PENA Persma, Jurnalisme Bencana di Sinabung
Perbesar
|
Peserta PENA Persma di Berastagi Hill Park, bersiap menuju Gunung Sinabung untuk praktik penulisan “Jurnalisme Bencana” |
Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang jurnalistik, Unit Kegiatan Khusus Lembaga Pers Mahasiswa (UKK LPM) Activita mengirim perwakilan untuk mengikuti Pelatihan Nasional Pers Mahasiswa (PENA Persma) 2014 di Medan, Sumatera Utara. PENA Persma yang bertemakan “Jurnalisme Bencana” ini diadakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Dinamika IAIN Sumatera Utara dan diikuti oleh berbagai LPM se-Indonesia.
Pemateri yang mengisi pelatihan jurnalistik dalam PENA Persma adalah para pakar di bidangnya. Ada Ahmad Arif (wartawan kompas dan pemenang Mochtar Lubis Award untuk penulisan feature tahun 2008 dan 2009), Irsan Mulyadi (fotografer LKBN Antara), Muhammad Latief (redaktur/editor kompas.com), serta Bambang F Wibowo (penanggung jawab program Youth Uni Eropa).
LPM Activita adalah satu-satunya LPM di wilayah Jawa Timur yang mengikuti PENA Persma. Awalnya, LPM Activita berniat untuk mengirimkan 3 orang anggota untuk mengikuti PENA Persma. Namun, karena keterbatasan dana, hanya satu orang yang menjadi perwakilan.
Abrori adalah perwakilan LPM Activita yang mengikuti PENA Persma. Perjalanan dari Madura menuju Medan ia tempuh sendirian. Saat tiba di Medan, tepatnya di IAIN Sumatera Utara, pria yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Medan ini mengaku mengalami cultural shock. Perbedaan bahasa, budaya dan suku membuat ia lebih banyak diam di hari-hari pertama. “Saya lebih banyak diam saat kegiatan, terutama di hari pertama, tapi karena teman-teman disana sangat ramah meskipun kita baru kenal, saya akhirnya bisa menyesuaikan diri,” katanya.
Selama 6 hari (14-19/10), LPM Dinamika IAIN Sumatera Utara menyelenggarakan serangkaian kegiatan, diantaranya: Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (diikuti oleh peserta PENA Persma), Workshop Jurnalistik (diikuti oleh pelajar dan mahasiswa di Kota Medan), field trip (peserta field trip adalah seluruh peserta PENA Persma 2014), dan Pekan Kreatifitas (diikuti oleh pelajar dan mahasiswa di Kota Medan).
Di hari pertama panitia PENA Persma mengajak peserta berkeliling untuk pengenalan seputar IAIN Sumatera Utara. Hari kedua adalah pengenalan ormawa (UMKM). Hari ketiga peserta diajak untuk mengkuti workshop karikatur. Hari keempat peserta menuju Berastagi Hill Park (tempat penginapan sekaligus tempat simulasi reportase lapangan) dan dilanjutkan dengan sharing LPM malam harinya. Hari kelima, dari pagi sampai malam, pemberian materi seputar Jurnalisme Bencana. Acara puncak terdapat pada hari keenam, yakni reportase lapangan (road to sinabung) dan field trip ke Danau Toba dan air terjun, malamnya penulisan berita feature yang langsung dikumpulkan malam itu juga.
Keadaan Gunung Sinabung yang saat itu gencar diberitakan media karena erupsinya, merupakan tantangan tersendiri bagi para peserta PENA Persma, termasuk Abrori. Jurnalisme Bencana yang diusung dalam PENA Persma mengharuskan peserta untuk menggali dan menuliskan berita feature terkait bencana yang sedang terjadi disana. Tak hanya berinteraksi dengan keadaan alam Sinabung, peserta juga bertemu langsung dengan masyarakat yang terkena dampak dari bencana yang terjadi. Berita feature hasil investigasi para peserta, selanjutnya akan disatukan dalam sebuah buku, dan akan dibagikan kepada semua peserta.
Abrori mengungkapkan, perasaan takjub sekaligus prihatin ia dapatkan saat melihat langsung Gunung Sinabung yang masih aktif mengeluarkan material. Ia juga melihat secara langsung kondisi masyarakat di posko pengungsian dan berinteraksi langsung dengan mereka. “Selain mendapatkan ilmu, saya juga melihat secara langsung korban disana di posko pengungsian, sekaligus memberikan bantuan dana yang telah dikumpulkan oleh teman-teman sebelumnya,” tambahnya.
Saat ditanya mengenai moment yang paling berkesan, ia menjawab, “Yang paling berkesan adalah saat sharing LPM, semua LPM yang ikut serta saling berbagi cerita mengenai LPM masing-masing, selain itu juga memberikan penampilan sesuai dengan daerah asal masing-masing.” Setelah Abror sharing tentang LPM Activita, ia menyanyikan lagu Madura, dan mereka sangat antusias, bahkan meminta rekaman lagu tersebut.
(SNJ)
Artikel ini telah dibaca 6 kali
PENA Persma, Jurnalisme Bencana di Sinabung
Perbesar
|
Peserta PENA Persma di Berastagi Hill Park, bersiap menuju Gunung Sinabung untuk praktik penulisan “Jurnalisme Bencana” |
Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang jurnalistik, Unit Kegiatan Khusus Lembaga Pers Mahasiswa (UKK LPM) Activita mengirim perwakilan untuk mengikuti Pelatihan Nasional Pers Mahasiswa (PENA Persma) 2014 di Medan, Sumatera Utara. PENA Persma yang bertemakan “Jurnalisme Bencana” ini diadakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Dinamika IAIN Sumatera Utara dan diikuti oleh berbagai LPM se-Indonesia.
Pemateri yang mengisi pelatihan jurnalistik dalam PENA Persma adalah para pakar di bidangnya. Ada Ahmad Arif (wartawan kompas dan pemenang Mochtar Lubis Award untuk penulisan feature tahun 2008 dan 2009), Irsan Mulyadi (fotografer LKBN Antara), Muhammad Latief (redaktur/editor kompas.com), serta Bambang F Wibowo (penanggung jawab program Youth Uni Eropa).
LPM Activita adalah satu-satunya LPM di wilayah Jawa Timur yang mengikuti PENA Persma. Awalnya, LPM Activita berniat untuk mengirimkan 3 orang anggota untuk mengikuti PENA Persma. Namun, karena keterbatasan dana, hanya satu orang yang menjadi perwakilan.
Abrori adalah perwakilan LPM Activita yang mengikuti PENA Persma. Perjalanan dari Madura menuju Medan ia tempuh sendirian. Saat tiba di Medan, tepatnya di IAIN Sumatera Utara, pria yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Medan ini mengaku mengalami cultural shock. Perbedaan bahasa, budaya dan suku membuat ia lebih banyak diam di hari-hari pertama. “Saya lebih banyak diam saat kegiatan, terutama di hari pertama, tapi karena teman-teman disana sangat ramah meskipun kita baru kenal, saya akhirnya bisa menyesuaikan diri,” katanya.
Selama 6 hari (14-19/10), LPM Dinamika IAIN Sumatera Utara menyelenggarakan serangkaian kegiatan, diantaranya: Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (diikuti oleh peserta PENA Persma), Workshop Jurnalistik (diikuti oleh pelajar dan mahasiswa di Kota Medan), field trip (peserta field trip adalah seluruh peserta PENA Persma 2014), dan Pekan Kreatifitas (diikuti oleh pelajar dan mahasiswa di Kota Medan).
Di hari pertama panitia PENA Persma mengajak peserta berkeliling untuk pengenalan seputar IAIN Sumatera Utara. Hari kedua adalah pengenalan ormawa (UMKM). Hari ketiga peserta diajak untuk mengkuti workshop karikatur. Hari keempat peserta menuju Berastagi Hill Park (tempat penginapan sekaligus tempat simulasi reportase lapangan) dan dilanjutkan dengan sharing LPM malam harinya. Hari kelima, dari pagi sampai malam, pemberian materi seputar Jurnalisme Bencana. Acara puncak terdapat pada hari keenam, yakni reportase lapangan (road to sinabung) dan field trip ke Danau Toba dan air terjun, malamnya penulisan berita feature yang langsung dikumpulkan malam itu juga.
Keadaan Gunung Sinabung yang saat itu gencar diberitakan media karena erupsinya, merupakan tantangan tersendiri bagi para peserta PENA Persma, termasuk Abrori. Jurnalisme Bencana yang diusung dalam PENA Persma mengharuskan peserta untuk menggali dan menuliskan berita feature terkait bencana yang sedang terjadi disana. Tak hanya berinteraksi dengan keadaan alam Sinabung, peserta juga bertemu langsung dengan masyarakat yang terkena dampak dari bencana yang terjadi. Berita feature hasil investigasi para peserta, selanjutnya akan disatukan dalam sebuah buku, dan akan dibagikan kepada semua peserta.
Abrori mengungkapkan, perasaan takjub sekaligus prihatin ia dapatkan saat melihat langsung Gunung Sinabung yang masih aktif mengeluarkan material. Ia juga melihat secara langsung kondisi masyarakat di posko pengungsian dan berinteraksi langsung dengan mereka. “Selain mendapatkan ilmu, saya juga melihat secara langsung korban disana di posko pengungsian, sekaligus memberikan bantuan dana yang telah dikumpulkan oleh teman-teman sebelumnya,” tambahnya.
Saat ditanya mengenai moment yang paling berkesan, ia menjawab, “Yang paling berkesan adalah saat sharing LPM, semua LPM yang ikut serta saling berbagi cerita mengenai LPM masing-masing, selain itu juga memberikan penampilan sesuai dengan daerah asal masing-masing.” Setelah Abror sharing tentang LPM Activita, ia menyanyikan lagu Madura, dan mereka sangat antusias, bahkan meminta rekaman lagu tersebut.
(SNJ)
Artikel ini telah dibaca 0 kali
Baca Lainnya
Trending di Majalah Activita