Menu

Mode Gelap
HMPS Ekonomi Syari’ah Adakan Entrepreneurship Workshop Semarak Bulan Bahasa, HMPS TBIN Adakan Pemilihan Duta Bahasa Indonesia IAIN Madura Gelar Pisah Sambut Kabiro AUAK IAIN Madura Tidak Masuk 3 Besar Kampus Terbaik di Madura Versi Kemendikbudristek RI Dianggap Tidak Mendidik, Konten IMTV Mendapat Kritikan

Artikel Lawas · 19 Des 2011 15:00 WIB ·

PKL Berjuang Untuk Menafkahkan Keluarga


 PKL Berjuang Untuk Menafkahkan Keluarga Perbesar

Pamekasan: Kiprah orang tua menghidupi keluarganya tak aral dari pengorbanan, walaupun harus mengorbankan kehangatan kebersamaan dengan keluarga. Hal ini dialami oleh bu’ Kus, salah satu pedagang kaki lima di pasar malam Tapsiun, Pamekasan. dia berani mengorbankan waktunya hanya untuk mendapatkan penghasilan yang tidak sepadan dengan pengorbanannya.

Walaupun harus megorbankan sebagian hartanya, yakni untuk modal penjualan sosis, dia tetap tidak patah semangat untuk mendapatkan nafkah yang halal. Semangat untuk tetap menghidupkan keluarga, dia tetap perjuangkan, “setiap malam saya berada di tempat ini, untuk menjual sosis” kata perempuan yang berparas cantik ini, “paginya saya jualan sosis di depan sekolah dasar patemmon, malamnya saya jualan di pasar ini” tambahnya.

Penghasilannya tidak seberapa, jika dibandingkan dengan gaji presiden, ‘ha ha ha’. “jika dibandingkan antara penghasilan penjualan di SDN dengan di Tapsiun, lebih banyak jualan di SDNlah mas” tambah perempuan yang beralamat di Gang VII Patemon ini. Kegiatan membantu jualan sosis dia juga melibatkan anany, tapi, hanya dirumahnya, itupun waktu sore saja.

Seperti biasa, di pasar malam, para PKL disediakan tempat oleh pemerintah. Fasilitas yang disediakan pemerintah ini sebenarnya sangat mendukung terhadap perekonomian rakyat menengah kebawah, disamping ada lokalisasi, mereka dapat berkenalan dengan PKL lainnya. untuk saling mempererat tali persaudaraan para PKL setiap malam minggu mengadakan arisan seperti yang dikatakan perempuan yang juga aktif di PKK ini “Setiap minggunya kami mengadakan arisan yang berbentuk undian letrek, satu kali setor Rp. 50.000”.

Diselasela kesibukannya menjual sosis, ibu rumah tangga yang mempunyai suami bernama Husyairi ini tetap sudi diminta waktunya untuk diwawancarai crew VITA POS.

Bagi PKL setiap kali mendirikan tenda disini dikenakan biaya Rp. 1000. Hal ini adalah pasti, karena di Tapsiun ada ketuanya (tukang tagih) yang kemudian uang tersebut diberikan kepada dinas pendapatan dan usaha kecil menengah kebawah. “ini juga untuk kemaslahatan kami juga, jika ada tempat yang rusak maka akan diperbaiki oleh pemerintah, tapi sampai saat ini saya harus bersusah payah untuk mendirikan posko ini sendirian” paparnya jelas kepada VITA POS.(esa/bdr/onk)

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Penulis

Artikel Lawas · 19 Des 2011 15:00 WIB ·

PKL Berjuang Untuk Menafkahkan Keluarga


 PKL Berjuang Untuk Menafkahkan Keluarga Perbesar

Pamekasan: Kiprah orang tua menghidupi keluarganya tak aral dari pengorbanan, walaupun harus mengorbankan kehangatan kebersamaan dengan keluarga. Hal ini dialami oleh bu’ Kus, salah satu pedagang kaki lima di pasar malam Tapsiun, Pamekasan. dia berani mengorbankan waktunya hanya untuk mendapatkan penghasilan yang tidak sepadan dengan pengorbanannya.

Walaupun harus megorbankan sebagian hartanya, yakni untuk modal penjualan sosis, dia tetap tidak patah semangat untuk mendapatkan nafkah yang halal. Semangat untuk tetap menghidupkan keluarga, dia tetap perjuangkan, “setiap malam saya berada di tempat ini, untuk menjual sosis” kata perempuan yang berparas cantik ini, “paginya saya jualan sosis di depan sekolah dasar patemmon, malamnya saya jualan di pasar ini” tambahnya.

Penghasilannya tidak seberapa, jika dibandingkan dengan gaji presiden, ‘ha ha ha’. “jika dibandingkan antara penghasilan penjualan di SDN dengan di Tapsiun, lebih banyak jualan di SDNlah mas” tambah perempuan yang beralamat di Gang VII Patemon ini. Kegiatan membantu jualan sosis dia juga melibatkan anany, tapi, hanya dirumahnya, itupun waktu sore saja.

Seperti biasa, di pasar malam, para PKL disediakan tempat oleh pemerintah. Fasilitas yang disediakan pemerintah ini sebenarnya sangat mendukung terhadap perekonomian rakyat menengah kebawah, disamping ada lokalisasi, mereka dapat berkenalan dengan PKL lainnya. untuk saling mempererat tali persaudaraan para PKL setiap malam minggu mengadakan arisan seperti yang dikatakan perempuan yang juga aktif di PKK ini “Setiap minggunya kami mengadakan arisan yang berbentuk undian letrek, satu kali setor Rp. 50.000”.

Diselasela kesibukannya menjual sosis, ibu rumah tangga yang mempunyai suami bernama Husyairi ini tetap sudi diminta waktunya untuk diwawancarai crew VITA POS.

Bagi PKL setiap kali mendirikan tenda disini dikenakan biaya Rp. 1000. Hal ini adalah pasti, karena di Tapsiun ada ketuanya (tukang tagih) yang kemudian uang tersebut diberikan kepada dinas pendapatan dan usaha kecil menengah kebawah. “ini juga untuk kemaslahatan kami juga, jika ada tempat yang rusak maka akan diperbaiki oleh pemerintah, tapi sampai saat ini saya harus bersusah payah untuk mendirikan posko ini sendirian” paparnya jelas kepada VITA POS.(esa/bdr/onk)

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Goals Budayakan Literasi; Fradiksi IAIN Madura Sukses Laksanakan Train B KIP-K 2024

31 Desember 2024 - 12:03 WIB

Fradiksi IAIN MADURA 2024

Perbankan Syariah IAIN Madura Rayakan Anniversary Ke-15

29 Desember 2024 - 13:24 WIB

Hari Lahir Perbankan Syariah

Penguatan Komitmen di HARLAH PSBD yang ke 4

21 Desember 2024 - 14:14 WIB

Hari Lahir Ke-4 PSBD 2024

Ini Dia Harapan Wisudawan Terbaik terhadap UIN Madura ke Depan

10 Desember 2024 - 06:23 WIB

Lulusan Terbaik IAIN Madura 2024

Penjagaan Kurang Ketat, Sepeda Mahasiswa IAIN Madura Raib 

9 Desember 2024 - 08:17 WIB

Pencurian Sepeda Motor

PGMI Adakan Diklat Guna Bekal Bersaing Jadi Guru Profesional 

8 Desember 2024 - 13:05 WIB

Diklat PGMI 2024
Trending di Liputan Khusus