Activita.co.id- Suasana pagi hari yang cerah menyambut kedatangan Rizki, seorang santri baru di
Pesantren Cahaya Hikmah. Rizki adalah anak yatim piatu yang tumbuh di panti asuhan sejak
kecil. Ketika ia mendengar tentang Pesantren Cahaya Hikmah yang terkenal dengan
pendidikan agamanya yang kokoh, hatinya pun bergetar. Dalam benaknya, ia
membayangkan kesempatan untuk belajar dan tumbuh dalam lingkungan yang penuh
cahaya itu.
Setelah tiba di pesantren, Rizki disambut hangat oleh para santri senior dan para
ustadz yang ramah. Dalam kehidupan sehari-hari, Rizki mengikuti jadwal yang ketat,
dimulai dari shalat berjamaah di masjid hingga pelajaran agama dan bahasa Arab. Ia juga
belajar keterampilan lain seperti seni kaligrafi dan ilmu pengetahuan umum.
Di antara semua kegiatan yang ia lakukan, Rizki sangat tertarik dengan pengajaran
sejarah Islam. Ia menyadari bahwa banyak kisah heroik dan inspiratif dari masa lalu yang
bisa dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu tokoh yang paling ia kagumi
adalah Khalid bin Walid, seorang jenderal yang ulung dalam perang dan taat dalam agama.
Suatu hari, saat Rizki berjalan-jalan di sekitar pesantren, ia menemukan sebuah buku
kuno yang tergeletak di antara reruntuhan bangunan tua. Tertarik dengan penemuan itu,
Rizki membawanya pulang dan mulai membacanya. Ternyata, buku itu berisi kisah-kisah
tentang para tokoh Islam dan perjalanan hidup mereka. Karena membaca buku itu, Rizki
semakin terinspirasi oleh keberanian dan kegigihan para tokoh yang digambarkan dalam
cerita. Ia bersemangat untuk mengikuti jejak mereka dan berusaha menjadi orang yang
bermanfaat bagi agama dan masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, Rizki semakin berkembang secara pribadi dan spiritual.
Ia menjadi salah satu santri yang paling rajin dalam menghafal Al-Qur’an dan sering terlihat
membantu teman-temannya dalam berbagai hal. Ketika ada santri yang kesulitan
memahami pelajaran, Rizki selalu bersedia memberikan penjelasan dengan sabar dan penuh
pengertian.
Namun, perjalanan Rizki tidak selalu mulus. Ia menghadapi ujian yang berat ketika
salah seorang temannya jatuh sakit parah. Rizki merasa sedih dan bingung karena tidak tahu
apa yang harus ia lakukan. Ia kemudian mengingat salah satu cerita dalam buku kuno yang
pernah ia temukan. Dalam
cerita tersebut, menceritakan tentang seorang dokter muslim terkenal yang selalu memberikan
pengobatan dan bantuan kepada siapa pun yang membutuhkannya. Terinspirasi oleh cerita yang ia baca, Rizki pergi mencari informasi tentang penyakit temannya dan berbicara dengan
para ustadz dan guru di pesantren. Ia belajar tentang pengobatan alternatif dan berdoa
dengan tulus agar temannya cepat sembuh. Dengan izin Allah, teman Rizki akhirnya
sembuh. Semua orang di pesantren terharu melihat ketulusan Rizki dan kesungguhannya
dalam membantu orang lain. Ia menjadi teladan bagi para santri lainnya.
Hari-hari Rizki di Pesantren Cahaya Hikmah berlalu dengan penuh makna dan
kebahagiaan. Ia semakin mengerti bahwa menjadi seorang santri tidak hanya tentang belajar
agama, tetapi juga tentang menjadi sosok yang peduli dan siap membantu sesama. Ketika
waktunya tiba untuk pulang, Rizki meninggalkan pesantren dengan hati yang penuh syukur.
Ia merasa bahwa perjalanan di Pesantren Cahaya Hikmah telah mengubah hidupnya secara
positif. Dalam hatinya, ia berjanji untuk terus menjaga cahaya yang telah ditemukan di
pesantren itu dan meneruskannya kepada orang lain di sepanjang hidupnya.
Dengan semangat dan keyakinan yang baru, Rizki kembali ke panti asuhan dengan
harapan membawa perubahan positif kepada sesama anak-anak yatim piatu lainnya. Ia yakin
bahwa cahaya yang ia temukan di pesantren akan terus menyala dalam perjalanan hidupnya,
membawa kebaikan bagi semua orang yang ia temui. (Syahiduddin/Activita)