Menu

Mode Gelap
HMPS Ekonomi Syari’ah Adakan Entrepreneurship Workshop Semarak Bulan Bahasa, HMPS TBIN Adakan Pemilihan Duta Bahasa Indonesia IAIN Madura Gelar Pisah Sambut Kabiro AUAK IAIN Madura Tidak Masuk 3 Besar Kampus Terbaik di Madura Versi Kemendikbudristek RI Dianggap Tidak Mendidik, Konten IMTV Mendapat Kritikan

Budaya · 23 Apr 2018 08:48 WIB ·

Mengenal Budaya Lokal Di Madura (Rokat Pinteng)


 Mengenal Budaya Lokal Di Madura (Rokat Pinteng) Perbesar

Taukah anda ?  budaya lokal merupakan budaya yang diwarisakan  nenek moyang secara turun temurun diruang lingkup kelompok tertentu dan pada kesempatan ini penulis mengangkat salah satu budaya yang ada di Madura,  pamekasan, sanah laok·
 Sejarah Rokat Pinteng

Upacara rokat pinteng merupakan tradisi turun temurun warga desa Sanah Laok. perayaan yang dilaksanakan dengan cara tradisional ini guna melestarikan ajaran nenek moyang dalam memohon hujan, keselamatan, dan sebagai suatu bentuk usaha yang dipercaya dapat meningkatkan hasil tani.

Pinteng adalah nama tempat yang diyakini memilki kekuatan gaib oleh para leluhur, karena konon ditempat inilah sesorang yang menggempur batu terkena penyakit jiwa atau gila, akibat tindakannya terhadap tempat keramat ini. Pinteng tidak hanya dijakan sebagai tempat pelaksaan rokat namun juga sebagai tempat bersemedi oleh para sesepuh terdahulu.

Secara historis perayaan rokat pinteng sudah dilakukan sejak masyarakat belum mengenal pendidikan formal, sehingga pemahaman dan peristiwa ritualnya menggunakan paham animisme. Namun juga disertai dengan bacaan-bacaan islami. Rokat ini bermula ketika kiai kiai Abdul Majid. kiai yang dikenal dengan kealimannya didatangi lamat agar masyarakat Sanah Laok melaksankan  rokat pinteng untuk meminta hujan dan keselamatan.

Konon perayaan rokat pinteng dilaksakan pada hari jum’at sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, karena masyarkat Sanah Laok berkeyakinan pada hari itu roh nenek moyang hadir untuk menghampiri keluarganya masing-masing serta ikut mendoakan dalam perayaan rokat pinteng.

·         Prosesi Rokat Pinteng

Prosesi dalam rokat pinteng memiliki metode tertentu nan dipimpin oleh kiai atau sesepuh kampung yang mer.upakan keterunan dari kiai Abdul Majid. Setelah masyarakat terkumpul dimulailah ritual rokat pinteng.

1.    penyembelihan kambing

Penyembelihan kambing merupakan prosesi utama dalam ritual rokat pinteng biasanya dilaksanakan pada pagi hari, proses penyembelihanpun dilakukan dengan cara yang khusus, yakni dengan menidurkan kambing menghadap arah barat dan membujurkan arah kambing ke arah utara Setelah disembelih telinga dan bibir dipisahkan dan ditaruh di tempat pelaksaan rokat pinteng untuk dijadikan persembahan.

2.    Memasak Nasi

Memasak nasi dilakukan bersamaan dengan penyembelihan kambing. Hal ini biasanya dilakukan oleh para ibu-ibu. Tidak hanya untuk dimakan namun juga  ditaburkan pada tanaman yang diserang oleh hama. Dalam memasak nasi tidak jauh berbeda  dengan memasak pada umumnya. namun memasak nasi pada acara ritual ini harus dilakukan di tempat pelaksanaan rokat pinteng.

3.Pembacaan Khususon Fateha, Surah Yasin,  Tahlil dan doa.

4.    Makan Bersama
Selanjutnya makan bersama di tempat rokat pinteng.

5.    Penaburan nasi
Prosesi yang terakhir menaburkan nasi pada tanaman yang rusak atau tanaman yang sedang ditanamnya.

·         Filosofi

1.    Kambing Hitam

Kambing hitam merupakan komponen yang sangat penting dalam ritual rokat pinteng dan kambing yang dipilih adalah kambing jantan dan terbaik hal ini bertujuan untuk menghormati para leluhur. Kambing jantan memiliki makna: semua sisi kehidupan masyarakat Sana Laok, jantan dianggap lebih baik dari betina. Salah satunya tampak dalam kepemilikan anak dalam keluarga, anak laki-laki lebih diunggulkan ketimbang anak perempuan, serta dalam kehidupan masyarakat laki-laki selalu diposisikan di depan.

·         Bulu Hitam: kambing yang dipilih sealalu berwarna hitam polos, artinya warna hitam pada kambing sebagai tolak bala’, karena warna hitam identik dengan kejelekan, para masyarakat percaya kejelekan yang berada pada masyarakat akan hilang setalah penyambelihan kambing.

         Tanduk kambing: melambangkan kekuatan, hal ini mempengaruhi psikologis masyarkat agar memiliki keyakinan agar kuat dalam menghadapi setiap permasalahan dalam hidup.

·         Filosofi Prosesi

1.      Mengumpulkan Masyarkat.

Perkumpalan maysarakat ini tidak serta merta dilakukan tampa tujuan namun sebagai salah satu bentuk perkukmpulan untuk menggapai suatu tujuan bersama, hal ini selaras dengan perkataan ustad suhri sewaktu kami jumpai disawah, yang kami dapat simpulkan sebagai berikut:

·      Kompak

Berkumpulnya masyarakat di desa sana laok menujukan bahwa secara serampak mengutamakan kepentingan bersama lebih diutamakan dari pada kepentingan pribadi, serta melestarikan budaya gotong royong pada masyarakat sana laok.

·      Rela Berkorban

Setiap individu dalam sebuah masyarakat, akan memiliki subangsih yang berbeda-beda dalam perayaan rokat pinteng. Ada yang menyumbang dana lebih banyak, ada yang bekerja lebih keras, dan ada juga yang hanya menyubang fikiran.
·      Timbul Niatan Untuk Saling Tolong-Menolong

Tidak menutup kemukinan masyarakat Sana Laok yang ikut serta dalam rokat pinteng sedang dirundung masalah sehingga membutuhkan batuan masyarakat yang lain semisal butuh pinjaman uang, dll.

2.    Menyembelih Kambing

Dalam perayaan rokat pinteng penyambilahan kambing merupkan prosesi yang utama, dalam hal ini tata cara penyambelihan tidak jauh berbeda dengan ajaran ummat muslim hanya saja setelah penyambelihan kambing, kulit, telinga, dan mulut di pisah untuk ditaruh di pinteng (tempat) karena dinyakini memiliki faideh sebagai berikut:

·      Kulit, Mulut dan Telinga kambing dijadikan sesajen oleh masyarakat sebagai ganti dari tumbal kepada penghuni pinteng, karena masyarakat meyakini hal ini menjadi syarat agar penghuni pinteng tidak menganggu kehidupan masyarakat.

3.    Memasak Nasi

Memasak nasi dalam perayaan rokat piteng adalah salah satu ritual yang harus dilakukan ditempat parayaan, masyarakat setempat percaya tempat (pinteng) yang memiliki kekuatan mistik akan memberi keberkahan atau keselamatan bagi orang yang memakannya dan apabila ditaburkan pada tanaman maka tanaman tersebut akan membuahkan hasil yang melimpah.

4.    Pembacaan Khususon Fateha, Surah Yasin,  Tahlil dan doa.
Sebagai yang unsur agamis dalam mengapai setiap keninginan

5.    Makan Bersama

Selanjutnya prosesi makan bersama, selain nasi telah diyakini memiliki keberkahan karena sudah dirokat, hal ini juga menunjukkan indahnya kebersamaan, mehilangkan rasa gengsi karena perbedaan tingkatan sosial,dll.

6.    Menaburkan Nasi

Prosesi yang terahir, menaburkan nasi pada tanaman, anggapan masyarakat nasi yang telah dirokat dapat memberi keberhan pada tanaman atau dapat menyelamatkan dari gangguan hama.(faruk)

Artikel ini telah dibaca 13 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Mengenal Budaya Lokal Di Madura (Rokat Pinteng)

23 April 2018 - 08:48 WIB

Rokat Somor, Warisan Nenek Moyang

17 April 2018 - 01:45 WIB

Rokat Somor, Warisan Nenek Moyang

17 April 2018 - 01:45 WIB

Budaya

15 April 2018 - 07:25 WIB

Budaya

15 April 2018 - 07:25 WIB

Trending di Budaya