Oleh: M. Alfa At-Takmiil
Sederet lagu sunyi nan hampa kau hafal bahkan kau ‘amalkan
Sedang sebutir kalam kau enggan bahkan terlupakan
Bahkan kau klem kesaktian kitab suci karanganmu
Asamu larut dalam mimpi nirwanamu yang tak berkesudahan dan hampir punah
Lewat ocehan, tangis palsumu demi segepok uang merahan,
Ku maklumi ketuhananmu….
Dasimu sebagai kedok, bahkan senjata yang kau peralat tuk mengelabuiku
Aku tahu, tapi aku pura-pura bisu, tuli bahkan seakan terkena penyakit lepra,
Ku juga tahu dalam jaz mewahmu ada surat tanah, surat hidup bahkan surat kawinku yang bisa diringkus sesuai nafsu setanmu.
Ku maklumi ketuhananmu…
Ibarat rumput, bisa kau injak, cabut dan cangkul
Padahal ada anak cucu diujung akarku, punya hak terhadap tanah tanam,
Dan kini mengering, patah bahkan hilang bersama reklame kebesaranmu
Sakit perut sebab titah dan langkah agungmu
Perih ulu hati karna toa-toa berisi khotbahmu.
Kapan kiamat itu, agar kau tahu, ketuhananmu sebab modernnya zamanmu..!!!
Plakpak, 25 Oktober 2017