Pentas Studi, Pentasnya Anggota Baru
Perbesar
STAIN Pamekasan – Selama 3 hari, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Fataria mengadakan Pentas Studi yang bertempat di gedung Auditorium STAIN Pamekasan. Pentas Studi ini merupakan pentas untuk anggota baru teater Fataria. Sebelumnya anggota baru mendapatkan pelatihan dan ilmu berupa diklat, training dasar, dan eksplorasi. Apa yang sudah didapatkan oleh anggota baru, kemudian diterapkan melalui Pentas Study.
Tidak ada proses seleksi dalam pentas ini. Semua anggota baru yang serius dan ingin berproses bisa mengikuti pentas. “Semua anggota baru bisa ikut, kecuali yang memang tidak bisa ikut, kami tidak memaksakan,” ungkap Ghazali, ketua teater Fataria. Sebanyak 23 anggota baru tampil pada pentas tersebut, yang dibagi dalam 3 kelompok.
Meskipun pentas study merupakan ajang untuk anggota baru, Fataria tetap membuka pintu untuk komunitas teater lainnya. Ada 3 teater luar yang ikut meramaikan pentas. Diantaranya, teater GEO dari UNIPA Surabaya, teater Desah dari UTM Bangkalan dan teater Sendratasik dari UNESA Surabaya.
Tujuan Fataria mengundang teater dari luar yakni untuk mengenalkan anggota baru Fataria pada komunitas teater lain. Kemudian untuk menunjukkan kepada anggota baru bahwa Fataria mempunyai teman dari komunitas teater lainnya. “Teman-teman bisa melihat pementasan dari luar agar bisa dijadikan perbandingan, sehingga bisa menjadi motivasi agar bisa lebih baik dari sekarang, bahkan lebih bagus dari pentas teater yang dari luar,” ujar Ghazali.
Pentas Study diawali dengan oementasan dari kelompok I Teater Fataria dengan judul “Catatan Kelabu” yang diteruskan dengan aksi teatrikal dari teater GEO. Pada malam kedua saatnya teater Desah untuk unjuk kebolehan, disusul dengan pementasan Kelompok II Fataria yang berjudul “Kotak Surat Terakhir”. Malam ketiga agak berbeda. Pentas pertama tidak dilakukan di dalam Auditorium,mmelainkan di luar gedung. Teater Sendratasik mampu memikat penonton untuk menyaksikan. Pentas terakhir dengan judul “Si Sadim” berhasil dibawakan oleh Kelompok III Teater Fataria yang sekaligus mengakhiri Pentas Study.
Dalam 3 malam tersebut, setelah pentas selalu ada apresiasi. Penonton diberikan kesempatan untuk menyampaikan saran dan kritik terkait pementasan, baik itu sutradara, aktor atau makna yang terkandung di dalamnya. Menurut sutradara dari teater GEO, untuk yang pertama kali melakukan pementasan, penampilan anggota baru Fataria cukup bagus. Namun, masih membutuhkan banyak latihan agar bisa lebih maksimal.
Tidak hanya pementasan teater yang disuguhkan dalam Pentas Study. Pada pagi harinya juga ada workshop teater antropologhy yang dimulai pada pukul 07.00 selama dua hari (23-24). Sebenarnya workshop ini bukan merupakan agenda Fataria. Namun karena salah satu tamu undangan dari teater Sendratasik bersedia mengisi workshop, maka teater Fataria menyambut baik hal tersebut dan menambahkan workshop dalam pentas study kali ini.
Selama tiga hari, tamu undangan menempati kantor organisasi mahasiswa (ormawa) dan beberapa ruang kelas untuk tempat istirahat, selain juga menempati sanggar teater Fataria. Paijo, salah satu tamu undangan mengaku puas dengan pelayanan yang diberikan teater fataria. “Teater Fataria manajemennya bagus, rapi, kompak. Ilmu tentang pementasannya sudah cukup dan terkonsep. Mulai dari panggung, area yang kita dapat disini, kemudian segala peralatan dan tempat untuk istirahat dan latihan juga disediakan,” pungkasnya.
Senada dengan Paijo, dosen UNESA yang ikut serta mendampingi teater Sendratasik juga memberikan respon positif. Menurutnya, teater Fataria hampir menyamai teater di luar. Ia menambahkan, meskipun Fataria bukan murni Jurusan, hanya UKM saja, tapi kualitasnya hampir setara dengan teater-teater yang memang menjadi Jurusan.
Animo penonton selama berlangsungnya Pentas Study cukup tinggi. Terbukti dengan penuhnya gedung Auditorium ketika pentas dilakukan. Tidak hanya mahasiswa STAIN Pamekasan yang menyaksikan, mahasiswa kampus lain dan masyarakat umum juga tidak mau melewatkan pementasan tersebut.
“Menurut saya orang Pamekasan cukup apresiatif, karena acara kayak gini kalau di Surabaya belum tentu mendapat ruang. Kalau disini banyak sekali penontonnya. Tadi saya saat mau pentas smpat deg-degan karena saking banyaknya penonton,” ungkap Tri Luky Novitasari, gadis mungil asal Blitar yang menjadi salah satu aktor teater Sendratasik.
Selain Pentas Study, masih banyak agenda Teater Fataria yang akan dilaksanakan. Ada show kreatifitas, pentas keliling, dan masih banyak lagi.
Dengan Pentas Study ini, Ghazali berharap agar semua anggota baru tetap semangat untuk berkarya, sehingga apa yang menjadi cita-cita bersama bisa tercapai. “Tujuan kita adalah menjadi insan yang kreatif, inovatif dan bisa melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi,” pungkasnya.
(SNJ)
Artikel ini telah dibaca 10 kali
Pentas Studi, Pentasnya Anggota Baru
Perbesar
STAIN Pamekasan – Selama 3 hari, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Fataria mengadakan Pentas Studi yang bertempat di gedung Auditorium STAIN Pamekasan. Pentas Studi ini merupakan pentas untuk anggota baru teater Fataria. Sebelumnya anggota baru mendapatkan pelatihan dan ilmu berupa diklat, training dasar, dan eksplorasi. Apa yang sudah didapatkan oleh anggota baru, kemudian diterapkan melalui Pentas Study.
Tidak ada proses seleksi dalam pentas ini. Semua anggota baru yang serius dan ingin berproses bisa mengikuti pentas. “Semua anggota baru bisa ikut, kecuali yang memang tidak bisa ikut, kami tidak memaksakan,” ungkap Ghazali, ketua teater Fataria. Sebanyak 23 anggota baru tampil pada pentas tersebut, yang dibagi dalam 3 kelompok.
Meskipun pentas study merupakan ajang untuk anggota baru, Fataria tetap membuka pintu untuk komunitas teater lainnya. Ada 3 teater luar yang ikut meramaikan pentas. Diantaranya, teater GEO dari UNIPA Surabaya, teater Desah dari UTM Bangkalan dan teater Sendratasik dari UNESA Surabaya.
Tujuan Fataria mengundang teater dari luar yakni untuk mengenalkan anggota baru Fataria pada komunitas teater lain. Kemudian untuk menunjukkan kepada anggota baru bahwa Fataria mempunyai teman dari komunitas teater lainnya. “Teman-teman bisa melihat pementasan dari luar agar bisa dijadikan perbandingan, sehingga bisa menjadi motivasi agar bisa lebih baik dari sekarang, bahkan lebih bagus dari pentas teater yang dari luar,” ujar Ghazali.
Pentas Study diawali dengan oementasan dari kelompok I Teater Fataria dengan judul “Catatan Kelabu” yang diteruskan dengan aksi teatrikal dari teater GEO. Pada malam kedua saatnya teater Desah untuk unjuk kebolehan, disusul dengan pementasan Kelompok II Fataria yang berjudul “Kotak Surat Terakhir”. Malam ketiga agak berbeda. Pentas pertama tidak dilakukan di dalam Auditorium,mmelainkan di luar gedung. Teater Sendratasik mampu memikat penonton untuk menyaksikan. Pentas terakhir dengan judul “Si Sadim” berhasil dibawakan oleh Kelompok III Teater Fataria yang sekaligus mengakhiri Pentas Study.
Dalam 3 malam tersebut, setelah pentas selalu ada apresiasi. Penonton diberikan kesempatan untuk menyampaikan saran dan kritik terkait pementasan, baik itu sutradara, aktor atau makna yang terkandung di dalamnya. Menurut sutradara dari teater GEO, untuk yang pertama kali melakukan pementasan, penampilan anggota baru Fataria cukup bagus. Namun, masih membutuhkan banyak latihan agar bisa lebih maksimal.
Tidak hanya pementasan teater yang disuguhkan dalam Pentas Study. Pada pagi harinya juga ada workshop teater antropologhy yang dimulai pada pukul 07.00 selama dua hari (23-24). Sebenarnya workshop ini bukan merupakan agenda Fataria. Namun karena salah satu tamu undangan dari teater Sendratasik bersedia mengisi workshop, maka teater Fataria menyambut baik hal tersebut dan menambahkan workshop dalam pentas study kali ini.
Selama tiga hari, tamu undangan menempati kantor organisasi mahasiswa (ormawa) dan beberapa ruang kelas untuk tempat istirahat, selain juga menempati sanggar teater Fataria. Paijo, salah satu tamu undangan mengaku puas dengan pelayanan yang diberikan teater fataria. “Teater Fataria manajemennya bagus, rapi, kompak. Ilmu tentang pementasannya sudah cukup dan terkonsep. Mulai dari panggung, area yang kita dapat disini, kemudian segala peralatan dan tempat untuk istirahat dan latihan juga disediakan,” pungkasnya.
Senada dengan Paijo, dosen UNESA yang ikut serta mendampingi teater Sendratasik juga memberikan respon positif. Menurutnya, teater Fataria hampir menyamai teater di luar. Ia menambahkan, meskipun Fataria bukan murni Jurusan, hanya UKM saja, tapi kualitasnya hampir setara dengan teater-teater yang memang menjadi Jurusan.
Animo penonton selama berlangsungnya Pentas Study cukup tinggi. Terbukti dengan penuhnya gedung Auditorium ketika pentas dilakukan. Tidak hanya mahasiswa STAIN Pamekasan yang menyaksikan, mahasiswa kampus lain dan masyarakat umum juga tidak mau melewatkan pementasan tersebut.
“Menurut saya orang Pamekasan cukup apresiatif, karena acara kayak gini kalau di Surabaya belum tentu mendapat ruang. Kalau disini banyak sekali penontonnya. Tadi saya saat mau pentas smpat deg-degan karena saking banyaknya penonton,” ungkap Tri Luky Novitasari, gadis mungil asal Blitar yang menjadi salah satu aktor teater Sendratasik.
Selain Pentas Study, masih banyak agenda Teater Fataria yang akan dilaksanakan. Ada show kreatifitas, pentas keliling, dan masih banyak lagi.
Dengan Pentas Study ini, Ghazali berharap agar semua anggota baru tetap semangat untuk berkarya, sehingga apa yang menjadi cita-cita bersama bisa tercapai. “Tujuan kita adalah menjadi insan yang kreatif, inovatif dan bisa melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi,” pungkasnya.
(SNJ)
Artikel ini telah dibaca 0 kali
Baca Lainnya
Trending di Liputan Khusus