Foto, mahasiswa langgar kode etik |
IAIN MADURA-Senin (15/10), Institut Agama Islam Negeri yang berbasis Islam atau syariah dan memiliki visi mencetak mahasiswa yang religius tidak seperti faktanya. Pasalnya masih banyak mahasiswa yang melanggar kode etik tapi tidak ada tindak lanjut dari tim kode etik itu sendiri.
Hayatul Humaini mahasiswa program studi (prodi) PAI membeberkan mahasiswa wajib mematuhi aturan yang ada di kampus ini seperti halnya dalam berpakaian. “Kita sebagai mahasiswa di IAIN Madura harus mematuhi aturan yang ada di kampus. Contohnya kode dalam cara berpakaian. Kalau menurut saya, rok dan celana yang masih ketat dalam kode etik tidak boleh. Karena, seakan akan mereka berpakaian tetapi telanjang. Dan itu sudah menyalahi aturan”. Tegasnya.
Mahasiswa semester 1 itu berharap kepada tim kode etik agar bertindak tegas pada mahasiswa yang melanggar kode etik tersebut. “Untuk mahasiswi yang memakai baju ketat dan mahasiswa yang celananya bolong-bolong harus di tindak tegas, dan jujur ketika saya melihat mahasiswi yang berpakaian seperti itu, saya merasa miris melihat kampus ini berbasis islam”. Imbuhnya.
Senada dengan Humaini, Khoirinnisa’ mahasiswa program studi (Prodi) AHS mengatakan sebenarnya mahasiswa sudah tahu masalah itu tapi mereka pura-pura lupa. “Kalau masalah pakaian 80% mahasiswa sudah tahu akan basis IAIN yaitu islam tapi masih banyak juga mahasiswa yang lupa pada basis itu dan mengedepankan style atau fashion dari pada kemampuannya. Mungkin menurut mereka, itu sudah mengikuti syariah Islam tapi didalam islam bukan diperintahkan untuk membungkus melainkan menutupi dengan benar-benar menutupi (aurat)”. Ungakpnya.
Ia jjuga berharap kepada tim kode etik harus lebih tegas dalam meninjaklanjuti mahasiswa yang melanggar aturan demi nama baik IAIN Madura “Aturannya dijalankan bukan hanya dibuat banner lalu di pajang. “pungkas Mahasiswi semester 1 tersebut.
Terkait dengan masalah tersebut, koordinator kode etik IAIN Madura, Syaiful hadi menanggapi bahwa tim kode etik bukan tidak mengontrol, tetapi tetap mengontrol dengan cara yang pasif.
“Sebenarnya, bukan kami tidak mengontrol tapi tim kode etik mengontrol secara pasif bukan secara aktif, jika ada laporan pada tim kode etik maka tim kode etik akan menindak lanjuti. Dan kemungkinan besar dalam satu minggu kedepan akan diadakan edukasi besar-besaran mengenai pelanggaran-pepanggaran kode etik tersebut”. Tegas ketua prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) tersebut. (Wsq/hls)