Syair pentas penggenggam malam
ditepi lorong bergaun angin
menari sesuai orbit
harum menyergap seksi
menawarkan buih tubuh berhias permata
tak perduli diri untuk segepok uang
batin menangis, ego tak perduli
maski tubuh ditelajangi penuh birahi
Air mata tertutup putus asa
akan usaha yang hanya ditendang tak bernilai
sehingga berlabu pada sarang kupu-kupu malam.
Pamekasan, 30 Agustus 2018
Oleh: Ruqy El Qurdy