Menu

Mode Gelap
HMPS Ekonomi Syari’ah Adakan Entrepreneurship Workshop Semarak Bulan Bahasa, HMPS TBIN Adakan Pemilihan Duta Bahasa Indonesia IAIN Madura Gelar Pisah Sambut Kabiro AUAK IAIN Madura Tidak Masuk 3 Besar Kampus Terbaik di Madura Versi Kemendikbudristek RI Dianggap Tidak Mendidik, Konten IMTV Mendapat Kritikan

Artikel · 25 Agu 2019 08:23 WIB ·

Pentingnya Pendidikan Karakter didalam Keluarga


 Pentingnya Pendidikan Karakter didalam Keluarga Perbesar

Oleh: Abd. Hannan

     Menumbuhkan Pendidikan Karakter adalah sebuah kesadaran. Terutama bagi para pendidik dan anak didik. Sudah menjadi hal yang wajib untuk di tumbuhkan. Namun kenyataannya pendidikan karakter pada saat ini, mengalami penurunan. Terbukti dengan banyaknya kasus-kasus yang terjadi. Mulai dari kasus peserta didik sampai pada pendidiknya. Di karenakan apa?. Di karenakan lunturnya pendidikan karakter. Itu menjadi tamparan keras bagi bangsa ini. Bagaimana mau memajukan bangsa, jika karakternya sudah rusak. Mulai dari akhlak, etika, moral, dan budi pekerti. semua sudah luntur, maka tidak menutup kemungkinan bangsa ini juga rusak. Terutama para generasi muda, perlu kesadaran apa kewajiban sebagai generasi penerus bangsa. Apakah hanya tawuran kesana kemari atau berpesta di dunia malam. Apakah itu tugasnya?. Tidak generasi muda adalah generasi yang akan meneruskan perjalanan bangsa ini. Jika karakternya rusak, maka kemungkinan bangsa ini akan rusak.

       Dari mana pendidikan karakter mulai di tumbuhkan?. Pertama yaitu didalam keluarga. Orang tua menjadi pemegang ujung tombak,di dalam penumbuhan pendidikan karakter dalam keluarga. pusat atau lembaga pendidikan itu ada di tiga tempat. Yang disebut Tri Pusat Pendidikan. yaitu Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat. Ketiga tempat tersebut merupakan lembaga atau pusat dimana pendidikan berlansung. Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama bagi seseorang. Pendidikan dalam keluarga sangat berperan, dalam mengembangkan watak, karakter, dan kepribadian seseorang. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus di tumbuhkan di dalam keluarga. Keluarga merupakan pondasi dasar, untuk  menumbuhkan karakter atau moral anak di masa yang akan datang. 
       Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, informal, dan nonformal, yang akan saling melengkapi. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan di sekolah. pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga. Dan pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan lingkungan atau masyarakat. Namun dari ketiga jalur tersebut, keluarga termasuk jalur pendidikan informal, atau jalur pendidikan luar sekolah. yang menjadi pondasi bagi jalur yang lain. Seperti yang di katakan oleh Moehammad Isa Soelaiman, keluarga merupakan suatu lembaga pendidikan di luar sekolah. pendidikan yang di selenggarakan di dalam keluarga, digolongkan ke dalam jenis pendidikan  yang lebih bersifat informal. Bukan berarti kedudukan dalam keluarga sebagai lembaga pendidikan itu kurang penting. Justru sebaliknya, keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama bagi anak. Baik ditinjau dari segi waktu. dari segi intensitas, dan tanggung jawab, pendidikan yang berlangsung dalam keluarga. 
       Dalam undang-undang sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa keluarga merupakan salah satu penanggung jawab pendidikan, di samping sekolah dan masyarakat. Didalamnya disebutkan bahwa keluarga sebagai lembaga pendidikan, yang berfungsi memberikan penedidikan dasar, berkenaan dengan keagamaan dan budaya. Oleh karena itu, kedudukan  keluarga sebagai lembaga pendidikan sangatlah vital. Sudah menjadi kesadaran tersendiri bagi para orang tua, untuk menumbuhkan  karakter anak didalam keluarga. Namun kenyataannya masih banyak orang tua, yang masih kurang peduli, dan lalai, terhadap perkembangan pendidikan anak, kebanyakan orang tua hanya memasrahkan ke lembaga sekolah. bahkan lebih parahnya lagi terkadang ada orang tua, lupa anaknya sudah kelas berapa. Itulah akibatnya, jika orang tua kurang memperdulikan perkembangan pendidikan anak. Tidak menutup kemungkinan anak yang rusak akhlaqnya itu, karena jauhnya hubungan batin antara orang tua dan anak. Pengawasan orang tua terhadap anak kurang. Pengasawan yang bagaimana?. Pengawasan bukan berarti menekan, tetapi memberi arahan dengan sikap yang baik. Sehingga anak merasakan kenyamanan.
       Orang tua perlu merealisasikan model-model pendidikan karakter didalam keluarga, upaya penumbuhan nilai-nilai karakter kepada anak. Dilakukan oleh orangtua didalam keluarga. Dalam upaya menerapkan model pendidikan karakter didalam keluarga, perlu adanya pendekatan konseptual. Pendekatan yang digunakan, dalam merumuskan model pendidikan karakter dalam keluarga. Meliputi empat komponen, yaitu tujuan, program, proses, dan evaluasi. Jadi keempat model ini harus direalisasikan dalam keluarga. Dan orang tua harus mampu menjadi ujung tombak. Dalam melaksanakan keempat komponen tersebut. 
       Pertama Tujuan, yang di maksud dalam model ini yaitu sasaran atau hasil akhir yang ingin dicapai. Melalui proses pendidikan karakter. jadi apa yang ingin dicapai itu harus jelas. Supaya dalam menerapkan itu tidak ada yang sia-sia. Karena tujuannya sudah jelas. Jika tidak ada tujuan yang ingin dicapai. Maka tidak menutup tidak akan ada sebuah usaha. orang melakukan usaha, karena ada yang ingin di capai. Dharma Kusuma dkk. Mengatakan, tujuan penting pendidikan karakter adalah “memfasilitasi pengetahuan dan pengembangan nilai-nilai tertentu. Sehingga terwujud dalam perilaku anak”. Pengetahuan dan pengembangan memiliki makna. Bahwa pendidikan karakter sebuah proses, membawa anak didik. Memahami dan merefleksi bagaimana suatu nilai menjadi penting, dan diwujudkan dalam keseharian manusia, termasuk bagi anak. Nilai yang seperti apa?. Yaitu nilai kebaikan seperti, sopan, jujur, etika, dan nilai kebaikan lainnya. Pengembangan juga mengarahkan proses pendidikan, pada proses dan dampak pada pembiasaan. Sehingga terjadi hubungan, antara penguatan perilaku anak, melalui pembiasaan di rumah dan di sekolah. Jika sudah terbiasa melakukan hal yang baik. Maka prilaku kebaikan akan menjadi budaya.
       Jadi tujuan pendidikan karakter yaitu, menumbuhkan  kepribadian dan budi pekerti yang luhur. Sebagai modal dasar, dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui pendidikan karakter di dalam keluarga, diharapkan seorang anak mampu dan memahami nilai-nilai positif. Dan merealisasikan didalam prilaku sehari-hari.
       Kedua program, program yang di maksud yaitu bentuk-bentuk usaha atau kegiatan, yang akan lakukan dalam menumbuhkan  karakter pada anak. Program yang seperti apa?. Pertama adanya pengajaran, pengajaran merupakan bagian penting dari pendidikan. yaitu proses penyampaian pengetahuan kepada siswa atau anak. Kedua adanya Pemotivasian, jadi orang tua itu harus selalu memberikan motivasi terhadap anak, gagal atau berhasil. Tetap memberikan motivasi. supaya apa? Supaya anak itu tidak akan pernah putus asa. Sehingga dengan motivasi dari orangtua, anak akan lebih berfikir luas. Dan juga pendekatan secara batin, antara anak dan orangtua semakin melekat.
 Ketiga peneladanan, didalam peneladanan ini. orangtua tidak hanya menyampaikan materi. Namun sikap dan prilaku sehari-hari. Harus berkarakter, sehingga anak akan termotivasi dengan sikap berkarakter orangtua. Dan akan berusaha untuk melakukan yang terbaik, untuk orangtua. Jadi orangtua memberikan contoh yang baik. Mulai dari perkataan, sikap, dan perilaku. 
      Ketiga proses, proses yang di maksud yaitu, kegiatan menjalankan program yang sudah di buat. Proses melakukan usaha dalam mencapai tujuan pendidikan karakter. Didalam proses ini terdapat sebuah perjuangan yang besar, dalam pencapaian tujuan pendidikan karakter. jadi apa yang di rancang atau di tetapkan dalam  program itu. lalu di kerjakan. Itulah yang disebut proses. Keempat Evaluasi, evaluasi yang dimaksud yaitu penilaian atau pengukuran tingkat keberhasilan anak. Dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Didalam sebuah program. Jadi setelah proses selesai, perlu adanya evaluasi. Supaya bisa mengetahui tingkat keberhasilan daan bisa mengetahui letak kekurangan dalam upaya tersebut.
       Sehingga model tersebut bisa di terapkan dengan terkonsep. Jika model tersebut dilaksanakan secara disiplin dan konsisten. Maka akan menghasilkan seorang anak yang mempunyai akhlak baik.
Artikel ini telah dibaca 22 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Dilema Pilihan Jodoh: Antara Harapan Orang Tua dan Kebebasan Anak

1 Oktober 2024 - 16:43 WIB

Pentingnya Friendly dalam Kehidupan Sehari-hari

29 September 2024 - 16:40 WIB

Peran Self Love dalam Mengatasi Insecure Perempuan

28 September 2024 - 13:37 WIB

Menghilangkan Rasa Tidak Percaya Diri dengan Mencintai Diri Sendiri

KAPASITAS PENDIDIKAN BAGI PEREMPUAN MADURA

27 September 2024 - 08:44 WIB

Kesetaraan Gender Perempuan Madura

Kesetaraan Gender dan Budaya Patriaki yang Tak Kunjung Lekang

24 September 2024 - 15:04 WIB

Kesetaraan Gender Perempuan Madura

IAIN Madura Tidak Masuk 3 Besar Kampus Terbaik di Madura Versi Kemendikbudristek RI

11 Oktober 2022 - 07:29 WIB

Trending di Artikel