Diawasi; Ibu Ita (depan) menyimak aksi drama mahasiswa |
IAINMadura-Rabu (2/5), tepat pada hari Pendidikan Nasional di ruang 26, ada yang berbeda dalam metode pembelajaran Sosiologi Pendidikan, Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (TIPS), pasalnya pada hari tersebut dilaksanakan pentas drama pendidikan, dengan tema “Guru Profesional dan Guru Tidak Profesional”.
Pemilihan drama dan tema, menurut Itaanis Tianah, dosen Pengampu Sosiologi Pendidikan, sangat cocok untk mahasisiwa. Hal ini disebabkan mahasiswa bisa langsung mempraktekan bagaimana guru yang profesional dan yang tidak, disebabkan mahasiswa TIPS merupakan calon guru.
“Sehingga nantinya bisa memberikan gambaran yang utuh, tentang sikap yang harus mereka lakukan ketika kelak menjadi seorang guru,” bebernya.
Ia melanjutkan, inovasi dalam metode pembelajaran perlu dilaksanakan, agar mampu melahirkan mahasiswa yang kreatif dan kaya talenta, sehingga tidak hanya lahir mahasiswa-mahasiswa teoritis.
“Dulu, saat saya kuliah, saya tahunya hanya tentang teori-teori, tidak pada gambaran nyata, sehingga kepekaan terhadap kondisi sosial disekitar itu minim,” kenangnya.
Ia berharap, dengan drama tersebut, mahasiswa bisa sadar bahwa dalam ilmu sosiologi, perilaku guru sangat berpengaruh terhadap sikap dan karakter siswa. sehingga teori-teori dalam Sosiologi Pendidikan mampu memberikan gambaran yang utuh dan melahirkan guru-guru yang profesional serta mempunyai tingkat kredibelitas tinggi, baik terhadap siswa maupun orangtua.
Semenrara itu, berlangsungnya pentas drama pendidikan tersebut mendapat apresiasi dari mahasiswa TIPS. Sipan, mahasiswa semester 4 kelas C menilai hal tersebut membantunya dalam menyadari tentang sikap dan posisi yang harus dilakukanya kelak ketika menjadi seorang guru.
“Palimg tidaknya, dari hal ini kami benar-benar memberikan gambaran bahwa tingkah laku guru itu akan mempengaruhi siswa. Jika seabelumya kan kemampuan dan pemahaman kami hanya seputar teori saja,” akunya.
Hal senada juga diungkapkan Sahira, mahasiswi semester 4 kelas A. Menurutnya dengan pentas drama tersebut mampu menigkatkan kreatifitas mahasiswa, selain menjadikan pembelajaran yang lebih menyenangkan.
“Dengan drama tersebut, mahasiswa yang tidak aktif itu bisa aktif, kan masing-masing mahasiswa itu mempunyai peran,” ungkapnya.
Ia berharap dengan drama guru profesional dan tidak profesional tersebut mahasiswa bisa mengambil hal-hal yang positif, serta berupaya menjauhi hal-hal yang negatif dari potret seorang guru. (KruVitapos)