STAINPamekasan-Selasa (31/10), Mahasiswa Baru (Maba) sekolah tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan mengeluh terhadap keterlambatan KTA (kartu Tanda Anggota) perpustakaan STAIN Pamekasan, sebab keterlambatan KTA tersebut menjadi penghambat mahasiswa untuk menyelesaikan tugasnya, utamanya yang membutuhkan referensi.
Andi, mahasiswa semester satu mengatakan, dirinya merasa kesulitan ketika ingin menyelesaikan tugas, bahkan untuk mendapatkan referensi dirinya terkadang harus keperpus umum. “Selama ini saya menyelasikan tugas makalah itu dalam mencari referensi dengan cara pinjam ke kakak tingkat dan kadang ke perpus umum. Dari dosen juga tidak ada dispen,” tuturnya.
Mahasiswa Program Studi (Prodi) Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut berharap agar pembuatan KTA tersebut segera di realisasikan. “saya berharap agar pembuatan KTA itu segera terselesaikan, karena banyak temen-temen yang mengeluh ketika mereka ingin menyelesaikan tugas makalah,” ungkapnya.
Senada dengan Andi, Soheb Bisri menghimbau agar KTA tersebut cepat jadi, disebabkan banyak Mahasiswa baru yang kesulitan ketika ingin menyelesikan tugasnya. “Cepat jadi, dihimbau supaya cepat jadi karna rata-rata maba yang mau ngerjain tugasnya sulit rata-rata dosen yang memberi tugas bukunya ada di perpus stain,” ujarnya.
Harapan yang diinginkan mahasiwa Prodi KPI semester satu itu, KTA supaya cepat di adakan untuk memudahakan mahasiswa khususnya mahasiwa baru menyelesaikan tugasnya. “Supaya cepat jadi, itu kan termasuk fasilitas kampus. Supaya mahasiswa itu tenang ngerjain tugas dan supaya mahasiwa mudah,” begitu harapnya.
Badrotin mahasiswa prodi KPI semester satu juga mngeluh, ia mengungkapkan dampak dari ketiadaan KTA mendorong mahasiswa untuk tidak mengikuti aturan perpustakaan, yakni meminjam buku dengan menggunakan KTA orang lain. “Untuk maba itu tidak bisa pinjam sedangkan tugas yang dari dosen yang diberikan sangat banyak yang menyebabkan maba itu minjam KTA lain kan begitu. Dan aturannya khususnya maba yang tidak puny KTA tidak bisa mijam dan harus membaca di dalam perpus dan itu sangat tidak atau kurang efektif karena tugaspun banyak,”begitu jelasnya.
Ia juga berharap KTA tersebut segera dipenuhi, untuk memudahkan mahasiswa dalam proses peminjaman buku. “Ingin cepet keluar KTA nya biar kita bisa pinjam biar kita lebih sering ke perpus untuk minjam buku. Karen kalau tidak ada KTA kita terbatas, minjam buku pun kita tidak diperbolehkan harus scan dan segala macam, harus foto dan itu kurang efektif menurut saya, dan minta kesadarannya dari pihak stain,”
Menanggapi keluhan mahasiswa tersebut, Abd. Syakur selaku ketua perpustakaan STAIN Pamekasan mengutarakan, saat ini pembuatan KTA itu bukan lagi ditangani oleh perpus STAIN Pamekasan, berbeda dengan tahun 2016. “Kemaren sebelum angkan 2017 ini, angkatan 2016 itu kami yang cetak disini, perpus yang cetak. Ketika waktu itu, tahun yang lalu itu begitu selesai diterima sebagai mahasiwa ikut kegiatan digital user education, selesai digital user education itu seminggu sudah dapat KTA, nah sekarang ini memang ada perubahan yang itu dipinta oleh pimpinan,” tuturnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa untuk saat ini pimpinan menginginkan setiap mahasiswa itu mempunyai satu kartu mahasiswa integratif yang bisa digunankan di akademik dan juga diperpustakaan.
“ya tunggu saja di tahun 2018 kira-kira begitu berdasarkan pengalaman sebelumnya, tapi mudah-mudahn tidaklah karna yang mengelola dan merangkum data itu TIPD (Teknologi Informasi Pangkalan Data), itu salah satu unit baru di STAIN pamekasan yang khusus menangani teknologi informasi,” tambahnya.
Kepala TIPD mengungkap, Pihaknya juga mengutarakan bahwa kendala yang dialami saat ini bukan masalah lambat, tapi masalahnya terdapat pada jumlah mahasiswa, disebabkn juga masih mengurusi perubahan KTM dan KTA mahasiswa angkatan 2016.
Ia juga mengatakan, angkatan tahun 2017 akan diberikan kartu mahasiswa sementara. “Tinggal bagaimana sebenarnya kordinasi dengan perpustakaan bahwa kartu tanda sementara itu bisa diterima menjadi sebagai anggota perpus yang mungkin bisa diklarifikasi juga ke perpustakaan apakah karena di KTM sementara tidak tercantum perpus sehingga tidak bisa diakses oleh pihak perpustakaan,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa untuk solusi terhadap masalah yang dialami mahasiswa baru tersebut, pihaknya akan kordinasi dengan pimpinan. “Kemudian kordinasi dengan unit terkait di perpustakaan, apakah tidak ada barkode dari kartu tanda sementara diprosedur karena semuanya masuk di aplikasi. Sehinnga ketika seumpamanya ada inputan bagaimana seluruh inputan itu sudah fiks,” pungkasnya. (rof/kf/llh/and/ftm)