara pacarnya, eh ralat, maksudnya mantan.
“Gue bilang balikin ya balikin, lo budek ya!” cerocosnya sambil memukuli Fahri. Meski rasanya tidak ada apa-apanya menurut Fahri.
“Iya-iya gue balikin, pelit banget dah.”
“Lagian lo, ngapain ngambil ngambil sepatu orang tanpa pamit, mau maling lo ya !”
“Enak aja lo, gue cuma mau minjem bentar doang kok, pelit banget lo jadi mantan!”
“Gak usah bawa-bawa status itu lagi deh,” kesal Righel.
Bukannya Righel tidak ingin mengakui Fahri sebagai mantannya, hanya saja kata kata itu kembali menyadarkanya tentang status mereka saat ini. Alasan Fahri dan Righel putus dikarenakan orang tua Righel yang tidak menyetujui hubungan mereka. Alhasil mereka terpaksa memutuskan hubungan yang sudah dua tahun berjalan.
“Ghel, gue gak bisa…” Entah karna apa, tiba-tiba suara Fahri berubah menjadi parau.
”Gue gak bisa Ghel, gue gak bisa. Jangan paksa gue untuk ngelupain lo Ghel,” ucap Fahri lalu menarik Righel kedalam pelukannya. Tanpa bisa Righel cegah, air matanya ikut terjatuh. Righel membalas pelukan Fahri tak kalah erat, tak memperdulikan lapangan yang mulanya sepi sudah dipenuhi oleh banyaknya siswa.
Melia, sahabat righel merasa miris melihat keduanya. Dia mengerti dengan perasaan mereka.
“Maafin gue, yang gak bisa ngebahagiain lo selama ini ghel.”
Luka itu seakan menyiksaku
Menghukumku dengan sungguh
Menyiksa setiap batinku yang tersisa
Menghanguskan setiap kenangan yang kian nyata
Seakan tak memiliki energi meski hanya bernafas sementara
Righel Grishelia Misda….
***
“Ma, Righel mohon Ma untuk kali ini aja, turutin kemauan Righel ma,” ucap Righel parau.
“Keputusan Papa sama Mama sudah bulat, mau atau pun tidak, Kamu harus menerima perjodohan ini,” ucap Mama Righel tanpa memperdulikan Righel yang menangis.
Bagaimana mungkin mamanya akan menjodohkan Righel di saat ia masih begitu mencintai Fahri.
Tak kuasa air mata Righel kembali luruh.
“Besok Kamu harus ikut mama menemui calon tunangan Kamu, mama tidak menerima penolakan,” ucap mama Righel lalu pergi.
***
Di sini lah Righel, di tempat yang dahulu menjadi tempat kesukaannya dengan Fahri. Restoran terkenal yang ada di Jakarta. Namun, kini tempat ini seakan menjadi tempat yang mencekam bagi Righel. Ia akan bertemu dengan calon tunangan yang telah orang tuanya pilihkan. Meski berat rasanya, namun Righel tetap mengikuti kemauan orang tuanya.
“Nah, itu dia sudah datang,” ucap Misda papa Righel. Reflek Righel memejamkan mata.
“Righel belum siap Pa!” batin Righel. Takut, satu kata yang mewakili perasaan Righel saat ini.
“Mau sampai kapan lo tutup mata,“ ucap seseorang membuat ia langsung membuka matanya. Begitu tau siapa yang bersuara, Righel membulatkan matanya terkejut. Fahri?
“Kejutan…” ucap para orang tua.
“Jadi kami sengaja bikin sekenario ini supaya kalian berdua terkejut,” ucap Riana mama Fahri.
Fahri langsung menarik Righel ke dalam pelukannya. Tak terasa ternyata orang tua mereka merestui hubungan mereka.
Fahri memang tidak mengetahui perjodohan ini, ia juga baru mengetahuinya saat pertama kali melihat wajah Righel di dalam restoran yang sama, tempat yang awalnya papa Fahri bilang untuk bertemu dengan rekan bisnisnya.
“Nau, sampai kapan kalian berpelukan, kalian tidak melupakan kami di sini kan?” ucap Papa Righel yang reflek membuat keduanya melepaskan pelukan mereka.
“Sebenarnya Mama gak maksa sih. Kalau memang kamu gak mau ya tinggal di to….”.
“Righel mau Ma, Righel mau!” ucap Righel memotong pembicaraan mamanya membuat mereka semua tertawa.
***
Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Namun, jangan jadikan perpisahan itu menjadi alasan kita berhenti berjuang. Jika memang dia adalah jodoh kita, cepat atau lambat pertemuan itu pasti datang. Tiga bulan berpisah dari Fahri mengajar kan gue bahwa hanya takdir tuhan yang bisa kita andalkan.
(Maniah/Activita)