![]() | ||
*Oleh : Elly Naylufar |
Brak!!
“Kamu mengacau di restoran Om Reno, Farel?”
“Bukan mengacau Pa, hanya menggagalkan rencana sialan si brengsek itu,”
“Berapa kali Papa bilang untuk tidak jadi pria pengecut Farel, lihat sekarang, kamu mengacau kembali.”
“Hanya itu yang terpikir Pa,”
“Sudahlah, Pergi sana, Papa sibuk!”
Dengan cengiran khasnya, Farel segera keluar dari ruangan kerja Papanya dan tak lupa melayangkan kissbye membuat Papanya hanya mendengus akan kelakuan putra semata wayangnya. Farel Brima Anggara. Putra Mahkota keluarga Anggara yang menguasai bisnis properti di Asia. Untuk ukuran Putra Mahkota sepertinya, tak ada rasa puas yang dirasakannya, sebelum mendapat apa yang benar-benar ia inginkan. Harta? Tentu saja berlimpah. Rupa? Tampan dan berkharisma. Otak? Dia menuruni otak jenius dari buyutnya. Wanita manapun akan dengan mudah jatuh dalam pesonanya. Hanya saja, itu tidak berarti apa-apa jika dihadapan satu gadis yang selalu membuatnya gemas. Aurora! Entah bagaimana bisa, wanita itu tidak meliriknya sama sekali jika Farel tidak memancingnya untuk membuat keributan. Sejak saat itulah, Farel memutuskan untuk jatuh cinta pada Aurora dan bertekad untuk mendapatkannya untuk dinikahi. Aurora berbeda! Itulah pikirnya dulu. Dan kemarin Farel membuat keributan di restaurant Om Reno, yang membuat Papanya tadi murka. Pasalnya tidak hanya sekali, namun ini yang kesekian kali. Bagaimana tidak? Si brengsek yang Farel sebut tadi, sedang menjalankan taruhan terakhir bersama teman-temannya, yaitu menjadikan Aurora kekasihnya! Tentu saja, otak cerdas Farel yang mendengar itu merespon dengan cepat tanpa peduli akan resikonya, tidak terima wanita pujaannya dijadikan bahan taruhan.
***
“Arurora”
“Cantik”
“Cuit … cuit …”
Berbagai suara dari lawan jenisnya membuat Aurora merasa terganggu dan risih. Dengan raut datar, Aurora berjalan di koridor sekolah tanpa mempedulikan sekitarnya. Hal tersebut tak lepas dari perhatian Farel, yang ikut merasa gerah akan tingkah kaumnya tersebut. Aurora itu cantik dan pintar, maka tak heran banyak yang suka padanya, termasuk sang putra mahkota seperti Farel.
Dengan seribu langkahnya, Farel menuju Aurora, meraih pergelangan tangannya lalu mendesak Aurora ke dinding.
Untuk menjalankan dan melancarkan rencana ‘Aurora jatuh cinta’, Farel membekali diri dengan meminta saran dari sahabat sekaligus sepupunya yang Playboy tentang cara menaklukan hati sang pujaan, karena dirinya sangat minim pengalaman bila menyangkut urusan sang pujaan, yang ia tau hanya mengganggunya agar sang pujaan bisa melihat dirinya walaupun imagenya dipandang buruk. Yang pertama Farel harus meminta maaf pada Aurora karena telah mengganggunya, dan Farel menyetujuinya. Lalu yang kedua, setelah minta maaf, Farel harus menjauh dari Aurora selama waktu yang tidak ditentukan, tentu saja Farel protes, bagaimana jika ia rindu dan ingin bertemu? Dan Farel terpaksa menyetujuinya karena alasan sahabat sekaligus sepupunya itu sedikit masuk akal, karena katanya, hal tersebut akan membingungkan sang pujaan karena telah terbiasa dengan gangguan Farel yang tiba-tiba berhenti mengganggu, dan menimbulkan rasa penasaran. Dan terakhir adalah mendekatinya secara perlahan, memberikan perhatian-perhatian kecil, dan sedikit kata-kata manis yang mampu melambungkan perasaan. Dan sekaranglah waktunya.
Yang pertama, Farel harus meminta maaf pada Aurora. Dan target sedang berada di perpustakaan yang sepertinya sangat khusyuk membaca buku yang ada ditangannya. Dengan langkah pasti, Farel menghampiri Aurora, lalu mendudukkan dirinya di depan Aurora, membuat Aurora mebgalihkan perhatiannya dari buku pada Farel. Aurora mengerutkan keningnya seolah bertanya ada apa dengan Farel yang biasanya anti memasuki perpustakaan bisa berada didepannya.
“Hai, mmm … maaf jika aku mengganggumu lagi, aku hanya ingin minta maaf padamu karena selalu mengganggumu, tapi tenang saja, setelah ini aku akan berhenti mengganggu ataupun mengusik hidupmu lagi, sekali lagi, maafkan aku” ucap Farel dengan gugup, dan senyum kikuk pada Aurora.
“Kenapa tiba-tiba? Ini tidak seperti dirimu sendiri” Aurora yang terkejut tentang pernyataan Farel, langsung melemparkan pertanyaan yang sedari tadi berputar dipikirannya. Pasalnya, Farel adalah laki-laki yang tidak mengenal kata maaf dan terima kasih, itu menurutnya selama ia mengenal Farel.
“Alih-alih mendekatimu dengan baik, aku malah berakhir menjadi parasit yang mengganggu ketenanganmu, maafkan aku, kau mau kan?” Tanya Farel penuh harap, Aurora hanya mengangguk sebagai jawabannya yang membuat Farel mengembangkan senyumannya seraya berkata “Baiklah, kalau begitu kita berdamai, aku pergi dulu kalau begitu.” Farel pergi meninggalkan Aurora yang mulai memunculkan banyak pertanyaan di otak cantiknya.
***
Tidak sampai satu minggu, Farel mendapat kabar bahwa Aurora sering menanyakan tentang kabarnya kepada teman-temannya. Thank’s to Sahabat sekaligus sepupu Playboy-nya yang memberikan saran, kini Aurora yang mendekatkan diri padanya, dan tentu saja hal itu membuat Farel senang bukan main. Sebentar lagi, sebentar lagi apa yang ditujunya akan tercapai. Begitu pikirannya bersemangat.
Langkah Farel terhenti saat samar-samar ia melihat siluet seseorang yang familiar, mengikuti kata hatinya, Farel melangkah mendekati apa yang ia lihat. Matanya membulat sempurna tatkala melihat pemandangan didepannya yang membuatnya geram setengah mati. Seorang gadis yang sangat dikenalnya, Aurora, yang sedang berusaha melepaskan diri dari si brengsek yang membuatnya mengacau di restaurant Om Reno.
Dengan langkah cepat, Farel menghampiri keduanya.
“Lepas!” Sentak Farel, mendorong pria brengsek itu hingga tersungkur, lalu menyembunyikan Aurora dibalik tubuh kekarnya. Matanya menatap tajam pada pria dihadapannya, rahangnya mengetat, dan tak berhenti mengumpat dalam hatinya.
“Pergi! Sebelum aku melakukan hal yang tidak kamu inginkan!” Ancam Farel. Menyadari bahwa ucapan Farel tidak main-main dan Farel bukan lawan yang mudah dikalahkan, bahkan bisa dibilang terlalu jauh untuk dijangkau, pria brengsek itu memilih pergi sebelum hidupnya berakhir.
“Kamu baik-baik saja? Tidak ada luka kan?” tanya Farel khawatir sambil memeriksa seluruh badan Aurora. Berlebihan!, biarkan saja. Sedangkan Aurora hanya diam dan masih mencerna kejadian yang menimpanya.
“Ara, kenapa kamu diam? Kamu tidak apa-apa kan? Jawab Ara, jangan membuatku khawatir” keterdiaman Aurora membuat Farel semakin panik, dan berpikir yang aneh-aneh. Bagaimana jika Ara-nya trauma? Jika itu terjadi, maka Farel berjanji tidak akan melepaskan pria brengsek itu dengan seluruh keturunannya. Suara isakan dari Aurora membuat lamunan Farel buyar. Dengan segera, ia merengkuh tubuh mungil Aurora yang terasa pas, dan juga memberikan rasa getaran yang tak biasa dihatinya.
“Jangan … jangan tinggalin … jangan pergi …” isak Aurora yang masih memeluk Farel. Tak butuh waktu lama untuk Farel tersenyum dan mengerti ucapan Aurora karena dengan segera ia berjanji tidak akan meninggalkan Aurora.
“Aku merasa hariku kosong dan hampa” ucap Aurora setelah merasa dirinya tenang. Farel tak membalas, hanya mendengar karena merasa ucapa Ara-nya menggantung. “Kenapa berhenti menggangguku? Jangan berhenti, jangan pergi, jangan tinggalin lagi, karena entah bagaimana, aku merasa terbiasa denganmu dan merasa kosong saat kamu tidak ada,” lanjut Aurora membuat Farel merasakan dirinya melambung ke awan.
“Kenapa menahanku? Bukankah kamu merasa terganggu?” tanya Farel, sebenarnya ia tidak ingin bertanya karena ia tau alasannya, hanya saja ia ingin mendengarnya sendiri dari Aurora, Ara kesayangannya.
“KARENA AKU MENYUKAIMU, AKU MENYADARI BAHWA PERANMU SANGAT PENTING DALAM HIDUPKU” teriak Aurora lantang. Farel tersenyum lalu kembali memeluk Aurora dengan erat. Akhirnya … apa yang diinginkannya ia dapatkan, apa yang ditujunya tercapai. Aurora adalah pusat hidupnya, dan sekarang ia berhasil memilikinya. Harta berharga yang tak ingin dibaginya dengan siapapun. Karena memperjuangkan hal berarti tidaklah mudah, seperti ia memperjuangkan Ara hingga harus menahan rindu karena tidak melihat dan bertemu Ara-nya.
-End-
Elly Naylufar. Nama pena dari sang penulis yang akhirnya bisa menyelesaikan cerita ini. Thank’s to brother tercinta yang telah membantu menyelesaikan cerita dengan rela mengorbankan kisah hidup asmaranya. Pemalas yang rajin berfantasi ria, begitulah julukannya, hobi menulis dan membaca.
Dapat dihubungi di :
Email : ellynaylufar52@gmail.com
Facebook : elly an naylufar
Instagram : el.n_mcmillan
Wattpad : ekanaylufar
No wa : 085210617639