Menu

Mode Gelap
HMPS Ekonomi Syari’ah Adakan Entrepreneurship Workshop Semarak Bulan Bahasa, HMPS TBIN Adakan Pemilihan Duta Bahasa Indonesia IAIN Madura Gelar Pisah Sambut Kabiro AUAK IAIN Madura Tidak Masuk 3 Besar Kampus Terbaik di Madura Versi Kemendikbudristek RI Dianggap Tidak Mendidik, Konten IMTV Mendapat Kritikan

Artikel Lawas · 12 Mar 2013 17:48 WIB ·

Sarasehan Nasional di STAIN Pamekasan


 Sarasehan Nasional di STAIN Pamekasan Perbesar

Pamekasan, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan menggelar Serasehan Nasional pada selasa (12/03/13) yang ditempatkan di Auditorium STAIN. Sarasehan nasional ini mengambil tema “Mewaspadai Gejala Perkembangan Komunisme di Indonesia” dan dimulai pada pukul 08.40. Acara ini diadakan oleh pihak kampus bekerja sama dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Pengembangan Intelektual (UKM PI) yang merupakan salah satu organisasi intra kampus. Acara ini tidak hanya dihadiri oleh para civitas akademika kampus STAIN saja akan tetapi juga dihadiri oleh kampus lain dan juga ORMAS di Madura seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Ihsan, koordinaor panitia sekaligus ketua UKM PI menuturkan, serasehan nasional ini sengaja mengangkat tema “Mewaspadai Gejala Perkembangan Komunisme di Indonesia” untuk disajikan kepada undangan dan peserta dari berbagai kalangan, baik organisasi keagamaaan dan tokoh agama, pimpinan perguruan tinggi, kepala sekolah termasuk juga mahasiswa untuk mensinergikan pemikiran. Lanjutnya, komunisme selama ini adalah hal yang kontroversial dan acara sarasehan ini diadakan sebagai bentuk penegasan apakah komunisme itu benar-benar dilarang atau tidak, karena sampai saat ini belum ada kejelasan mengenai hal itu.

Senada dengan ihsan, Atiqullah selaku PK III menyampaikan, sebagai mahasiswa dan kaum intelektual kita harus menyikapi persoalan-persoalan bangsa dimana masyarakat saat ini sedang terjejali oleh isme-isme baru dan beberapa persoalan bangsa atas nama kebebasan. Bukankah ini adalah tugas kita untuk menyikapi persoalan itu? Termasuk juga fenomena kekerasan atas nama kebebasan, ujarnya.

Sarasehan yang juga dihadiri oleh bupati pamekasan, Holilurrahman, ini menghadirkan empat pemateri dari berbagai elemen dengan empat sub tema. Diantaranya adalah mantan ketua PBNU, Hasyim Huzadi yang menerangkan “Perkembangan Komunisme Internasional dan Pengaruhnya di Indonesia”. Lalu ada Wakapolri Komjen Nanan Sukarna yang membahas tentang “Pengaruh Gerakan Komunisme terhadap Kelangsungan NKRI”. Pemateri ketiga adalah pengurus Wakil Ketua Umum PBNU As’ad Ali membahas “Pengaruh Gerakan Komunisme di Indonesia terhadap Nahdlatul Ulama”. Lalu pemateri terakhir Anton Tabah, staf ahli Kapolri mengupas tentang “Realitas Sejarah Gerakan Komunisme di Indonesia”.

Hasyim Huzadi menuturkan, sekarang ini konflik merata ke seluruh sektor di Indonesia dan tidak ada satu kekuatan dan kegiatan yang bisa menyelidiki akar dari pada timbulnya konflik itu sendiri. “Saya harus memberbanyak dakwah dan memperbanyak tauhid, sehingga atheisme tidak masuk. Memperbanyak persatuan, agar penciptaan konflik yang dimaksud di awal tidak terjadi.”

Panitia mengatakan peserta yang mengikuti acara ini jumlahnya lebih dari seribu peserta karena mengingat kursi yang tersedia di Auditorium hampir 80% terpakai. Akan tetapi yang mengisi daftar hadir kurang lebih sekitar delapan ratusan peserta. Ini disebabkan karena pada awalnya pintu masuk peserta hanya disebelah selatan, tetapi setelah agak siang pintu sebelah barat yang pada awalnya tertutup lantas dibuka sehingga banyak peserta yang tidak melalui resepsionis untuk mengisi daftar hadir.

Seperti halnya yang disampaikan oleh Ratna Dela mahasiswi STKIP PGRI Sumenep sebagai delegasi dalam acara ini menuturkan penyampaian materi sudah bagus, tapi sayangnya audien kurang mendengarkan. Ia melanjutkan, hiburan pra acaranya cukup menghibur audien, sehingga audien tidak bosan saat menunggu acara inti dimulai. Ia berharap, kedepannya sesi acara bisa lebih menghandle audien supaya memperhatikan apa yang disampaikan oleh pemateri.

“Acara ini sudah cukup bagus, karena dengan sarasehan ini kita yang notabene ada di Pamekasan bisa tahu apa yang terjadi di luar sana,” ucap salah satu Mahasiswa STAIN, Laili Komaril (TBI/IV). “Namun ada beberapa hal yang membuat para peserta agak ngantuk,” lanjutnya menyindir keterlambatan datangnya pemateri dan bupati pamekasan.

Sarasehan nasional berakhir pada pukul 12.50, namun masih banyak peserta yang stand by di Auditorium untuk menyaksikan acara hiburan tambahan dari UKM PI.

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Penulis

Artikel Lawas · 12 Mar 2013 17:48 WIB ·

Sarasehan Nasional di STAIN Pamekasan


 Sarasehan Nasional di STAIN Pamekasan Perbesar

Pamekasan, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan menggelar Serasehan Nasional pada selasa (12/03/13) yang ditempatkan di Auditorium STAIN. Sarasehan nasional ini mengambil tema “Mewaspadai Gejala Perkembangan Komunisme di Indonesia” dan dimulai pada pukul 08.40. Acara ini diadakan oleh pihak kampus bekerja sama dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Pengembangan Intelektual (UKM PI) yang merupakan salah satu organisasi intra kampus. Acara ini tidak hanya dihadiri oleh para civitas akademika kampus STAIN saja akan tetapi juga dihadiri oleh kampus lain dan juga ORMAS di Madura seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Ihsan, koordinaor panitia sekaligus ketua UKM PI menuturkan, serasehan nasional ini sengaja mengangkat tema “Mewaspadai Gejala Perkembangan Komunisme di Indonesia” untuk disajikan kepada undangan dan peserta dari berbagai kalangan, baik organisasi keagamaaan dan tokoh agama, pimpinan perguruan tinggi, kepala sekolah termasuk juga mahasiswa untuk mensinergikan pemikiran. Lanjutnya, komunisme selama ini adalah hal yang kontroversial dan acara sarasehan ini diadakan sebagai bentuk penegasan apakah komunisme itu benar-benar dilarang atau tidak, karena sampai saat ini belum ada kejelasan mengenai hal itu.

Senada dengan ihsan, Atiqullah selaku PK III menyampaikan, sebagai mahasiswa dan kaum intelektual kita harus menyikapi persoalan-persoalan bangsa dimana masyarakat saat ini sedang terjejali oleh isme-isme baru dan beberapa persoalan bangsa atas nama kebebasan. Bukankah ini adalah tugas kita untuk menyikapi persoalan itu? Termasuk juga fenomena kekerasan atas nama kebebasan, ujarnya.

Sarasehan yang juga dihadiri oleh bupati pamekasan, Holilurrahman, ini menghadirkan empat pemateri dari berbagai elemen dengan empat sub tema. Diantaranya adalah mantan ketua PBNU, Hasyim Huzadi yang menerangkan “Perkembangan Komunisme Internasional dan Pengaruhnya di Indonesia”. Lalu ada Wakapolri Komjen Nanan Sukarna yang membahas tentang “Pengaruh Gerakan Komunisme terhadap Kelangsungan NKRI”. Pemateri ketiga adalah pengurus Wakil Ketua Umum PBNU As’ad Ali membahas “Pengaruh Gerakan Komunisme di Indonesia terhadap Nahdlatul Ulama”. Lalu pemateri terakhir Anton Tabah, staf ahli Kapolri mengupas tentang “Realitas Sejarah Gerakan Komunisme di Indonesia”.

Hasyim Huzadi menuturkan, sekarang ini konflik merata ke seluruh sektor di Indonesia dan tidak ada satu kekuatan dan kegiatan yang bisa menyelidiki akar dari pada timbulnya konflik itu sendiri. “Saya harus memberbanyak dakwah dan memperbanyak tauhid, sehingga atheisme tidak masuk. Memperbanyak persatuan, agar penciptaan konflik yang dimaksud di awal tidak terjadi.”

Panitia mengatakan peserta yang mengikuti acara ini jumlahnya lebih dari seribu peserta karena mengingat kursi yang tersedia di Auditorium hampir 80% terpakai. Akan tetapi yang mengisi daftar hadir kurang lebih sekitar delapan ratusan peserta. Ini disebabkan karena pada awalnya pintu masuk peserta hanya disebelah selatan, tetapi setelah agak siang pintu sebelah barat yang pada awalnya tertutup lantas dibuka sehingga banyak peserta yang tidak melalui resepsionis untuk mengisi daftar hadir.

Seperti halnya yang disampaikan oleh Ratna Dela mahasiswi STKIP PGRI Sumenep sebagai delegasi dalam acara ini menuturkan penyampaian materi sudah bagus, tapi sayangnya audien kurang mendengarkan. Ia melanjutkan, hiburan pra acaranya cukup menghibur audien, sehingga audien tidak bosan saat menunggu acara inti dimulai. Ia berharap, kedepannya sesi acara bisa lebih menghandle audien supaya memperhatikan apa yang disampaikan oleh pemateri.

“Acara ini sudah cukup bagus, karena dengan sarasehan ini kita yang notabene ada di Pamekasan bisa tahu apa yang terjadi di luar sana,” ucap salah satu Mahasiswa STAIN, Laili Komaril (TBI/IV). “Namun ada beberapa hal yang membuat para peserta agak ngantuk,” lanjutnya menyindir keterlambatan datangnya pemateri dan bupati pamekasan.

Sarasehan nasional berakhir pada pukul 12.50, namun masih banyak peserta yang stand by di Auditorium untuk menyaksikan acara hiburan tambahan dari UKM PI.

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Empat Mahasiswa Lakukan Praktikum di KPID Jawa Timur, Siap Kontribusi dalam Pengawasan Penyiaran

7 Oktober 2024 - 12:05 WIB

Praktikum di Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur.

Sukses Gelar Malam Puncak Penutupan Posko 1 Desa Baddurih, Banyaknya Hadiah Meriahkan Acara

17 September 2024 - 14:41 WIB

KKN Posko 1 Desa Baddurih

HMPS HTN Laksanakan Dialog Hukum dan Konstitusi, Kaprodi Sebut Itu Karakter Mahasiswa Hukum

15 September 2024 - 05:36 WIB

Dialog Hukum dan Konstitusi HMPS HTN 2024

Adakan Opening Capital Market Festival, KSPM GIS BEI Ajak Mahasiswa Berinvestasi Hindari Judi Online

10 September 2024 - 01:31 WIB

Opening Capital Market Festival, KSPM GIS BEI IAIN Madura

Prodi IQT Akreditasi Unggul! Dekan FAUD Anggap Sebagai Modal Penting tuk Unjuk Gigi

3 September 2024 - 06:46 WIB

Akreditasi Unggul Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir

Adakah FGB, Posko 2 Inginkan masyarakat yang Melek Akan Pengelolaan Sampah 

3 September 2024 - 00:58 WIB

KKN Posko 2 Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN MADURA
Trending di Liputan Khusus