IAIN Madura, LPM Activita-Komunitas Peduli Kampus (KPK) datangi Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura di ruang kerjanya, Senin (10/05/2021).
Kedatangan KPK merupakan penyampaian aspirasi, pasalnya dalam dua tahun terakhir pemilihan presiden mahasiswa (Presma) IAIN Madura terkesan tertutup, sehingga pesta demokrasi yang biasanya diikuti seluruh mahasiswa itu hanya dapat dipilih oleh beberapa orang yang tergabung dalam organisasi mahasiswa (Ormawa).
Ketua umum KPK, Syuhud Syayadi Amir mengakatakan, tujuan kedatangan KPK untuk meminta kejelasan.
“Audiensi dengan pimpinan kampus ini untuk meminta kejelasan sistem pemilihan demokrasi kampus yang terkesan tidak demokratis,” paparnya.
Lebih lanjut Syuhud meminta pimpinan kampus untuk memastikan kongres selanjutnya agar dipublikasikan dan tidak boleh diikuti perwakilan ormawa saja.
“Kongres harus terbuka bagi seluruh mahasiswa IAIN Madura,” ucapnya.
Ia juga menegaskan, kedatangan KPK bukan atas nama kelompok tertentu, tapi murni atas dasar gerakan intelektual dan aspirasi dari suara mahasiswa.
“Bagaimana kongres yang akan datang menggambarkan kongres yang tidak lagi tertutup dan harus dipublikasikan,” tegasnya.
Tidak hanya itu, Sekertaris KPK, Imam Turmidzi mengatakan, demokrasi kampus tidak ada kaitannya dengan pandemi.
“Kenapa pimipinan harus mengaitkan dengan covid 19 sistem pemilihannya dibatasi, dari dulu sistem pemilihannya sudah tidak demokratis, kenapa harus ada peta politik kampus, banyak mahasiswa yang tidak tahu Sema I itu apa, Dema I itu apa dan sebagainya, ( Sema I (Senat mahasiswa institut) Dema (Dewan eksekutif mahasiswa institut): read)” jelas Imam.
Menanggapi hal itu, Rektor IAIN Madura, Mohammad Kosim mengatakan, pimpinan akan mengevaluasi terkait sistem pelaksanaan pemilwa kedepan.
“Kami tidak pernah berfikir siapa yang jadi, kadang kami lepas kontrol terhadap mereka (forum kongres), makanya ke depan yang menjadi perhatian kita untuk dievaluasi adalah Dekan harus terlibat,” katanya.
Ia juga menambahkan, untuk mengubah sistem pemilihan di tengah periode saat ini tidak bisa dilakukan.
”Setelah ada masukan dari teman-teman mahasiswa, maka nanti bisa diubah di kongres,” tambahnya.