STAIN Pamekasan Dampingi MI Se Kecematan Proppo
Perbesar
STAIN Pamekasan- Sebagai satu-satunya kampus Islam Negeri di Madura, STAIN Pamekasan tiada henti memberikan kontrubusi konkrit kepada masyarakat. Terbukti, Rabu hingga Kamis (16-17/11) lalu mengundang kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) se-kecamatan Proppo kab. Pamekasan untuk dibimbing agar madrasah yang dikelola menjadi lebih bermutu. Acara yang bertempat di gedung Multicenter ini mengambil tema “Manajemen Mutu Madrasah Berbasis Kearifan Lokal”.
Pelaksanaan acara ini melibatkan Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Prodi Tadris Bahasa Indonesia (TBI). Adapun perwakilan madrasah yang hadir dalam acara ini meliputi; MI Salafiyah Syafi’iyah, MI Darul Iman, MI Darul Hikmah, MI Nurul Hikmah, MI Bustanul Mubtadiin, MI Misbahus Sudur, MI Miftahul Ulum Jembringin, Mifathul Ulum Kerca, MI Bustanul Ulum.
Mohammad Qosim, ketua STAIN Pamekasan dalam sambutannya mengatakan, madrasah harus bisa membutikan jargon ‘Madrasah Lebih Baik, Lebih Baik Madrasah’ yang sering didengung-dengungkan. Karena masyarakat sekarang mayoritas memiliki kepercayaan kepada madrasah dalam mendidik siswa utamanya dalam hal akhlak. “Sudah saatnya kita mebuktikan jargon–madrasah lebih baik, lebih baik madrasah.-kepada masyarakat. Di mana masyarakat sekarang punya rasa percaya pada madrasah dalam mendidiknya anak-anaknya khususnya dalam hal akhlak,” ujarnya.
Salah satu pamateri dalam acara tersebut, Mohammad Thoha mengatakan, salah satu upaya untuk menjadikan madrasah atau sekolah bermutu yaitu dengan cara memanfaatkan budaya atau tradisi lokal. Seperti pelakasanaan Maulid Nabi di setiap daerah. “Di bulan Maulid Nabi, kepala sekolah bisa membuat program untuk melaksanakan perayaan Maulid Nabi ke rumah murid atau masyarakat secara bergantian. Atau mengundang masyarakat untuk merakan maulid bersama di sekolah,” paparnya.
Mohammad Thoha menambahkan, salah satu upaya tersebut merupakan cara sederhana untuk menciptakan pendidikan bermutu berbasis kearifan lokal. Oleh karena itu, tegas dosen MPI tersebut, banyak cara untuk menjadikan madrasah bermutu. “Tetapi dalam hal ini, membutuhkan kerjasama antara guru dan kepala sekolah. Artinya, kepala sekolah tidak menggunakan prinsip ‘Dek Remmah Se Nyaman (Bagaimana Enaknya)’ dalam semua kegiatan,”
Di akhir acara, Syaiful Hadi ketua prodi MPI berharap, pembimbingan yang akan dimulai pada Senin (28/11) mendatang bisa berjalan sebagaimana yang diharapkan. Sehingga dalam beberapa waktu ke depan, madrasah yang terlibat bisa lebih bermutu. “satu minggu kedepan, beberapa dosen yang terlibat akan menyambangi madrasah bapak ibu sekalian. Jadi kami berharap, acara ini lancar. Sehingga madrasah di Proppo lebih bermutu,” ungkapnya di acara penutupan. (Kru)
Artikel ini telah dibaca 6 kali
STAIN Pamekasan Dampingi MI Se Kecematan Proppo
Perbesar
STAIN Pamekasan- Sebagai satu-satunya kampus Islam Negeri di Madura, STAIN Pamekasan tiada henti memberikan kontrubusi konkrit kepada masyarakat. Terbukti, Rabu hingga Kamis (16-17/11) lalu mengundang kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) se-kecamatan Proppo kab. Pamekasan untuk dibimbing agar madrasah yang dikelola menjadi lebih bermutu. Acara yang bertempat di gedung Multicenter ini mengambil tema “Manajemen Mutu Madrasah Berbasis Kearifan Lokal”.
Pelaksanaan acara ini melibatkan Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Prodi Tadris Bahasa Indonesia (TBI). Adapun perwakilan madrasah yang hadir dalam acara ini meliputi; MI Salafiyah Syafi’iyah, MI Darul Iman, MI Darul Hikmah, MI Nurul Hikmah, MI Bustanul Mubtadiin, MI Misbahus Sudur, MI Miftahul Ulum Jembringin, Mifathul Ulum Kerca, MI Bustanul Ulum.
Mohammad Qosim, ketua STAIN Pamekasan dalam sambutannya mengatakan, madrasah harus bisa membutikan jargon ‘Madrasah Lebih Baik, Lebih Baik Madrasah’ yang sering didengung-dengungkan. Karena masyarakat sekarang mayoritas memiliki kepercayaan kepada madrasah dalam mendidik siswa utamanya dalam hal akhlak. “Sudah saatnya kita mebuktikan jargon–madrasah lebih baik, lebih baik madrasah.-kepada masyarakat. Di mana masyarakat sekarang punya rasa percaya pada madrasah dalam mendidiknya anak-anaknya khususnya dalam hal akhlak,” ujarnya.
Salah satu pamateri dalam acara tersebut, Mohammad Thoha mengatakan, salah satu upaya untuk menjadikan madrasah atau sekolah bermutu yaitu dengan cara memanfaatkan budaya atau tradisi lokal. Seperti pelakasanaan Maulid Nabi di setiap daerah. “Di bulan Maulid Nabi, kepala sekolah bisa membuat program untuk melaksanakan perayaan Maulid Nabi ke rumah murid atau masyarakat secara bergantian. Atau mengundang masyarakat untuk merakan maulid bersama di sekolah,” paparnya.
Mohammad Thoha menambahkan, salah satu upaya tersebut merupakan cara sederhana untuk menciptakan pendidikan bermutu berbasis kearifan lokal. Oleh karena itu, tegas dosen MPI tersebut, banyak cara untuk menjadikan madrasah bermutu. “Tetapi dalam hal ini, membutuhkan kerjasama antara guru dan kepala sekolah. Artinya, kepala sekolah tidak menggunakan prinsip ‘Dek Remmah Se Nyaman (Bagaimana Enaknya)’ dalam semua kegiatan,”
Di akhir acara, Syaiful Hadi ketua prodi MPI berharap, pembimbingan yang akan dimulai pada Senin (28/11) mendatang bisa berjalan sebagaimana yang diharapkan. Sehingga dalam beberapa waktu ke depan, madrasah yang terlibat bisa lebih bermutu. “satu minggu kedepan, beberapa dosen yang terlibat akan menyambangi madrasah bapak ibu sekalian. Jadi kami berharap, acara ini lancar. Sehingga madrasah di Proppo lebih bermutu,” ungkapnya di acara penutupan. (Kru)
Artikel ini telah dibaca 0 kali
Baca Lainnya
Trending di News