Activita.co.id- Organisasi kampus telah lama dikenal sebagai ruang penting bagi pengembangan diri mahasiswa. Selain sebagai tempat untuk mengembangkan minat dan bakat, organisasi kampus juga berfungsi sebagai sarana pendidikan politik yang berharga. Dalam konteks ini, mahasiswa dapat belajar tentang berbagai aspek kepemimpinan, demokrasi, serta keterampilan berorganisasi yang akan bermanfaat bagi kehidupan mereka di masa depan.
Sebagai sarana pendidikan politik, organisasi kampus sudah menyediakan platform bagi mahasiswa untuk memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep dasar politik dalam lingkungan yang relatif aman dan terkendali. Mereka dapat belajar bagaimana mengelola sumber daya, memimpin suatu tim, dan membuat keputusan yang berdampak pada anggota organisasi dan masyarakat kampus. Proses tersebut dapat memberikan pengalaman praktis yang tidak dapat diperoleh dari perkuliahan semata, mereka juga berkesempatan untuk memahami dinamika kekuasaan, strategi negoisasi, dan penyelesaian konflik, yang mana hal-hal tersebut merupakan bagian penting dari pendidikan politik.
Namun, meskipun memiliki potensi besar untuk mendidik mahasiswa tentang politik secara positif, fakta lapangan sering menunjukkan sisi lain dari organisasi kampus. Tak jarang organisasi-organisasi ini berubah menjadi ajang perebutan kekuasaan. Persaingan untuk posisi-posisi strategis dalam organisasi sering kali diwarnai oleh manuver politik, intrik, dan konflik kepentingan. Ambisi pribadi dan kelompok juga dapat mendominasi, bahkan mengenyampingkan tujuan edukatif organisasi tersebut.
Fenomena ini dapat merusak iklim organisasi dan menghambat proses pembelajaran politik yang sehat. Alih-alih belajar tentang demokrasi dan kepemimpinan yang bertanggungjawab, mahasiswa justru terjebak dalam praktek-praktek politik praktis yang kurang etis. Intrik-intrik politik dan perebutan kekuasaan dalam organisasi kampus dapat menciptakan lingkungan yang tidak kondusif bagi pengembangan karakter dan kemampuan mahasiswa.
Untuk mencegah organisasi kampus yang tidak sehat dan sekadar hanya menjadi arena perebutan kekuasaan, diperlukan upaya dari banyak pihak. Salah satunya yaitu pihak kampus perlu menyediakan bimbingan ataupun pengawasan yang memadai agar mereka bisa menetapkan aturan main yang jelas dan adil, dan juga mereka bisa memastikan bahwa proses pemilihan ataupun pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi berjalan transparan. Selain itu, mahasiswa nya sendiri juga harus mengetahui, menyadari, dan menginternalisasi tujuan utama dengan keberadaan organisasi kampus itu sendiri. Mereka perlu menempatkan pengembangan dirinya diatas ambisi pribadi nya, nah dalam hal ini peran senior atau alumni organisasi sangat penting untuk memberikan contoh dan membimbing anggota yang baru bergabung. Dan hal terpenting adalah diperlukan nya pendidikan politik yang lebih terstruktur dan terencana di kampus itu, seperti contoh kita bisa memberikan pembelajaran tersebut melalui seminar, ataupun diskusi panel, dengan begitu mahasiswa bisa mendapatkan pemahaman lebih tentang konsep-konsep politik yang benar serta bagaimana mengimplementasikan nya dalam kehidupan sehari-hari.
Maka dari itu, sangat penting bagi para mahasiswa-mahasiswa organisasi kampus untuk selalu mengingat tujuan utama keberadaan organisasi tersebut, yakni sebagai wadah pembelajaran dan pengembangan diri. Penerapan prinsip transparansi dan keadilan dalam berorganisasi dapat membantu menjaga keseimbangan antara pendidikan politik dan juga ambisi kekuasaan, agar organisasi kampus dapat berfungsi maksimal sebagai sarana pendidikan politik yang sehat bukan hanya menjadi ambisi pribadi ataupun ajang perebutan kekuasaan. (Activita/Fadilatun Hunaifa)