Seminar Beasiswa: Strategi Mendapatkan Beasiswa Luar Negeri
Perbesar
STAIN Pamekasan – Pusat Pengembangan Bahasa (P2B) STAIN Pamekasan membuktikan kepeduliannya untuk meningkatkan daya saing mahasiswa melalui seminar “Strategi Mendapatkan Beasiswa Kuliah di Luar Negeri”. Seminar diadakan di lantai 2 Gedung Multi Center (24/6) dan diikuti oleh sedikitnya 100 orang peserta, yang terdiri dari mahasiswa aktif dan alumni STAIN Pamekasan.
Peserta yang didominasi oleh program studi Tadris Bahasa Inggris ini sangat antusias dan menyimak pemaparan pemateri. Imam Mulyadi selaku pemateri berbagi pengalaman yang ia peroleh selama kuliah di Australia melalui beasiswa. Pria yang pernah aktif di Indonesian Australia Language Foundation (IALF) Bali ini juga memotivasi peserta yang hadir untuk terus mengejar impiannya agar bisa mendapatkan beasiswa.
Ia mengatakan, beragam beasiswa tersedia dan terbuka lebar, baik yang sifatnya non gelar seperti short course maupun beasiswa gelar (S1,S2,S3). Dalam hal ini pemateri memfokuskan kepada beasiswa S2/S3 yang lebih dibutuhkan mahasiswa. Ia menuturkan, persyaratan untuk tiap jenis beasiswa tentunya berbeda. Namun Secara umum ada hal-hal yang sifatnya sama, misalnya persyaratan administratif.
Ia melanjutkan, keuntungan kuliah di luar negeri banyak sekali. Diantaranya menambah pengalaman, bisa jalan-jalan, meningkatkan daya saing (competitiveness) dan mempelajari budaya negara lain.
“Belajar bahasa yang paling bagus itu adalah kalau berbaur. Ketika ada di negara lain mau tidak mau kita harus bisa menyesuaikan diri dengan keadaan negara tersebut,” ungkapnya.
Imam mengungkapkan banyak sekali kesempatan menarik yang hanya akan didapatkan oleh mereka yang menerima beasiswa. Contohnya program pengembangan diri seperti seminar dan konferensi yang diadakan oleh lembaga pemberi beasiswa. Beberapa pemberi beasiswa juga mempunyai program khusus untuk penerima beasiswa yang memungkinkan mereka untuk bepergian ke tempat-tempat menarik saat liburan. Hal ini tidak akan didapatkan oleh mahasiswa non-scholarship.
Saat berada di luar negeri, lanjutnya, ada beberapa skill yang tidak akan didapatkan di dalam ruangan kelas. Misalnya social skill, kemampuan beradaptasi dengan mahasiswa dari negara lain, terutama antar mahasiswa penerima beasiswa. Juga dituntut untuk mandiri dan bisa memecahkan maslaah sendiri. Selain itu berdasarkan pengakuannya, kegiatan- kegiatan yang bersifat sosial dan keagamaan juga tetap hidup di luar negeri.
Hal lain yang akan didapatkan jika belajar di luar negeri adalah kesempatan untuk mendapatkan teman dari seluruh dunia dan memperluas jaringan (social network). Hubungan pertemanan ketika kuliah di luar negeri biasanya berlanjut ke hubungan profesional sebagai mitra kerja. Indonesia sendiri mempunyai organisasi yang menyatukan penerima beasiswa di tiap negara, yakni Persatuan Pelajar Indonesia (PPI).
Pemateri menyarankan kepada peserta untuk memilih program beasiswa sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimiliki. Masing-masing program beasiswa mempunyai fokus tersendiri. Jadi sebelum melamar harus dipahami betul mengenai program beasiswa yang dilirik. Selain itu pelamar sebaiknya mengenal lebih dahulu Universitas yang akan dituju, selain agar tempat yang dipilih sesuai dengan keinginan, juga untuk membantu dan memperkuat argumentasi saat tes wawancara.
Imam menyampaikan, sebelum melamar beasiswa salah satu persiapan yang harus dilakukan adalah mempersiapkan nilai TOEFL atau IELTS agar mencapai standart yang ditentukan oleh program beasiswa. Selain itu tujuan mengikuti program beasiswa haruslah convincing (meyakinkan) dan unik. Curriculum Vitae yang dibuat harus sesuai dengan bidang yang akan dimasuki dalam program beasiswa.
Ia melanjutkan, salah satu cara meningkatkan kesempatan untuk diterima dalam program beasiswa ke luar negeri adalah melamar sebanyak mungkin program beasiswa. Dengan menyiapkan satu CV sudah bisa digunakan untuk melamar ke berbagai program beasiswa yang ada.
“Penulisan tesis juga perlu diperhatikan. Buatlah tesis seunik dan semenarik mungkin, yakinkan penguji bahwa kamu berbeda dari kebanyakan pelamar dan layak untuk mendapatkan beasiswa, ungkapkan juga kontribusi yang akan diberikan setelah nantinya lulus dari program beasiswa,” pungkas Imam.
(SNJ)
Artikel ini telah dibaca 5 kali
Seminar Beasiswa: Strategi Mendapatkan Beasiswa Luar Negeri
Perbesar
STAIN Pamekasan – Pusat Pengembangan Bahasa (P2B) STAIN Pamekasan membuktikan kepeduliannya untuk meningkatkan daya saing mahasiswa melalui seminar “Strategi Mendapatkan Beasiswa Kuliah di Luar Negeri”. Seminar diadakan di lantai 2 Gedung Multi Center (24/6) dan diikuti oleh sedikitnya 100 orang peserta, yang terdiri dari mahasiswa aktif dan alumni STAIN Pamekasan.
Peserta yang didominasi oleh program studi Tadris Bahasa Inggris ini sangat antusias dan menyimak pemaparan pemateri. Imam Mulyadi selaku pemateri berbagi pengalaman yang ia peroleh selama kuliah di Australia melalui beasiswa. Pria yang pernah aktif di Indonesian Australia Language Foundation (IALF) Bali ini juga memotivasi peserta yang hadir untuk terus mengejar impiannya agar bisa mendapatkan beasiswa.
Ia mengatakan, beragam beasiswa tersedia dan terbuka lebar, baik yang sifatnya non gelar seperti short course maupun beasiswa gelar (S1,S2,S3). Dalam hal ini pemateri memfokuskan kepada beasiswa S2/S3 yang lebih dibutuhkan mahasiswa. Ia menuturkan, persyaratan untuk tiap jenis beasiswa tentunya berbeda. Namun Secara umum ada hal-hal yang sifatnya sama, misalnya persyaratan administratif.
Ia melanjutkan, keuntungan kuliah di luar negeri banyak sekali. Diantaranya menambah pengalaman, bisa jalan-jalan, meningkatkan daya saing (competitiveness) dan mempelajari budaya negara lain.
“Belajar bahasa yang paling bagus itu adalah kalau berbaur. Ketika ada di negara lain mau tidak mau kita harus bisa menyesuaikan diri dengan keadaan negara tersebut,” ungkapnya.
Imam mengungkapkan banyak sekali kesempatan menarik yang hanya akan didapatkan oleh mereka yang menerima beasiswa. Contohnya program pengembangan diri seperti seminar dan konferensi yang diadakan oleh lembaga pemberi beasiswa. Beberapa pemberi beasiswa juga mempunyai program khusus untuk penerima beasiswa yang memungkinkan mereka untuk bepergian ke tempat-tempat menarik saat liburan. Hal ini tidak akan didapatkan oleh mahasiswa non-scholarship.
Saat berada di luar negeri, lanjutnya, ada beberapa skill yang tidak akan didapatkan di dalam ruangan kelas. Misalnya social skill, kemampuan beradaptasi dengan mahasiswa dari negara lain, terutama antar mahasiswa penerima beasiswa. Juga dituntut untuk mandiri dan bisa memecahkan maslaah sendiri. Selain itu berdasarkan pengakuannya, kegiatan- kegiatan yang bersifat sosial dan keagamaan juga tetap hidup di luar negeri.
Hal lain yang akan didapatkan jika belajar di luar negeri adalah kesempatan untuk mendapatkan teman dari seluruh dunia dan memperluas jaringan (social network). Hubungan pertemanan ketika kuliah di luar negeri biasanya berlanjut ke hubungan profesional sebagai mitra kerja. Indonesia sendiri mempunyai organisasi yang menyatukan penerima beasiswa di tiap negara, yakni Persatuan Pelajar Indonesia (PPI).
Pemateri menyarankan kepada peserta untuk memilih program beasiswa sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimiliki. Masing-masing program beasiswa mempunyai fokus tersendiri. Jadi sebelum melamar harus dipahami betul mengenai program beasiswa yang dilirik. Selain itu pelamar sebaiknya mengenal lebih dahulu Universitas yang akan dituju, selain agar tempat yang dipilih sesuai dengan keinginan, juga untuk membantu dan memperkuat argumentasi saat tes wawancara.
Imam menyampaikan, sebelum melamar beasiswa salah satu persiapan yang harus dilakukan adalah mempersiapkan nilai TOEFL atau IELTS agar mencapai standart yang ditentukan oleh program beasiswa. Selain itu tujuan mengikuti program beasiswa haruslah convincing (meyakinkan) dan unik. Curriculum Vitae yang dibuat harus sesuai dengan bidang yang akan dimasuki dalam program beasiswa.
Ia melanjutkan, salah satu cara meningkatkan kesempatan untuk diterima dalam program beasiswa ke luar negeri adalah melamar sebanyak mungkin program beasiswa. Dengan menyiapkan satu CV sudah bisa digunakan untuk melamar ke berbagai program beasiswa yang ada.
“Penulisan tesis juga perlu diperhatikan. Buatlah tesis seunik dan semenarik mungkin, yakinkan penguji bahwa kamu berbeda dari kebanyakan pelamar dan layak untuk mendapatkan beasiswa, ungkapkan juga kontribusi yang akan diberikan setelah nantinya lulus dari program beasiswa,” pungkas Imam.
(SNJ)
Artikel ini telah dibaca 0 kali
Baca Lainnya
Trending di Liputan Khusus