IAIN Madura – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) teater Fataria Institut Agama Islam Negeri Madura datangkan dua budayawan, D. Zawawi Imron dan Sujiwo Tejo pada acara talk show kebudayaan sabtu malam di halaman gedung H (24/02/19).
Acara yang mengusung tema “Seni Menjadi Identitas Budaya ” tersebut dihadiri langsung Moh Raja’e Wakil bupati pamekasan, Muhammad Hasan wakil rektor 3, Kapolres Pamekasan, Dandim Pamekasan, pegiat budaya, dan 800 mahasiswa dari berbagai kampus di Madura.
Sebelum acara talk show dimulai, UKM Teater Fataria menampilkan pembacaan puisi, dan tarian khas lokal Madura.
Ardi Wiranata selaku ketua umum Teater fataria menuturkan bahwa acara tersebut sebagai refleksi kebuyaan. “Untuk mengajak mahasiswa dan masyarakat madura mengenali budaya, karena hari ini mulai gengsi pada budaya lokal seperti makan peccel, padahal itu identitas diri kita,” tuturnya.
D.Zawawi Imron selaku orator budaya pada acara tersebut membeberkan bahwa masyarakat Madura harus bangga karena memiliki banyak budaya. “Saya sudah keliling Belanda, Afganistan, Mesir, Israel, Banglades, Singapura dan Malaysia. Saya tidak temukan budaya dan kekayaan secantik indonesia. Bayangkan pisang di Belanda hanya satu, di indonesia ada 42 macam.” beber pria asal batang-batang tersebut.
Penyair yang dikenal dengan “Celurit Emas” tersebut juga menegaskan bahwa madura khususnya Pamekasan memiliki peran penting atas berdirinya Indonesia. “Perlu kamu ketahui, bahwa di Pamekasan, ada tokoh yang namanya Mohamad Tabrani asal Bugih, menjadi pelopor dari adanya sumpah pemuda” imbuh pria berkelahiran 1945 tersebut.
Sujiwo Tejo sebagai bintang tamu mengajak peserta kembali mengenal dan memakai budaya lokal madura. “Silahkan kenali budayamu, karena bila dirimu tidak mengenal budayamu, maka dalam dirimu tidak akan ada aku dalam aku,” tutur beliau diiringi tepuk tangan peserta.
Sementara itu, Moh. Raja’e selaku wakil bupati Pamekasan cukup mengapresiasi acara tersebut karena UKM Teater Fataria bisa mendatangkan dua tokoh budaya Nasional tersebut. “Selamat datang kepada Mbah sujiwo tejo, dan pak de di kota gerbang salam dan terimakasih sebesar-besarnya kepada fataria karena pada malam ini bisa mengembalikan ngaji budaya,” ucapnya.
(Rof).