Kompak: Mahasiswa saat menemui pimpinan |
IAIN Madura, LPM Activita– Sejumlah mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura yang tergabung dalam komunitas Gerakan Mahasiswa Penyambung Aspirasi (GEMPA) mengadakan audiensi penggunaan aplikasi Sistem Informasi Akademik Terpadu (Simpadu) di ruang sidang IAIN Madura, Selasa (14/01/2020). Pasalnya, aplikasi yang sudah digunakan 2 semester ini masih mendapat keluhan dari sebagian besar mahasiswa IAIN Madura.
Dalam pertemuan tersebut, dihadiri langsung oleh Nor Hasan Wakil Rektor (Warek) I, Muhammad Hasan Warek III, Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Akademik fakultas tarbiyah, Kasubbag Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (EBIS) , Kasubbag Akademik Fakultas Syariah, Kasubbag Akademik Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FAUD), dan Kasubbag Akademik Pusat.
Khairul (MPI/3) selaku kordinator audiensi tersebut menyampaikan 3 keluhan terkait sistem.
Pertama, ia menilai selama ini kampus tidak mengikut sertakan Sema (Red : Senat Mahasiswa) serta tidak diadakannya sosialisasi kepada mahasiswa terkait penggunaan Simpadu.
Kedua, khairul menilai di Simpadu ada yang tidak sinkron dengan penilaian dosen.
Ketiga, Simpadu dinilai terindikasi masih numpang di server kampus lain yaitu http://stainkudus.ac.id, dan yang terakhir terkait adanya iklan di halaman website Simpadu.
Menanggapi hal itu, Nor Hasan, Warek I menjelaskan, sosialisasi terkait pemprograman mata kuliah secara online sudah dilakukan sejak tahun 2017 ketika masih AIDA (Red: Administrasi Informasi Data Akademik), serta kepada mahasiswa baru di setiap pelaksanaan Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK), karena tampilan menu Simpadu tidak jauh persis dengan AIDA. “Kami sudah melakukan sosialisasi sejak tahun 2017 serta setiap tahun di PBAK,” tuturnya.
Ia juga menjelaskan, yang salah bukan aplikasi Simpadu-nya, akan tetapi karena pedoman akademik yang sudah memiliki surat keputusan senat terbaru, sehingga dalam penginputan nilai harus sama dengan nilai asli. “Pedoman akademik kita sudah ada peraturan baru dari senat sehingga ketika proses penginputan nilai harus sama dengan nilai asli, contoh bobot 9,5 dan 9,7 sama-sama mempunyai nilai A, akan tetapi itu akan berbeda ketika di Indeks Prestasi Kumulatif,” tegasnya.
Menanggapi persamasalahan yang ketiga, Warek I tersebut menyampaikan bahwa program aplikasi Simpadu memang dibeli dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus, sehingga ketika ada persoalan, pihak kampus mengkomunikasikan dengan pihak STAIN Kudus. “Simpadu memang dibeli dari kudus, ketika ada persoalan kami mengkomunikasikan dengan pihak Kudus karena mereka yang mempunyai program tersebut,” Imbunya.
Masalah iklan yang sering muncul, itu akan dikomunikasikan lagi dengan pihak Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (TIPD) IAIN Madura. “Terkait iklan kami akan komunikasikan lagi dengan pihak TIPD kampus,” pungkas Nor Hasan.
Di akhir audiensi, Khairul berharap, kedepan kampus bisa mengikut sertakan Sema dalam proses penggunaan Simpadu, serta memperbaiki sistem yang error dan menghilangkan kemunculan iklan tersebut. “kami berharap Sema diikutkan dalam proses penggunaan dan sosialisasi Simpadu serta pihak kampus segera memperbaiki sistem dan kemunculan iklan yang meresahkan mahasiswa,” tambahnya. (Den)