Mahasiswa PAI Peduli, HIMA PRODI PAI Bangkit
Perbesar
Untuk menyemarakkan Hari Lahir (Harlah) STAIN yang ke XVI, Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (HIMA Prodi PAI) mengadakan seminar dengan tema “Urgensitas PAI dalam Transformasi Budaya Sosial”. Acara yang berlangsung pada Senin (25/03/2013) tersebut berlangsung dengan kondusif. Seminar tersebut diadakan menilik pada pentingnya Pendidikan Agama Islam bagi sosial budaya.
“Seminar ini lebih ditekankan pada mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam,” ungkap Miftahul Arifin selaku ketua HIMA Prodi PAI.
Seminar yang diadakan oleh HIMA Prodi PAI ini bertujuan agar mahasiswa PAI mampu mengemban amanahnya sebagai sarjana PAI untuk menunjukkan pada masyarakat tentang arti pentingnya Pendidikan Agama Islam, disamping juga mampu menghapus asusmsi salah dari masyarakat tentang kapabilitas sarjana PAI masa depan.
Miftah menuturkan, peserta yang hadir berkisar 350 mahasiswa. Jumlah itu masih sangat minim dibandingkan jumlah mahsiswa PAI yang ribuan. Sejatinya panitia berharap 500 mahasiswa yang hadir pada acara seminar tersebut. Menurutnya, minimnya mahasiswa PAI yang hadir karena kurangnya kerjasama antara dosen dan mahasiswa.
Minggu (24/03/2013) sebenarnya telah ada kabar bahwa Senin, (25/03/2013) mahasiswa PAI diliburkan agar mereka hadir pada seminar, mengingat pentingnya acara seminar tersebut. Namun kabar itu hanya seperti angin belaka. Sehingga mahasiswa yang menghadiri seminar nyatanya masih jauh dari jumlah yang ditargetkan. Hanya sebagian mahasiswa yang bisa mengikuti acara seminar pendidikan ini.
Narasumber yang sengaja didatangkan dari UIN Malang, mampu menarik minat mahasiswa untuk mengetahui tentang urgensi PAI di masa depan. Sekitar enam mahasiswa bertanya dengan beragam pertanyaan.
Miftah lebih lanjut memaparkan, seminar itu diharapkan mampu memberikan pemahaman bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa PAI, agar nantinya dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa PAI tidak lagi dipandang sebelah mata. Sehingga seminar ini tidaklah sia-sia diadakan. Miftah menambakan, seminar ini sebenarnya merupakan upaya agar mahasiswa dapat bertarung dengan berbagai budaya yang ada di era postmodern ini.
Dari awal acara berjalan sangat kondusif. Namun saat menjelang akhir, tepatnya ketika sampai pada sesi pertanyaan, ada gangguan dengan padamnya listrik, sehingga acara yang tadinya kondusif, semakin menurun.
Harapan besar dari ketua HIMA Prodi PAI agar mahasiswa benar-benar menjadi mahasiswa yang mempunyai kapabilitas keilmuan tentang kiprah pendidikan Islam di era modern. Sebab dalam pandangannya, ketika mahasiswa sudah ikut arus global dan tidak lagi peduli dengan keadaan pendidikan Islam, maka akan terjadi kehancuran.
Harapan mahasiswa PAI semester VI tersebut untuk Harlah STAIN Pamekasan selanjutnya, acara yang diadakan lebih meriah serta mempertimbangkan kembali acara-acara yang akan diagendakan. Meskipun acara saat ini sudah sukses, namun tahun depan ia berharap agar lebih meriah lagi dan menarik perhatian mahasiswa khususnya.
(hsb/MTR)
Artikel ini telah dibaca 18 kali
Mahasiswa PAI Peduli, HIMA PRODI PAI Bangkit
Perbesar
Untuk menyemarakkan Hari Lahir (Harlah) STAIN yang ke XVI, Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (HIMA Prodi PAI) mengadakan seminar dengan tema “Urgensitas PAI dalam Transformasi Budaya Sosial”. Acara yang berlangsung pada Senin (25/03/2013) tersebut berlangsung dengan kondusif. Seminar tersebut diadakan menilik pada pentingnya Pendidikan Agama Islam bagi sosial budaya.
“Seminar ini lebih ditekankan pada mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam,” ungkap Miftahul Arifin selaku ketua HIMA Prodi PAI.
Seminar yang diadakan oleh HIMA Prodi PAI ini bertujuan agar mahasiswa PAI mampu mengemban amanahnya sebagai sarjana PAI untuk menunjukkan pada masyarakat tentang arti pentingnya Pendidikan Agama Islam, disamping juga mampu menghapus asusmsi salah dari masyarakat tentang kapabilitas sarjana PAI masa depan.
Miftah menuturkan, peserta yang hadir berkisar 350 mahasiswa. Jumlah itu masih sangat minim dibandingkan jumlah mahsiswa PAI yang ribuan. Sejatinya panitia berharap 500 mahasiswa yang hadir pada acara seminar tersebut. Menurutnya, minimnya mahasiswa PAI yang hadir karena kurangnya kerjasama antara dosen dan mahasiswa.
Minggu (24/03/2013) sebenarnya telah ada kabar bahwa Senin, (25/03/2013) mahasiswa PAI diliburkan agar mereka hadir pada seminar, mengingat pentingnya acara seminar tersebut. Namun kabar itu hanya seperti angin belaka. Sehingga mahasiswa yang menghadiri seminar nyatanya masih jauh dari jumlah yang ditargetkan. Hanya sebagian mahasiswa yang bisa mengikuti acara seminar pendidikan ini.
Narasumber yang sengaja didatangkan dari UIN Malang, mampu menarik minat mahasiswa untuk mengetahui tentang urgensi PAI di masa depan. Sekitar enam mahasiswa bertanya dengan beragam pertanyaan.
Miftah lebih lanjut memaparkan, seminar itu diharapkan mampu memberikan pemahaman bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa PAI, agar nantinya dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa PAI tidak lagi dipandang sebelah mata. Sehingga seminar ini tidaklah sia-sia diadakan. Miftah menambakan, seminar ini sebenarnya merupakan upaya agar mahasiswa dapat bertarung dengan berbagai budaya yang ada di era postmodern ini.
Dari awal acara berjalan sangat kondusif. Namun saat menjelang akhir, tepatnya ketika sampai pada sesi pertanyaan, ada gangguan dengan padamnya listrik, sehingga acara yang tadinya kondusif, semakin menurun.
Harapan besar dari ketua HIMA Prodi PAI agar mahasiswa benar-benar menjadi mahasiswa yang mempunyai kapabilitas keilmuan tentang kiprah pendidikan Islam di era modern. Sebab dalam pandangannya, ketika mahasiswa sudah ikut arus global dan tidak lagi peduli dengan keadaan pendidikan Islam, maka akan terjadi kehancuran.
Harapan mahasiswa PAI semester VI tersebut untuk Harlah STAIN Pamekasan selanjutnya, acara yang diadakan lebih meriah serta mempertimbangkan kembali acara-acara yang akan diagendakan. Meskipun acara saat ini sudah sukses, namun tahun depan ia berharap agar lebih meriah lagi dan menarik perhatian mahasiswa khususnya.
(hsb/MTR)
Artikel ini telah dibaca 0 kali
Baca Lainnya
Trending di Liputan Khusus