Activita.co.id- Kala itu dunia perempuan begitu buram.
Datang sosok perempuan pejuang.
Kartini, perempuan tangguh dan hebat.
Berjuang untuk orang yang bahkan tak sedarah dengannya.
Hingga terbitlah ruang untuk perempuan belajar.
Bangku-bangku sekolah mulai tersusun rapi,
Ranum dengan secercah mimpi.
Ibu Kartini..
Kini lugu bukan jargon kami zaman ini.
Perempuan hebat terpatri berkat juangmu yang tak henti.
Peluang besar sampai di meja-meja besar,
Akhirnya muncul istilah kesetaraan.
Namun, Seiring roda berjalan,
Semua bak terbawa muara sungai,
Hingga sedikit mengusik air yang tenang.
Virus media menjelma pada kaum hawa,
Dengan gaya elok menurut mereka.
Hingga lupa pada higt value perempuan yang nyata.
(2)
Gemuruh langkah dan semangat terasah.
Tak bersorak mengeraskan suara.
Tak bersanggul adat, tidak menyalahkan istiadat.
Tetap kokoh dalam setiap niat.
Merangkul dunia dalam tiap cita.
Menggenggam pena menelusuri pengetahuan.
Bimantara juang terus berkobar.
Semangat diri tak henti berkibar.
Sigap melangkah, senyum merekah.
Mengapit sejuta harap, menghapus keraguan.
Menyiapkan keberanian untuk masa depan
Inilah Kartini Muda, harapan bangsa.
Membawa terang di setiap kegelapan.
Berani melangkah dengan segala beban tanggung jawab.
Menelusuri zaman, tak pernah lupa sejarah.
Menginspirasi banyak jiwa, hingga langit pun tertunduk pasrah.
Kartini masa kini bukan sekadar warisan.
Kartini masa kini bukan sekadar kebanggaan.
Ada amanah yang harus kita emban.
Tanggung jawab dan kepercayaan yang harus kita jaga.
Semangatlah, Kartini-Kartini muda
Kita adalah harapan bangsa!
(Linda & Uswah/Activita)