Para peserta, lanjut Arman, hanya diberi pinjaman sebesar 100.000 rupiah karena dana oprasional dari kampus belum dicairkan. “Pada awalnya, pinjaman modal yang akan diberikan persetiap kelompok sebesar 150.000 rupiah. Akan tetapi karena adanya kendala yaitu pihak keuangan STAIN belum memberikan bantuan dana tersebut kepada UKK Kopma. Jadi dana yang kami pinjamkan sebesar 100.000 rupiah. Dimana dari hal ini, dana tersebut berasal dari  uang pribadi Kopma.” Tegas Arman.  Dalam kesempatan ini, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang didampingi oleh supervisior pada masing-masing kelompok. Proses perlombaan ini berlangsung setelah pembagian kelompok saat waktu workshop. Dalam satu kelompok ada yang terdiri 5-7 orang dari beberapa kelompok. 

Ia menambahkan, dalam kegiatan ini peserta diterjunkan langsung  untuk merealisasikan kemampuannya dibidang perdagangan dan mudah mengenali peluang kewirausahaan saat ingin memulai usahanya sendiri. 

Salah satu peserta lomba dari kelompok Barokah yang tidak mau disebut identitasnya mengatakan, adanya perlombaan ini membuatnya terlatih untuk memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi. Dalam kegiatan tersebut, peserta dituntut untuk memiliki strategi pendistribusian dan kreativitas untuk membuat sendiri produk yang akan peserta tawarkan. Hal ini dilakukan agar peserta mempunyai pengalaman baru. “Jadi tidak hanya teori kewirausahaan yang mereka dapatkan saat pemberian materi di workshop, akan tetapi mereka bisa memadukan keduanya (antara teori dan pengaplikasian kewirausahaan) di perlombaan ini,” imbuhnya tersenyum kepada kru. 

Peserta tersebut menuturkan, ada beberapa kriteria penilaian untuk menilai setiap kelompok, diantaranya; Kreativitas (strategi pemasaran)  yang diprioritaskan, Penghasilan atau laba yang dihasilkan, Bentuk produk yang ditawarkan dan lain-lain. Penilaian dilakukan oleh pengawas atau pengamat pada masing-masing kelompok.

Para peserta, lanjut Arman, hanya diberi pinjaman sebesar 100.000 rupiah karena dana oprasional dari kampus belum dicairkan. “Pada awalnya, pinjaman modal yang akan diberikan persetiap kelompok sebesar 150.000 rupiah. Akan tetapi karena adanya kendala yaitu pihak keuangan STAIN belum memberikan bantuan dana tersebut kepada UKK Kopma. Jadi dana yang kami pinjamkan sebesar 100.000 rupiah. Dimana dari hal ini, dana tersebut berasal dari  uang pribadi Kopma.” Tegas Arman.  Dalam kesempatan ini, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang didampingi oleh supervisior pada masing-masing kelompok. Proses perlombaan ini berlangsung setelah pembagian kelompok saat waktu workshop. Dalam satu kelompok ada yang terdiri 5-7 orang dari beberapa kelompok. 

Ia menambahkan, dalam kegiatan ini peserta diterjunkan langsung  untuk merealisasikan kemampuannya dibidang perdagangan dan mudah mengenali peluang kewirausahaan saat ingin memulai usahanya sendiri. 

Salah satu peserta lomba dari kelompok Barokah yang tidak mau disebut identitasnya mengatakan, adanya perlombaan ini membuatnya terlatih untuk memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi. Dalam kegiatan tersebut, peserta dituntut untuk memiliki strategi pendistribusian dan kreativitas untuk membuat sendiri produk yang akan peserta tawarkan. Hal ini dilakukan agar peserta mempunyai pengalaman baru. “Jadi tidak hanya teori kewirausahaan yang mereka dapatkan saat pemberian materi di workshop, akan tetapi mereka bisa memadukan keduanya (antara teori dan pengaplikasian kewirausahaan) di perlombaan ini,” imbuhnya tersenyum kepada kru. 

Peserta tersebut menuturkan, ada beberapa kriteria penilaian untuk menilai setiap kelompok, diantaranya; Kreativitas (strategi pemasaran)  yang diprioritaskan, Penghasilan atau laba yang dihasilkan, Bentuk produk yang ditawarkan dan lain-lain. Penilaian dilakukan oleh pengawas atau pengamat pada masing-masing kelompok.