Waktu semakin berlalu
Tapi kenapa rasa itu tetap membelenggu
Menghunus hati melukis luka yang semakin menganga
Membuatku meresapi yang namanya nestapa
Berfikir bosan itu sudah biasa
Merasa kasihan mungkin juga terlalu sederhana
Bertindak seolah-olah tak peduli tapi ku tak bisa
Lalu bagaimana menata hati yang selalu dihanggapi rasa sesak ini ?
Bagaimana menenangkan hati yang setiap waktu merasa terkhianati ini ?
Semua orang seolah mengolok-olok dengan halus
Membicarakan diam-diam
Lalu menertawakan di belakang
Betapa naifnya aku terlalu percaya pada makhluk yang bernama manusia
Padahal mereka begitu penuh kemunafikan
Pandai berkamuflase seakan-akan sifatnya tersamarkan
Luka yang lebur jadi nestapa
Semoga terkubur dalam rasa yang penuh makna
Tak apa meski hati sudah terlanjur dikhianati
Rasa terlampau sering tersakiti
Dan asa sudah pupus di senja kemarin
Aku tetap mendoakanmu
Aku tetap mendukungmu
Aku akan setia menantimu kembali
Karna meskipun hati merasa nelangsa
Ia tetap memilihmu untuk menjadi penghuninya