Menu

Mode Gelap
HMPS Ekonomi Syari’ah Adakan Entrepreneurship Workshop Semarak Bulan Bahasa, HMPS TBIN Adakan Pemilihan Duta Bahasa Indonesia IAIN Madura Gelar Pisah Sambut Kabiro AUAK IAIN Madura Tidak Masuk 3 Besar Kampus Terbaik di Madura Versi Kemendikbudristek RI Dianggap Tidak Mendidik, Konten IMTV Mendapat Kritikan

opini · 21 Apr 2025 11:51 WIB ·

Refleksi Hari Kartini: Antara Sejarah dan Tantangan Perempuan Masa Kini


 Peringatan Hari kartini
By : fahmi/activita Perbesar

Peringatan Hari kartini By : fahmi/activita

Activita.co.id- Setiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini sebagai bentuk penghargaan terhadap sosok pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Peringatan ini bukan sekadar simbol penghormatan historis saja, melainkan momentum reflektif untuk menilai sejauh mana perjuangan Kartini dalam mengangkat derajat kaum perempuan, terlebih di era perkembangan globalisasi.

Kartini merupakan figur yang visioner. Dalam keterbatasan ruang gerak yang dihadapi perempuan pada masanya, ia mampu menyuarakan gagasan-gagasan yang inovatif. Pendapatnya mengenai pentingnya pendidikan, kebebasan berpikir, serta kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan bangak merubah pola pikir masyarakat.

Melalui karayanya yang terkenal; Habis Gelap Terbitlah Terang, Kartini menegaskan bahwa kaum perempuan bukanlah makhluk kelas dua. Ia menegaskan bahwa perempuan merupakan individu yang memiliki potensi besar untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

Namun, perjuangan Kartini belum selesai. Meskipun zaman telah maju, masyarakat masih menjumpai berbagai bentuk ketimpangan terhadap perempuan. Banyak perempuan yang masih harus berjuang untuk mununjukan posisi mereka yang seharusnya.

Oleh karena itu, peringatan Hari Kartini seharusnya tidak cukup pada kegiatan seremonial saja, melainkan menjadi pemicu semangat untuk terus memperjuangkan derajat dan martabat perempuan Indonesia.

Masyarakat dapat menjadikan peringatan ini sebagai bentuk refleksi diri untuk memperjuangkan akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang layak, melawan diskriminasi di tempat kerja, serta mengubah keadaan sosial yang merendahkan peran perempuan dalam masyarakat.

Kesetaraan bukan berarti meniadakan perbedaan, melainkan menghargai keberagaman potensi, peran dan hak tanpa adanya deskriminasi gender. Mengangkat derajat wanita bukan hanya tugas perempuan, tetapi juga tanggung jawab seluruh elemen masyarakat.

Dengan menciptakan ruang dan hak yang adil, aman, dan setara, kita bisa mewujudkan cita-cita Kartini dalam arti yang sesungguhnya, yakni menjadikan perempuan sebagai individu yang memiliki peran nyata, bermartabat, dan setara. (Nabila/Activita)

Artikel ini telah dibaca 266 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Paradoks Sunyi di Tengah Kebisingan Kelas: Saat Suara Tak Selalu Tanda Mahasiswa Sedang Belajar

24 Juni 2025 - 08:57 WIB

Gambar Oleh: Art Institute of Chicago/Unsplash

Organisasi Mahasiswa, Antara Wadah Pembinaan atau Ajang Perebutan Kekuasaan

11 Juni 2025 - 22:23 WIB

Foto By: Pyae Sone Htun/unsplash

Hari Buruh Nasional: Peringatan yang Semakin Kehilangan Makna

1 Mei 2025 - 14:33 WIB

Foto By: Mufid Majnun/unsplash

Potret Pemuda Milenial; Ambisi Tanpa Batas, Kepedulian yang Terbatas

17 April 2025 - 05:21 WIB

Foto by: Rafli Firmansyah/unsplash

Stop Gugup, Mulai 7 Trik Bicara agar Audiens Melek & Fokus!

13 April 2025 - 09:18 WIB

Foto by: Herlambang Tinasih Gusti/unsplash

Wi-Fi yang Kurang Lancar, Hambatan Serius bagi Mahasiswa IAIN Madura

18 Maret 2025 - 05:19 WIB

Trending di Kabar Kampus