*Fokus:Peserta Seminar menyimak penyampaian dari pemateri
STAIN PAMEKASAN- Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (TIPS) menggelar Seminar Nasional di auditorium kampus Sekolah Tingggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan pada kamis (7/9). Acara yang mengusung tema “Prospek dan Tantangan Pendidikan IPS di Era Globalisasi” tersebut menghadirkan Ketua Pasca Sarjana Pendidikan IPS Universitas Negeri Surabaya, Drs. Nasution, M.Hum., M.Ed., Ph.D. Sebagai Pemateri.
Turut hadir pada acara tersebut Ketua STAIN Pamekasan, Mohmmad Kosim, Semua Dosen dan mahasiswa TIPS, undangan dari beberapa guru IPS di wilayah Madura, serta pengurus Himpunan Mahasiswa (Hima) Prodi di jurusan Tarbiyah.
Diadakan acara tersebut sebagai langkah konsolidasi antar mahasiswa TIPS dari mahasiswa semester lima hingga mahasiswa baru, selain itu sebagai bentuk penyambutan mahasiswa baru. “Oleh sebab itu kami mengadakan di awal perkulyahan”, ujar Siti Azizah, Ketua Prodi TIPS.
Bagi prodi TIPS, acara seminar nasional tersebut memiliki nilai penting dan perlu, supaya prodi TIPS turut serta berperan aktif dalam mengembangkan ilmu-ilmu IPS dalam menghadapi tantangan globalisasi. “TIPS itu merupakan gabungan dari dua konsep, yang pertama Tadris dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Jadi lulusan dari prodi TIPS ini disiapkan menjadi guru IPS yang handal”, tutur Mohammad Kosim dalam sambutannya.
Sebagai prodi baru terdapat beberapa hal yang menjadi kendala dalam proses pelaksanaan seminar tersebut, baik itu dari perencanaan, pendanaan, juga kendala teknis. “salah satunya di perencanaan, jadi kami (panitia) butuh banyak waktu untuk ketemu memfokuskan (persiapan seminar) ini”. Ungkap Hasan Basri, selaku ketua panita.
Terkait dengan pelaksanaan seminar tersebut, Nasution mengungkapkan bahwa dirinya menghormati STAIN yang berbasis agama. Dengan mengundang pemateri dari universitas “sekuler” yang tidak berbasis agama, Menurutnya, hal itu menunjukkan tingkat kedewasaan STAIN. “Karena yang namanya ilmu itu global ya, tidak ada batas-batas yg mensekat. Jadi dengan mengundang dari luar (pemateri yang tidak berbasih agama) itu akan memperkaya wawasan mahasiswa STAIN sehingga ada gabungan antara ilmu-ilmu yang bersifat dogmatis dengan ilmu yang bersifat ilmiyah”, tuturnya.
Untuk memajukan IPS kedepan, Nasution berharap kepada seluruh pemangku pendidikan IPS, baik dari pengajar maupun pelajar, untuk berupaya meningkatkan kompetensi dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan juga nilai-nilai. “Sehingga dengan kompetensitersebutdiharapkan pelaku IPS dapat menjawab tantangan ataupun masalah-masalah yang ada di masyarakat. Ketika itu dilakukan maka prospeknya akan menjadi lebih baik, tapi ketika mereka hanya mengajarkan konsep-konsepnya saja, tidak ada sumbangannya terhadap masyarakat tentu akan tidak berhasil”, tambahnya. (byt)