Activita.co.id – Institut Agama Islam Negri (IAIN) Madura selenggarakan lomba Kiran Budaya antar istansi internal dalam memperingati Hari Lahir ke-58, dengan tema “Menuju UIN Madura sebagai Kampus Tanèyan Lanjhâng” Start acara ini di mulai dari depan gedung Islamic Center Pamekasan sampai depan Gedung Rektorat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, pada Selasa (13/8/2024).
Acara tersebut ikut dimemeriahkan oleh berbagai civitas akademika baik dosen maupun mahasiswa di lingkup Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura.
Acara Kirab Budaya ini merupakan acara perdana yang di adakan oleh pihak Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut (DEMA-I) sekaligus puncak penutup dari berbagai rentetan acara peringantan Hari Lahir (Harlah) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura yang ke 58. Selain Kirab budaya, Harlah ke-58 ini juga diisi dengan banyak macam event lainnya, yang sudah terlaksana dari beberapa hari sebelumnya, mulai dari lomba essai, badminton, video profil kampus, catur, stan up comedy, dan ditutup dengan lomba kirab budaya sekaligus pemberian hadiah dan pengundian kupon.
Dalam sambutannya, Maimun, selaku Wakil Rektor 1 menyampaikan tanggapan dan ucapan terimakasih kepada seluruh elemen dalam suksesnya acara Harlah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura yang ke 58 ini, dan berharap agar acara semacam itu bisa konsisten untuk terus terlaksana di kemudian hari.
“Event ini merupakan event yang besar bagi seluruh civitas akademika IAIN madura karena baru pada kesempatan kali ini kegiatan Harlah IAIN madura diakhiri dengan kegiatan yang sangat meriah yaitu kirab budaya. Kegiatan seperti ini sangat penting untuk diagendakan di tahun-tahun berikutnya untuk Harlah IAIN Madura,” tuturnya.
Ach. Fawaid selaku salah satu dosen dari Fakultas Tarbiyah menyampaikan tanggapan terkait Kirab Budaya yang digelar dalam rangka Harlah IAIN yang ke 58 ini.
“Acara kirab budaya ini perlu untuk ditingkatkan di tahun-tahun yg akan mendatang. Setidaknya kita lebih mencintai budaya-budaya nasional khususnya budaya lokal sehingga kita tidak lupa terhadap kekayaan budaya Indonesia itu sendiri. Acara ini merupakan acara luar biasa karena acara ini pertama kali digelar sejak perayaan hari ulang tahun IAIN Madura,” ucapnya.
Samsul Arifin selaku Presiden Mahasiswa (Presma) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura menyampaikan bahwa tujuan dan harapan diadakannya acara Kirab Budaya tersebut adalah untuk menyambut peralihan status kampus menuju Universitas Islam Negeri (UIN) Madura dengan mengangkat tema Kampus Tanèyan Lanjhâng.
“Sebenarnya tujuan diadakannya acara kirab budaya ini yaitu karena kampus kita sebentar lagi akan bertransformasi nama menjadi UIN Madura yang mengangkat tema Kampus Tanèyan Lanjhâng. Jadi kita mengangkat budaya lokal khususnya Madura, dan ini merupakan suatu bentuk bagaimana kita menjaga adat istiadat yang diturunkan oleh nenek moyang kita walaupun kita sebagai millenial tentunya kita tidak harus melupakan budaya sendiri, maka dengan intelektual dan akademis yg kita miliki kita juga harus menjaga adat dan istiadat yang ada,” ucapnya ketika diwawancarai.
Ia juga melanjutkan harapannya pada kampus agar tetap mendapatkan support dari semua pihak dan setiap elemen di lingkup Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, untuk mencapai tujuan utamanya sebagai cita-cita bersama.
“Dan pesan untuk IAIN kedepannya yang insyaallah akan menuju UIN madura, maka dari itu kita butuh support dari semua elemen baik mahasiswa dan seluruh civitas akademika, dan hal itu wajib kita bekali bersama karena suksesnya transformasi UIN ini bukan hanya tugas pimpinan saja melainkan kita harus berkolaborasi sehingga UIN Madura dapat terwujud dalam cita-cita kita semua,” lanjutnya penuh harap.
Fuji Nur Izza Afkarina selaku delegasi dari Duta Fakultas Syari’ah, Program Studi (Prodi) Hukum Tata Negara (HTN) dengan antusias menyampaikan tanggapannya dalam ikut serta menyemarakkan acara tersebut.
“Hal ini merupakan langkah awal yang sangat bagus karena kita tidak hanya fokus dalam pendidikan saja, melainkan bagaimana cara kita memperkenalkan kepada masyarakat bahwa Indonesia ini bermacam budaya. Apalagi di era digital sekarang banyak budaya-budaya luar yang masuk dan mempengaruhi budaya yang ada, sehingga, kita lupa bahwasanya kita juga memiliki budaya yang seharusnya dilestarikan. Maka dari itu acara seperti ini merupakan langkah awal yang sangat bagus dan dipandang perlu untuk dijaga bersama untuk membangkitkan kesemangatan dan antusiasme dalam melestarikannya,” tuturnya. (Fashihul Lisan/Activita)