IAIN Madura, LPM Activita – Seiring tuntutan pemotongan Uang Kuliah Tunggal (UKT), Republik Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura (RMI) juga meminta pihak Rektor memutuskan kerja samanya dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) di depan gedung Rektorat. Rabu (02/02/2022).
Tindakan ini dilakukan karena kurangnya pelayanan yang baik terhadap mahasiswa, seperti yang dicontohkan oleh Koordinator Lapangan (Korlap). Jika mengaca pada semester kemarin, banyak mahasiswa yang membayar UKT, namun uang tidak masuk pada kampus. Akibatnya mahasiswa tidak bisa memrogram Kartu Rencana Studi (KRS), tidak mendapatkan kelas, dan kuota belajar dari Kementrian Agama (Kemenag).
Rian, selaku Korlap aksi menjelaskan terkait respon pihak BSI setelah didatangi oleh mahasiswa, dirinya mengatakan bahwa pihak BSI seolah menganggap mahasiswa tidak berhak dalam masalah ini.
“Pihak BSI mengatakan ‘siapa kalian? siapa Organisasi Mahasiswa (Ormawa)? dan siapa mahasiswa? Kalian tidak memiliki hak untuk mengawal persoalan ini’,” ucapnya.
Kemudian, sampai saat ini memasuki semester baru belum ada Memorandum of Understanding (MoU) antara kampus dan pihak BSI. Sehingga secara administratif bisa dikatakan BSI bukanlah mitra IAIN Madura.
Rektor IAIN Madura menegaskan akan berkomunikasi dengan BSI untuk segera menangani persoalan yang ada.
“Urusan MoU saya pasrahkan pada pimpinan baru, karena 2 bulan lagi saya selesai. Tidak elok jika kami menandatangani sesuatu yang tidak akan saya laksanakan,” tegas Kosim selaku Rektor.
Jadi, untuk saat ini kerja sama antara pihak kampus dan BSI tetap dilanjutkan sekalipun tanpa MoU. Sebab, tidak mungkin memberhentikan pembayaran UKT saat ini dan pindah mitra lain, karena waktu terbatas. Terlebih lagi pihak BSI tidak memenuhi undangan dari mahasiswa untuk hadir di diskusi terbuka. Maka dari itu RMI melakukan demo lanjutan ke kantor BSI yang beralamatkan di Jl. Jokotole No.72 Kabupaten Pamekasan untuk meminta kejelasan mengenai pelayanan dan kontrak antara kampus IAIN Madura dan BSI.
Perwakilan BSI menanggapi hal tersebut, bahwa akan melakukan permohonan maaf terhadap mahasiswa dan Ormawa.
“BSI akan melakukan perbaikan layanan dan kami akan mengeluarkan surat permohonan maaf secara tertulis. Untuk MoU kami serahkan pada pihak kampus, karena hal itu ada pada ranah manajemen IAIN Madura,” jelasnya.
Olga Wardani, mahasiswa Program Studi (Prodi) Akuntansi Syariah (AS) sedikit kecewa dengan keputusan Rektor yang melakukan kerja sama dengan BSI. “Saya kecewa karena Rektor memilih BSI sebagai mitra, itupun tanpa kejelasan surat kerja sama. Saya harap pihak Rektor lebih bijak mengambil keputusan untuk kedepannya,” pungkasnya (Activita/Dyah).