![]() |
Baru : kopi Kodeng |
IAIN Madura, Activita– Mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) posko 122 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura menghasilkan produk Kopi Kole’en Keddhang (Kodhang) dan Stick Daun Singkong (Stick DASI) dalam melakukan pemberdayaan di Desa Lobuk, Kec. Bluto, Kab. Sumenep.
Produk ini sebelumnya telah disosialisasikan pada masyarakat Desa Lobuk pada Sabtu (20/07/19) dan bekerja sama dengan perangkat desa dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
M. Salman Firmansyah (PBS/7) Kordinator Desa (Kordes) posko 122 mengungkapkan, di Desa Lobuk banyak pohon singkong yang daunnya belum dikelola. Selain itu, Desa lobuk juga banyak pohon pisang yang ditanam dan buahnya dijual oleh masyarakat. “Banyaknya potensi desa yang belum dikelola membuat kami berinisiatif untuk mengolah daun singkong dan kulit pisang menjadi Stik DASI dan Kodhang,” jelasnya. Minggu, (28/07/19).
Lebih lanjut ia menuturkan, kulit pisang memiliki kandungan gizi lebih banyak dari buahnya, sehingga baik bagi kesehatan. “Selain memiliki khasiat yang baik bagi, produk ini juga bisa dijual untuk menunjang perekonomian masyarakat,” imbuh mahasiswa semester 7 tersebut.
Patwari selaku aparat desa mengatakan, produk dari kulit singkong dan kulit pisang merupakan produk yang unik untuk diproduksi. “Saya baru melihat produk seunik ini, karena daun singkong dan kulit pisang yang biasanya dibuang ternyata dengan adanya peserta KPM Posko 122 ini dapat menambah nilai ekonomis dari sesuatu barang yang dinilai tidak berharga,” ungkapnya.
Sementara itu, Rifky selaku pengelola Bumdes mengungkapkan, olahan kulit singkong dan kulit pisang bisa menjadi kopi olahan bumdes dengan ciri yang unik. “Kedua produk ini memiliki ciri khas tersendiri. kopi kulit pisang ini terasa seperti kopi biasanya dengan aroma pisangnya yang kuat. Sedangkan daun singkongnya juga tidak terasa pahitnya. Produk ini cocok untuk dikelola Bumdes,” ujarnya.
Bumdes menyarankan, kedua produk tersebut terus dikembangkan. “Saya berharap produk ini terus dikembangkan dan tidak hanya terhenti dalam sosialosasi ini,” pungkasnya. (Tri)