Activita.co.id – Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Reguler Posko 59 bersama Koordinator Desa (Kordes) se-Kecamatan Tlanakan mengadakan rapat terkait persiapan kampus terhadap penyelenggaraan KPM yang dinilai prematur, khususnya terkait anggaran dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura yang hingga saat ini belum jelas, Jumat (15/07/2022).
Pembekalan tersebut menyulitkan mahasiswa dalam menentukan program kerja. Banyak mahasiswa yang merasa dirugikan terkait tidak siapnya tempat, dan kekurangan lainnya.
Anggota posko 59, Robiatul mengungkapkan bahwa dengan anggaran yang tak kunjung turun ini menyulitkan terhadap keuangan mahasiswa.
“Seharusnya anggaran itu diturunkan sebelum mahasiswa berangkat KPM, ” paparnya.
Senada dengan Robiatul, Tabarok sebagai Kordes posko 59, Desa Panglegur, mengatakan bahwa sepantasnya anggaran diberikan sebelum pemberangkatan.
“Seharusnya anggaran ini diberikan pasca pemberangkatan atau sebelum pemberangkatan untuk membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan selama KPM,” ucapnya.
Kordes se-Kecamatan Tlanakan mengatakan akan terus berkomitmen mengawal anggaran kampus yang diperuntukkan kepada mahasiswa KPM, yang sampai sekarang belum cair dan masih tidak jelas.
“Kalau masalah seperti itu sesuai dengan kesepakatan setiap Kordes saja. Tapi kalau usulan dari saya, Kordes 62, jika sampai 15 hari anggaran masih belum cair, maka keputusannya kita pulang saja dari KPM. Untuk apa juga anggaran cair kalau sudah selesai KPM,” ungkap Mulazim, Kordes posko 62, Desa Tlesah.
Sementara itu, Moh. Haris selaku Kordes 58, Desa Mangar mengatakan bahwa ia merasa resah terhadap anggaran yang ternyata hanya dimintai data nomor rekening atau data-data lainnya. Tetapi sampai sakarang masih fiktif belaka, tidak ada kepastian.
“Jika anggaran tidak kunjung keluar, lebih baik kami pulang meski tak lulus, tetap akan pulang, ” tambahnya. (Activita)