Activita.co.id – Setelah sepekan dilantik organisasi kemahasiswaan (Ormawa) Fakultas Tarbiyah (Fatar) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, melakukan Audensi terhadap Dekanat Fakultas Tarbiyah yang dihadiri oleh Siswanto, Dekan Fatar, Moh. Toha, Wakil Dekan (Wadek) II, dan Sarini Ika Rahmawati, Kepala Bagian (Kabag) TU pada Rabu, 12 Juni 2024 di Aula Mini Fakultas Tarbiyah. (12/06/2024)
Ormawa Fatar yang melakukan audensi terdiri dari ketua Dewan Ekskutif (Dema) Fakultas dan ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Tadris Pendidikan Ilmu Sosial (TIPS), Tadris Bahasa Inggris (TBI), Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam (BKPI), Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Tadris Bahasa Indonesia (TBIN), Tadris Matematika (TMTK), Tadris Ilmu Pendidikan Alam (TIPA).
Audensi tersebut terdiri dari beberapa tuntutan, diantaranya sarana dan prasarana Fakultas Tarbiyah yang dianggap tidak layak pakai, pengadaan fasilitas ormawa dan transparansi anggaran Fakultas Tarbiyah. Beberapa tuntutan tersebut dirinci dengan poin-poin yang disampaikan oleh setiap ketua Ormawa, khususnya oleh Dema Fakultas Tarbiyah, Khairul Anwar. Foto-foto yang berkaitan dengan tuntutan tersebut ikut disertakan.
Mengenai tuntutan yang disampaikan tersebut, Dekan Fakultas Tarbiyah, Siswanto, memberikan penjelasan. Menurutnya masalah sarana-prasarana (Sarpras) tidak semuanya menjadi wilayah fakultas, namun juga menjadi wilayah pihak Rektorat.
“Masalah prasarana tidak semua menjadi wilayah Fakultas pengadaannya, tapi itu menjadi wilayah Rektorat, seperti pengadaan Liquid Crystal Display (LCD) atau pembangunan ormawa misalnya itu wilayah rektorat. Nah, baru kalau pemeliharaan itu sebagian wilayah fakultas,” jelasnya.
Ia mengaku audensi yang disampaikan oleh ketua-ketua ormawa dalam audensi tersebut akan dijadikan bahan untuk dikordinasikan dengan pihak rektorat. Selain itu, ia juga mempertanyakan mengenai poin tuntutan tentang ruang dosen yang tak layak pakai.
“Ini akan jadi bahan kita untuk mengkoordinasikan dengan pihak rektorat, terutama dengan Wakil Rektor (warek) I dan Warek II. Mudah-mudahan Warek I memberi respon baik terhadap ini agar kita bisa lihat perkembangannya. Selanjutnya, ruang dosen yang tidak layak pakai, mohon nanti ditunjukkan ruang dosen mana yang tidak layak pakai. Soalnya dari dosen tidak ada yang mengeluhkan soal ruangan sebagai pengguna,” tambahnya.
Dari tanggapan Dekan Fakultas Tarbiyah tersebut, Khairul Anwar, kembali mewanti-wanti agar perbaikan sarana dan prasarana segera dilaksanakan, mengingat mahasiswa baru akan segera masuk ke kampus di bulan Agustus mendatang.
“sebetulnya, kalau sampean eman dan kasihan ke kita (mahasiswa). Harus melakukan tidak lanjut secepat-cepatnya mengingat Agustus 2024 sudah ada mahasiswa angkatan baru yang akan menyaksikan keadaan di Fakultas Tarbiyah,” paparnya.
Selain menuntut perbaikan yang harus segera dilakukan, Dema Fakultas Tarbiyah tersebut juga menuntut untuk segera melakukan transparansi anggaran dari pihak Dekanat Fakultas Tarbiyah kepada mahasiswa .
Dekan Fakultas Tarbiyah, kembali memberikan tanggapan atas tuntutan transparansi anggaran tersebut.
“Soal anggaran itu tidak serta merta dapat kita paparkan, kecuali anggaran kemahasiswaan. Jadi tidak serta merta anggaran dari institut bisa disampaikan kepada mahasiswa, tapi mengenai anggaran mahasiswa kita terbuka, itu bisa dicek di Warek 3, kegiatannya apa, perjalanan dinasnya kemana,” jawabnya.
Sementara itu, di lain sisi, Wakil Dekan (Wadek) II Fakultas Tarbiyah, Moh. Toha menjelaskan mengenai alur dan penyaluran dari anggaran tersebut serta menyebut nominal anggaran dari pihak rektorat ke Fakultas Tarbiyah.
“Ada pengadaan ada pemeliharaan semuanya itu harus dibuat oleh penguasa anggaran melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PKK), kita di IAIN ini masih sentralitas semua, atas persetujuan Rektor, semuanya. Sekarang yang diberikan ke fakultas 2 hal, persediaan barang habis pakai, seperti kertas, tinta, spidol dan lain-lain, ada 98 unit. Kedua, pemeliharaan. Sekarang anggaran 111. 986.000, itu kotor. Namun ada hal yang urgent yang perlu kita perbaiki lebih dulu, seperti ruang dosen bocor, plafon jebol. Kondisi sekarang ini sudah selesai ganti keramik dan plafon, perbaikan sudah dilakukan sebagian,” jelasnya.
Menanggapi jawaban tersebut, Dema Fakultas Tarbiyah, kembali mempertanyakan anggaran senilai 111 juta itu berapa persen yang sudah digunakan di fakultas.
“60 juta suda digunakan,” jawab Moh. Toha, kepada ketua-ketua Ormawa saat audensi berlangsung.
Ia menambahkan bahwa 60 juta anggaran yang terpakai untuk pemeliharaan lantai 3 yang bocor dan rembes dari lantai Falak serta perbaikan plafon.
“Anggaran yang terpakai untuk pemeliharaan lantai 3 yang bocor dan rembes dari lantai Falak, ganti keramik, perbaikan plafon jebol. Rencananya lapangan terbuka mau dibuatkan kanopi agar teduh,” jelasnya.
Audensi terhenti saat seluruh ketua Ormawa memilih keluar sebelum kegiatan Audensi selesai. (Activita)