Ku lihat senyum di bibir mu
Bak kuntum yang mekar di pagihari
Semerbak harumnya
Menyengat penciumanku
Ku ikuti alunan nada
Yang mengiringi kegelisahan
Menciptakan tangisan
Dan mengajakku pada dunia yang berbeda
Sorot matamu
Melukiskan sekarung kesenduan
Dan kelopak matamu
Menyimpan secuil harapan
Tubuhmu gontai
Seakan tak ada penguat
Dan tak mampu menahan beban
Namun, dituntut untuk tetap kokoh
Berdiri tegap melawan terpaan angin
Yang ingin merobohkanmu. (Sakinah).