Puisi: Perjalanan yang Angkuh
Perbesar
Bis muncul dari arah penglihatan berhenti menjamu penumpang dan
aku melajukan perbincangan dengan imaji pertemuan sementara pedangang asongan sibuk melebay ditangannya bermacam pilihan rasa menunggu
saat tubuh ku rebahkan pada pihan pertama tempat duduk
ada belaian rasa dari orang menyisahkan nafsu sementara suguhan bermacam pilihan menyesakkan dari itu arah kupandang perihmya mengalir mengenai tulang dalam
hingga jalan terasa berabad memotong para waktu biasa beranjak tak bertangga
pertemuan masih lama mengayun mimpi dari pertama ku bergegas berlalu dari tempat lama
semakin mengukir beberapa pemandangan mengingatkan kemerdekaan belum tuntas
sementara lebih dalam kupikirkan mengingat perihnya menunggu yang terlantar oleh supir bis seringkali menambahkan kepedasan setelah rasa berkeringat
perjalanan yang angkuh menyamai terik
bermanja melunglaikan seluruh tubuh yang telah rapuh
gara-gara mandiku mengejar waktu dan tabiat para pengadu nasib tumpah disepanjang lorong pikiran dan dipandanganku yang tersisa
bisku kembali lagi menambahkan baraku ber Api
by: Andawi AD
Pamekasan,2 April 2013
Artikel ini telah dibaca 17 kali
Puisi: Perjalanan yang Angkuh
Perbesar
Bis muncul dari arah penglihatan berhenti menjamu penumpang dan
aku melajukan perbincangan dengan imaji pertemuan sementara pedangang asongan sibuk melebay ditangannya bermacam pilihan rasa menunggu
saat tubuh ku rebahkan pada pihan pertama tempat duduk
ada belaian rasa dari orang menyisahkan nafsu sementara suguhan bermacam pilihan menyesakkan dari itu arah kupandang perihmya mengalir mengenai tulang dalam
hingga jalan terasa berabad memotong para waktu biasa beranjak tak bertangga
pertemuan masih lama mengayun mimpi dari pertama ku bergegas berlalu dari tempat lama
semakin mengukir beberapa pemandangan mengingatkan kemerdekaan belum tuntas
sementara lebih dalam kupikirkan mengingat perihnya menunggu yang terlantar oleh supir bis seringkali menambahkan kepedasan setelah rasa berkeringat
perjalanan yang angkuh menyamai terik
bermanja melunglaikan seluruh tubuh yang telah rapuh
gara-gara mandiku mengejar waktu dan tabiat para pengadu nasib tumpah disepanjang lorong pikiran dan dipandanganku yang tersisa
bisku kembali lagi menambahkan baraku ber Api
by: Andawi AD
Pamekasan,2 April 2013
Artikel ini telah dibaca 0 kali
Baca Lainnya
Trending di Kabar Kampus