Museum Yang Mengenaskan
Perbesar
Pamekasan – Museum Umum Daerah yang terletak di pusat kota Pamekasan, sebelah utara arek lancor, ternyata memerlukan banyak pembedahan. Maulidi selaku petugas penjaga museum menyatakan bahwa museum tersebut didirikan pada tahun 2008 yang baru diresmikan tahun 2010 oleh Kholilurrohman yang mana perintisnya merupakan keturunan raden Proppo Sony Budhiharto.
Museum yang sederhana dan sangat sempit itu di dalamnya berisi benda-benda peninggalan kerajaan Pamekasan. Tetapi, semua benda-benda tersebut tidak tertampung disini. Sebab, melihat kondisi tempat yang sangat sempit. Selain benda-benda kerajaan, di museum ini juga terdapat benda yang berasal dari kreatifitas masyarakat setempat, ada juga benda yang memiliki nilai lebih dan berasal dari bahan-bahan alami. Benda-benda khas Pamekasan juga ada di dalamnya. Benda-benda baru juga bisa ditampung disini, asalkan tetap punya arti filosofi.
Museum Umum Daerah ini dikelola oleh Disporabud (Dinas Pemuda Olah Raga dan Budaya). Yang terdiri dari 4 petugas yang bekerja saling bergantian. 2 orang bertugas di siang hari dan 2 lainnya pada malam hari. Para petugas tersebut selain mengamankan, menjaga, juga membersihkan museum, dengan pendapatan hanya seratus ribu rupiah saja per bulannya, dan diambil setiap 3 bulan sekali, sungguh tragis sekali.
Semenjak museum ini sudah mulai dilirik oleh pemerintah, pendapatan petugas musim ini meningkat menjadi tujuh ratus lima puluh ribu per bulan. Tetapi, masih dibilang kurang layak atas beratnya tanggung jawab yang dibebankan kepada para petugas tersebut . Sampai saat ini, museum tersebut telah dilirik oleh pemerintah, tetapi fasilitas yang ada di sana tak ada yang bertambah dan tak ada konfirmasi sama sekali dari pihak pemerintah mengenai adanya renovasi atau pemugaran museum.
Walaupun pengunjung tidak dipungut biaya, tetapi sangat jarang sekali pengunjung yang datang. Melainkan mereka hanya duduk saja di pinggir atau pun di samping museum. Dengan tidak adanya minat untuk sekali-kali masuk, atau hanya melihat-lihat saja. Menurut salah satu warga Pamekasan, Dody asal Ceguk, “Memang benda-benda yang ada di museum ini unik, tetapi kurang menarik minat pengunjung,” ungkapnya.
Museum yang bersejarah ini memang memerlukan renovasi lebih lanjut, sebab di dalamnya terdapat aneka benda-benda unik dan sangat mempunyai nilai filosofi tersendiri.
Tulisan ini adalah hasil liputan anggota baru dalam Diklat Jurnalistik Tingkat Dasar
Artikel ini telah dibaca 6 kali
Museum Yang Mengenaskan
Perbesar
Pamekasan – Museum Umum Daerah yang terletak di pusat kota Pamekasan, sebelah utara arek lancor, ternyata memerlukan banyak pembedahan. Maulidi selaku petugas penjaga museum menyatakan bahwa museum tersebut didirikan pada tahun 2008 yang baru diresmikan tahun 2010 oleh Kholilurrohman yang mana perintisnya merupakan keturunan raden Proppo Sony Budhiharto.
Museum yang sederhana dan sangat sempit itu di dalamnya berisi benda-benda peninggalan kerajaan Pamekasan. Tetapi, semua benda-benda tersebut tidak tertampung disini. Sebab, melihat kondisi tempat yang sangat sempit. Selain benda-benda kerajaan, di museum ini juga terdapat benda yang berasal dari kreatifitas masyarakat setempat, ada juga benda yang memiliki nilai lebih dan berasal dari bahan-bahan alami. Benda-benda khas Pamekasan juga ada di dalamnya. Benda-benda baru juga bisa ditampung disini, asalkan tetap punya arti filosofi.
Museum Umum Daerah ini dikelola oleh Disporabud (Dinas Pemuda Olah Raga dan Budaya). Yang terdiri dari 4 petugas yang bekerja saling bergantian. 2 orang bertugas di siang hari dan 2 lainnya pada malam hari. Para petugas tersebut selain mengamankan, menjaga, juga membersihkan museum, dengan pendapatan hanya seratus ribu rupiah saja per bulannya, dan diambil setiap 3 bulan sekali, sungguh tragis sekali.
Semenjak museum ini sudah mulai dilirik oleh pemerintah, pendapatan petugas musim ini meningkat menjadi tujuh ratus lima puluh ribu per bulan. Tetapi, masih dibilang kurang layak atas beratnya tanggung jawab yang dibebankan kepada para petugas tersebut . Sampai saat ini, museum tersebut telah dilirik oleh pemerintah, tetapi fasilitas yang ada di sana tak ada yang bertambah dan tak ada konfirmasi sama sekali dari pihak pemerintah mengenai adanya renovasi atau pemugaran museum.
Walaupun pengunjung tidak dipungut biaya, tetapi sangat jarang sekali pengunjung yang datang. Melainkan mereka hanya duduk saja di pinggir atau pun di samping museum. Dengan tidak adanya minat untuk sekali-kali masuk, atau hanya melihat-lihat saja. Menurut salah satu warga Pamekasan, Dody asal Ceguk, “Memang benda-benda yang ada di museum ini unik, tetapi kurang menarik minat pengunjung,” ungkapnya.
Museum yang bersejarah ini memang memerlukan renovasi lebih lanjut, sebab di dalamnya terdapat aneka benda-benda unik dan sangat mempunyai nilai filosofi tersendiri.
Tulisan ini adalah hasil liputan anggota baru dalam Diklat Jurnalistik Tingkat Dasar
Artikel ini telah dibaca 0 kali
Baca Lainnya
Trending di Majalah Activita