Menu

Mode Gelap
HMPS Ekonomi Syari’ah Adakan Entrepreneurship Workshop Semarak Bulan Bahasa, HMPS TBIN Adakan Pemilihan Duta Bahasa Indonesia IAIN Madura Gelar Pisah Sambut Kabiro AUAK IAIN Madura Tidak Masuk 3 Besar Kampus Terbaik di Madura Versi Kemendikbudristek RI Dianggap Tidak Mendidik, Konten IMTV Mendapat Kritikan

opini · 24 Jun 2025 08:57 WIB ·

Paradoks Sunyi di Tengah Kebisingan Kelas: Saat Suara Tak Selalu Tanda Mahasiswa Sedang Belajar


 Gambar Oleh: Art Institute of Chicago/Unsplash Perbesar

Gambar Oleh: Art Institute of Chicago/Unsplash

Activita.co.id- Kelas di perguruan tinggi seharusnya menjadi ruang bertukar gagasan, tempat logika diuji, dan rasa ingin tahu terus diasah. Namun, kondisi di lapangan sering kali menunjukkan hal sebaliknya. Banyak mahasiswa membuat ruang kelas terdengar riuh saat dosen menjelaskan, tetapi mereka justru diam ketika sesi diskusi atau tanya jawab dimulai. Kondisi ini memperlihatkan paradoks: saat dosen menyampaikan materi, perhatian mereka terpecah; tetapi saat dosen memberi kesempatan untuk berpikir dan berbicara, mereka enggan bersuara.

Fenomena ini bukan sesuatu yang baru. Banyak dosen mengeluhkan kelas yang terlalu ramai oleh suara-suara yang tidak relevan, namun sepi dari partisipasi aktif yang bernas. Padahal, kehadiran dalam kelas tidak cukup hanya secara fisik, tetapi juga secara mental dan emosional. Salah satu penyebab utamanya adalah kebiasaan belajar yang masih menekankan hafalan dibandingkan pemahaman.

Sejak jenjang pendidikan sebelumnya, mahasiswa telah terbiasa menerima pengetahuan secara satu arah. Pertanyaan sering dianggap mengganggu jalannya pembelajaran, dan jawaban yang berbeda dari buku teks kerap kali tidak mendapat tempat. Akibatnya, mahasiswa terbiasa diam, pasif, dan enggan mengajukan pendapat.

Hal ini selaras dengan apa yang pernah dikemukakan oleh Bill Beattie, seorang pendidik asal Amerika Serikat, yang menyatakan bahwa, “Tujuan pendidikan seharusnya untuk mengajarkan kita bagaimana berpikir, bukan apa yang harus dipikirkan.” Pandangan ini mengingatkan bahwa pendidikan sejati tidak sekadar membentuk pola pikir seragam, tetapi membebaskan cara berpikir setiap individu.

Gambar By: Brett Jordan/Unsplash

Gambar Oleh: Brett Jordan/Unsplash

Masalah lain yang turut memengaruhi adalah tekanan sosial di lingkungan kelas. Tidak sedikit mahasiswa yang enggan berbicara karena takut dianggap sok tahu, takut salah, atau takut menjadi bahan ejekan. Budaya akademik yang belum sepenuhnya memberi ruang aman untuk keliru justru mendorong mahasiswa untuk memilih diam. Padahal, proses belajar justru terjadi saat seseorang berani mencoba, bertanya, dan mengoreksi dirinya sendiri.

Di sisi lain, metode pengajaran yang terlalu satu arah juga menjadi bagian dari masalah. Jika kelas hanya diisi ceramah tanpa memberi ruang untuk bertanya atau berdiskusi, maka wajar bila mahasiswa tidak terdorong untuk berpikir kritis. Dosen seharusnya tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga memancing rasa ingin tahu dan membuka ruang dialog. Interaksi dalam pembelajaran perlu ditumbuhkan agar kelas menjadi wadah berpikir bersama, bukan hanya tempat mendengarkan.

Perguruan tinggi memiliki tanggung jawab besar untuk menciptakan suasana belajar yang sehat. Ruang kelas seharusnya menjadi tempat yang nyaman bagi mahasiswa untuk bertanya, menyampaikan ide, atau bahkan berdebat secara ilmiah. Mahasiswa tidak cukup menunjukkan keberhasilan belajarnya hanya melalui nilai akhir atau banyaknya slide yang dosen selesaikan, tetapi melalui sejauh mana mereka terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Kita perlu membangun budaya akademik yang mendorong mahasiswa untuk berpikir mandiri, berani bertanya, dan menghargai perbedaan pendapat.

Sudah saatnya cara pandang tentang belajar di kampus diperluas. Belajar bukan hanya soal mencatat dan hadir secara fisik, tetapi juga keberanian untuk terlibat secara intelektual. Pendidikan tinggi seharusnya tidak hanya mencetak lulusan yang patuh, tetapi juga yang kritis, reflektif, dan mampu berpikir secara mandiri. (Nazila/Activita)

Artikel ini telah dibaca 46 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Organisasi Mahasiswa, Antara Wadah Pembinaan atau Ajang Perebutan Kekuasaan

11 Juni 2025 - 22:23 WIB

Foto By: Pyae Sone Htun/unsplash

Hari Buruh Nasional: Peringatan yang Semakin Kehilangan Makna

1 Mei 2025 - 14:33 WIB

Foto By: Mufid Majnun/unsplash

Refleksi Hari Kartini: Antara Sejarah dan Tantangan Perempuan Masa Kini

21 April 2025 - 11:51 WIB

Peringatan Hari kartini By : fahmi/activita

Potret Pemuda Milenial; Ambisi Tanpa Batas, Kepedulian yang Terbatas

17 April 2025 - 05:21 WIB

Foto by: Rafli Firmansyah/unsplash

Stop Gugup, Mulai 7 Trik Bicara agar Audiens Melek & Fokus!

13 April 2025 - 09:18 WIB

Foto by: Herlambang Tinasih Gusti/unsplash

Wi-Fi yang Kurang Lancar, Hambatan Serius bagi Mahasiswa IAIN Madura

18 Maret 2025 - 05:19 WIB

Trending di Kabar Kampus