Momen 10 November Terulang di STAIN Pamekasan
Perbesar
|
UKM Teater Fataria dan musik merayakan hari pahlawan di stain pamekasan yang menyedot perhatian puluhan mahasiswa. |
STAIN Pamekasan – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Fataria dan Musik memperingati Hari Pahlawan di sebelah barat gedung A, serta mampuh menghibur puluhan mahasiswa yang menyaksikan adegan drama 10 November dari UKM Teater Fataria dan sebuah lagu dari UKM Musik, Senin (10/11).
Acara ini adalah sebuah agenda dari UKM Teater Fatari, tetapi UKM Musik berpartisipasi demi memeriahkan acara tersebut. “Sebenarnya ini di adakan, dalam rapat kemaren, rencananya saya beserta anggota UKM Music yang lain ingin memeriahkan hari pahlawan, maka dari itu kami bekerja sama dengan UKM Teater Fataria,” tegas Arifah (PBS/3), salah satu bagian dari UKM Musik.
Anak-anak Teater Fatari antusias dan penuh semangat dalam menampilkan drama mengenai moment pada 10 Novewmber, dan sebuah lagu tentang kemerdekaan dari anggota UKM Musik menutup acara tersebut, serta diiringi kibaran benderah merah putih dari beberapa pemeran- pemeran dalam drama.
Silvi (TBI/1) adalah satu penonton berpendapat bahwa acara ini merupakan acara bagus, karena bisa membangun karakter nasionalisme, serta menyadarkan semua rakyat Indonesia lebih khususnya mahasiswa-mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan.
“Acaranya cukup meriah dan bisa menghibur semua penonton, bahkan yang paling terharuh ketika endingnya yang mengibarkan benderah, membuat saya teringat kepada kemerdekaan dulu,” tambah Nisa (TBI/3).
Masalah yang didapatkan UKM Musik pada saat tampil, mengundang keritikan dari salah satu penonton, seperti suara dari penyanyi yang tidak terdengar secara jelas oleh penonton, “Saya sebenarnya sungguh ingin mendengarkan dan menyaksikan dari penampilan music, tapi sayang suaranya tidak terrlalu jelas, akibatnya saya jenuh dalam menikmatinya,” Aini (PBS/3) memaparkan kekecewaannya kepada crew Vita Pos.
Syaiful Bahri (TBI/1) ucap kepada crew Vita Pos, bahwa mengapresiasi adanya acara tersebut dan menginginkan adanya peringatan kembali di hari-hari besar islam maupun hari-hari penting Indonesia. Tetapi acara tersebut lebih baik diletakkan didekat perpustakaan, agar mahasiswa yang sedang belajar dikelas bisa berkonsentrasi, serta tidak terganggu dengan adanya penampilan-penampilan yang digelar di samping gedung A.
Awanza (TBI/9), asisten sutradara angkat bicara mengenai penampilan anggota-anggotanya, “saya cukup terharu dengan pementasan anak teater tadi, meskipun mereka kurang terampil dan minim dalam kata, tapi keberanian mereka membuat sya senang dan sangat bangga.”
(sie/idy)
Artikel ini telah dibaca 6 kali
Momen 10 November Terulang di STAIN Pamekasan
Perbesar
|
UKM Teater Fataria dan musik merayakan hari pahlawan di stain pamekasan yang menyedot perhatian puluhan mahasiswa. |
STAIN Pamekasan – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Fataria dan Musik memperingati Hari Pahlawan di sebelah barat gedung A, serta mampuh menghibur puluhan mahasiswa yang menyaksikan adegan drama 10 November dari UKM Teater Fataria dan sebuah lagu dari UKM Musik, Senin (10/11).
Acara ini adalah sebuah agenda dari UKM Teater Fatari, tetapi UKM Musik berpartisipasi demi memeriahkan acara tersebut. “Sebenarnya ini di adakan, dalam rapat kemaren, rencananya saya beserta anggota UKM Music yang lain ingin memeriahkan hari pahlawan, maka dari itu kami bekerja sama dengan UKM Teater Fataria,” tegas Arifah (PBS/3), salah satu bagian dari UKM Musik.
Anak-anak Teater Fatari antusias dan penuh semangat dalam menampilkan drama mengenai moment pada 10 Novewmber, dan sebuah lagu tentang kemerdekaan dari anggota UKM Musik menutup acara tersebut, serta diiringi kibaran benderah merah putih dari beberapa pemeran- pemeran dalam drama.
Silvi (TBI/1) adalah satu penonton berpendapat bahwa acara ini merupakan acara bagus, karena bisa membangun karakter nasionalisme, serta menyadarkan semua rakyat Indonesia lebih khususnya mahasiswa-mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan.
“Acaranya cukup meriah dan bisa menghibur semua penonton, bahkan yang paling terharuh ketika endingnya yang mengibarkan benderah, membuat saya teringat kepada kemerdekaan dulu,” tambah Nisa (TBI/3).
Masalah yang didapatkan UKM Musik pada saat tampil, mengundang keritikan dari salah satu penonton, seperti suara dari penyanyi yang tidak terdengar secara jelas oleh penonton, “Saya sebenarnya sungguh ingin mendengarkan dan menyaksikan dari penampilan music, tapi sayang suaranya tidak terrlalu jelas, akibatnya saya jenuh dalam menikmatinya,” Aini (PBS/3) memaparkan kekecewaannya kepada crew Vita Pos.
Syaiful Bahri (TBI/1) ucap kepada crew Vita Pos, bahwa mengapresiasi adanya acara tersebut dan menginginkan adanya peringatan kembali di hari-hari besar islam maupun hari-hari penting Indonesia. Tetapi acara tersebut lebih baik diletakkan didekat perpustakaan, agar mahasiswa yang sedang belajar dikelas bisa berkonsentrasi, serta tidak terganggu dengan adanya penampilan-penampilan yang digelar di samping gedung A.
Awanza (TBI/9), asisten sutradara angkat bicara mengenai penampilan anggota-anggotanya, “saya cukup terharu dengan pementasan anak teater tadi, meskipun mereka kurang terampil dan minim dalam kata, tapi keberanian mereka membuat sya senang dan sangat bangga.”
(sie/idy)
Artikel ini telah dibaca 0 kali
Baca Lainnya
Trending di Liputan Khusus