Kenapa saya harus menulis? Menulis adalah tempat sandar di kala lelah, menulis tempat saya mencurahkan perasaan, isi pikiran di saat diri merasa tidak mampu menyangga, dan kertas menjadi teman setia di kala perasaan hancur lebur dikecewakan oleh banyak orang, pena kertas sudah menjadi saksi bisu bagaimana sesak tangis di kala orang yang saya percayai merusak kepercayaan.
Saya adalah perempuan yang tidak mudah mempercayai seseorang untuk menjadikan tempat keluh kesah, tempat untuk pulang, dan bahkan keluarga pun sudah termasuk bagian dari salah satunya. Sebab saya susah mempercayai mereka, mengapa begitu? Yang pastinya tidak akan ada sebab tanpa akibat.
Tadinya, saya adalah perempuan yang selalu minder dengan kata menulis, ketika mulai menulis saya selalu menghapusnya kembali hingga berulang-ulang kali, saya merasa tulisan saya itu alay, tidak logis, tidak keren, tidak menarik, siapa yang akan membacanya? Ini pasti mendapat banyak bulian, kritikan, selalu saja berfikir negatif dan minder.
Akan tetapi ada suatu problem yang mengharuskan saya menulis,
Apa itu?
Mengapa?
Saya rasa setiap manusia dan kalian semua, kaum perempuan khususnya kalian pasti merasakan berada di posisi saya saat ini.
Mengapa begitu?
Ya tentu saja, sebagai mahasiswa, organisatoris, aktivis, dll. Kalian akan merasakan yang namanya perasaan yang hampa, dimana kalian di jauhi oleh orang-orang yang seharusnya sejalan dengan kita, di jatuhkan, di jelek-jelekkan di belakang, bahkan di fitnah, yang katanya kita adalah bagian dari saudara, dan juga sahabat di dalam organisasi itu, tetapi tidak! Tidak semua begitu. Rupanya benar sekali akan ada juga musuh yang akan berkedok teman, sahabat dan saudara, tetapi malah menusuk secara perlahan di balik itu semua.
I know, beda orang beda kepala dan juga beda pemikiran, setiap orang juga memiliki pendapat yang berbeda, dan setiap orang berhak mempertahankan argumennya masing-masing, becouse itu adalah hal yang lumrah dan hak masing-masing manusia.
Akan tetapi, di dalam ranah kampus, organisasi tidak bisa menggunakan hati nurani, kalian akan di cekoki dengan yang namanya politik kampus, memanipulasi pikiran kalian sendiri.
Benarkah begitu?
Apakah sekejam itu?
Apakah ini bisa dikatakan kita sedang di perbudak? Diperalat oleh oknum?
Tidak, ini tidak kejam, kita hanya perlu keberanian untuk bertindak, memperotes atas tindakan yang tidak senonoh, kritis dalam menyikapi problem, mengungkap isi perasaan tentang apa yang tidak kita sukai.
Ya, kita harus pintar, cerdas, kritis, memang harus. Sebagai bekal diri kita sendiri, sedikit banyak itu hal yang penting, sekalipun dalam dunia politik semua sudah ada taktik gamesnya masing-masing.
Karena hal ini, bagian dari salah satu alasan saya harus menulis.
Bukan untuk menakuti kalian tentang lingkungan kampus dan organisasi, akan tetapi untuk kalian adik-adik maupun sahabat-sahabat yang akan meneruskan generasi selanjutnya, saya di sini ingin mengajak kalian semua untuk tetap semangat di dalam suatu perjuangan membangun generasi yang baik, lurus, dan tetap membangun jiwa-jiwa calon pemimpin-pemimpin yang hebat, idealis, dan jujur.
Dan ini adalah alasan kenapa tulisan ini ada, yang tidak lain untuk mengingatkan dan membangun semangat kalian para mahasiswa, menjadikan mental kalian mental baja, untuk kalian calon-calon pemimpin di seluruh dunia.
Lewat tulisan ini, saya ingin banyak menyampaikan suatu hal kepada mahasiswa-mahasiswi di luaran sana, dan pemuda-pemudi di luaran sana, mari sama-sama merangkul untuk saling mengangkat dan menjunjung, tetapi tidak untuk saling menjatuhkan satu sama lain.
Tidak untuk kepentingan pribadi tetapi berangkat dari atas nama Mahasiswa-mahasiswi Indonesia di seluruh dunia untuk membangun negara kita menjadi lebih baik dan maju, saya yakin saya bisa! Maka dari itu, dengan adanya tulisan ini kalian semua mahasiswa di seluruh dunia harus menunjukkan bahwa kalian semua lebih bisa dan lebih menunjukkan semangat yang tinggi dibanding saya.
Kita sebagai mahasiswa perlu yang namanya memiliki kepekaan tinggi terhadap lingkungan sekitar kita, karena apa, kita harus peka bagaimana lingkungan kita, sudah kah kita berada di lingkungan yang positif? Dan juga upaya untuk mengetahui problem-problem yang terjadi?
Berawal dari pengalaman pribadi yang saya tulis dan diolah menjadi karya yang tidak lain hanya ingin bertujuan untuk menginspirasi dan berkenalan dengan kalian-kalian di luaran sana melalui tulisan dan bagi yang sudah membaca tulisan-tulisan saya yang mungkin receh bagi beberapa pembacanya. Namun, tidak patah semangat saya untuk mewujudkan mimpi sebagai seorang penulis dan berkaca pada sebuah kata yang bertuliskan,
“Hargailah orang lain jika Anda juga ingin di hargai kembali oleh orang itu.”
Sahabat-sahabat sekalian tulisan ini saya tulis agar banyak menginspirasi kalian dan mengingatkan kalian semua untuk tidak menjadikan senior adalah tuhan kalian, pandai-pandailah mengkaji suatu kata mana yang baik dan mana yang tidak, yang baik boleh kita ikuti dan saring kembali dan jika tidak maka tidaklah perlu kita menentangnya.
Oleh: Firma Dayanti Putri Ardika