Kantor Tidak Ada, Kinerja Hima Terkendala
Perbesar
Kokoh: gedung ormawa di malam hari
STAIN Pamekasan-Rabu (18/10), beberapa organisasi Himpunan Mahasiswa (Hima) Program Studi (Prodi) baru mengeluhkan minimnya fasilitas yang seharusnya dipenuhi oleh pihak pimpinan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan. Fasilitas yang tidak terpenuhi diantaranya ialah kantor yang menjadi pusat segala aktivitas Hima dalam melaksanakan program kerja yang sudah ditetapkan.
Ketua Hima Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (TIPS) Muhtar mengatakan, dari sejumlah fasilitas yang sangat mendukung dalam mempermudah kinerja Hima ialah kantor. “ketika ada kantor maka program yang sudah ter-planning-kan dari mulai terlantiknya ketua akan lebih mudah untuk diaplikasikan”, jelasnya.
Mahasiswa semester 5 itu juga mengatakan bahwa masih ada kesulitan dalam menentukan tempat ketika ingin mengadakan sebuah acara, terkadang tempat yang sudah disetujui itu digunakan oleh mahasiswa lain. “ketika sudah menentukan tempat misalkan di bilingual kadang tempat tersebut dipakai oleh mahasiswa yang lain”, ungkapnya
Dia berharap setiap Hima yang belum mempunyai fasilitas seperti kantor dan lainnya, segera disediakan agar mudah dalam melakukan tugasnya. “harapan kami untuk pimpinan untuk segera memberikan fasilitas kantor agar kami dan kepengurusan itu lebih mudah ketika ingin menjalankan programnya”.
Sementara itu menurut Al-Farisi bahwa jika tidak ada fasilitas bagi ormawa baru, akan sulit dalam mengerjakan berkas-berkas kebutuhan acara yang akan diadakan. “jika ingin mengadakan acara, sekretaris biasanya ditugaskan di kantor, jika fasilitasnya tidak ada dia harus keluar-masuk STAIN untuk nge-print”, tutur mahasiswa semester 7 tersebut.
Dia juga mengatakan bahwa dalam waktu dekat ini STAIN Pamekasan akan beralih menjadi kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) maka fasilitas seperti kantor Hima harus difasilitasi jika tidak ingin malu terhadap mahasiswa dari luar yang mengetahui hal tersebut, ujarnya.
Maimun selaku salah satu dosen syariah menanggapi bahwa problem tersebut bukan menjadi sebuah penghalang bagi ormawa untuk tidak beraktivitas, “tidak selamanya menuntut adanya kantor karena hima itu dengan programnya akan berjalan walaupun tanpa kantor”, tuturnya.
“Penting sesungguhnya kantor sebagai wadah atau ruang untuk konsolidasi tukar pikiran diskusi dan sebagainya untuk menyatukan gagasan maupun musyawarah dan itu akan membentuk organisir ketika ada kantornya kalaapun tidak ada dan ketidak adaannya atas keterbatasan fasilitas dan kemampuan instansi atau kampus maka perlu adanya pemahaman besama”, ungkapnya.
Untuk masalah ini dosen syari’ah itu mengatakan bahwa perlu adanya komonikasi langsung dengan kaprodi masing-masing agar masalah tersebut dapat di atasi dengan baik. ”Karena Hima itu reprenstator dari prodi maka perlu komonikasi ke kaprodi karena kaprodi itukan mengusung kemahasiswaan yang berbasis kepada program studi”, tegasnya.
Pria asal Bakiong tersebut berpesan agar kepungurasan Hima tersebut tetap menjalankan sesuai dengan agenda yang sudah di rencanakan. “Tetap semangat beraktivitas dengan program-program yang sudah dicanangkan tanpa berputus asa kalaupun tidak mempunyai tempat”, Imbuhnya kepada Kru Vita Pos. (spn/shr/rdj)
Artikel ini telah dibaca 4 kali
Kantor Tidak Ada, Kinerja Hima Terkendala
Perbesar
Kokoh: gedung ormawa di malam hari
STAIN Pamekasan-Rabu (18/10), beberapa organisasi Himpunan Mahasiswa (Hima) Program Studi (Prodi) baru mengeluhkan minimnya fasilitas yang seharusnya dipenuhi oleh pihak pimpinan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan. Fasilitas yang tidak terpenuhi diantaranya ialah kantor yang menjadi pusat segala aktivitas Hima dalam melaksanakan program kerja yang sudah ditetapkan.
Ketua Hima Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (TIPS) Muhtar mengatakan, dari sejumlah fasilitas yang sangat mendukung dalam mempermudah kinerja Hima ialah kantor. “ketika ada kantor maka program yang sudah ter-planning-kan dari mulai terlantiknya ketua akan lebih mudah untuk diaplikasikan”, jelasnya.
Mahasiswa semester 5 itu juga mengatakan bahwa masih ada kesulitan dalam menentukan tempat ketika ingin mengadakan sebuah acara, terkadang tempat yang sudah disetujui itu digunakan oleh mahasiswa lain. “ketika sudah menentukan tempat misalkan di bilingual kadang tempat tersebut dipakai oleh mahasiswa yang lain”, ungkapnya
Dia berharap setiap Hima yang belum mempunyai fasilitas seperti kantor dan lainnya, segera disediakan agar mudah dalam melakukan tugasnya. “harapan kami untuk pimpinan untuk segera memberikan fasilitas kantor agar kami dan kepengurusan itu lebih mudah ketika ingin menjalankan programnya”.
Sementara itu menurut Al-Farisi bahwa jika tidak ada fasilitas bagi ormawa baru, akan sulit dalam mengerjakan berkas-berkas kebutuhan acara yang akan diadakan. “jika ingin mengadakan acara, sekretaris biasanya ditugaskan di kantor, jika fasilitasnya tidak ada dia harus keluar-masuk STAIN untuk nge-print”, tutur mahasiswa semester 7 tersebut.
Dia juga mengatakan bahwa dalam waktu dekat ini STAIN Pamekasan akan beralih menjadi kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) maka fasilitas seperti kantor Hima harus difasilitasi jika tidak ingin malu terhadap mahasiswa dari luar yang mengetahui hal tersebut, ujarnya.
Maimun selaku salah satu dosen syariah menanggapi bahwa problem tersebut bukan menjadi sebuah penghalang bagi ormawa untuk tidak beraktivitas, “tidak selamanya menuntut adanya kantor karena hima itu dengan programnya akan berjalan walaupun tanpa kantor”, tuturnya.
“Penting sesungguhnya kantor sebagai wadah atau ruang untuk konsolidasi tukar pikiran diskusi dan sebagainya untuk menyatukan gagasan maupun musyawarah dan itu akan membentuk organisir ketika ada kantornya kalaapun tidak ada dan ketidak adaannya atas keterbatasan fasilitas dan kemampuan instansi atau kampus maka perlu adanya pemahaman besama”, ungkapnya.
Untuk masalah ini dosen syari’ah itu mengatakan bahwa perlu adanya komonikasi langsung dengan kaprodi masing-masing agar masalah tersebut dapat di atasi dengan baik. ”Karena Hima itu reprenstator dari prodi maka perlu komonikasi ke kaprodi karena kaprodi itukan mengusung kemahasiswaan yang berbasis kepada program studi”, tegasnya.
Pria asal Bakiong tersebut berpesan agar kepungurasan Hima tersebut tetap menjalankan sesuai dengan agenda yang sudah di rencanakan. “Tetap semangat beraktivitas dengan program-program yang sudah dicanangkan tanpa berputus asa kalaupun tidak mempunyai tempat”, Imbuhnya kepada Kru Vita Pos. (spn/shr/rdj)
Artikel ini telah dibaca 0 kali
Baca Lainnya
Trending di Liputan Khusus