Foto:menjadi The winner writing Challenge se-Jawa timur |
Setelah berapa kali sukses mengantongi prestasi di bidang kepenulisan, kini mahasiswi muda IAIN MADURA kembali menjadi The winner writing Challenge se-Jawa timur.
Terekam dari kesehariannya Inel iskandar merupakan pribadi militan dalam memperjuangkan budaya literasi, terbukti dengan beberapa karya baik berupa buku, puisi dan cerpen yang di publikasikan di media online maupun cetak seperti majalah atapun koran.
“Semua karena mimpi” ungkapnya dalam suatu kesempatan, berawal dari keinginan besar untuk bisa bermanfaat melebihi umur yang dimiliki, maka melahirkan karya tulis tentu menjadi pilihan tepat dalam meningkatkan kapasitas hidup yang dimiliki.
Belajar menulis seharusnya tidak jauh berbeda dengan metode belajar seni lukis di cina, tidak dicekoki Dengan berbagai teori, namun seorang guru lukis menghadirkan berbagai karya lukis seniman profesional untuk ditiru, sampai menemukan karakteristik melukisnya sendiri. Bukan dalam artian menjiplak karya orang lain akan tetapi meniru kerangka kepenulisan dan berpikir sampai mampu menemukan ciri khas kepenulisanya sendiri . Selaras dengan santainya ungkapan pemilik nama pangilan inel “Sebenarnya menulis tidak butuh banyak teori, cukup yakinkan saja dengan apa yang kita tulis, entah dari perasaan, lingkungan ataupun pengalaman”. Sebagai manusia, Secara sederhana Modal untuk menjadi menulis telah kita miliki, dari keinginan dasar untuk selalu berbagi tentang perasaan, lingkungan ataupun pengalaman.
Siapapun, tidak terkecuali seorang penulis tetap seja memiliki emosional yang berubah-berubah, terkadang memilik semangat meledak-meledak, galau, layu dan sebagainya. lalu bagaimana menjaga konsistensi atau produktifitas dalam menulis?. Jika kasus demikian yang seringkali menghabat hati dan kedalam intelektual untuk senantiasa berbagi maka patut kiranya kita meneladani penulis buku secawan rancu dalam menjaga dan meningkatkan motivasi menulis. “Manjaganya cukup kita arahkan saja kepada impian yang katanya orang tidak akan mungkin untuk kita capai. Dulu, saya sering dikucilakan gara-gara mimpiku terlalu tinggi, seperti bertemu sampai bercakap-cakap langsung dengan Penulis besar, seperti Kang Abik (Habiburrahmah El Shirazy), Asma Nadia, dan Helvi Tiana Rossa. Tapi, Allah maha baik mewujudkan segalanya, Denga cara melalui kecintaan saya kepada literasi” ungkap inel iskandar sebagai kader Lpm Activita. (p)