Activita.co.id Peserta Kegiatan Pengabdian Masyarakat (KPM) Kolaboratif Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura mengeluh tidak adanya biaya transportasi dari pihak kampus menuju pemberangkatan, Kamis (30/06/2022).
KPM Kolaboratif ini dilaksanakan oleh gabungan dari tiga kampus sekaligus, yaitu: IAIN Madura, Universitas Islam Madura (UIM), dan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA).
Salah satu keluhan itu datang dari Eiffah Izatul Umami, mahasiswi Tadris Bahasa Indonesia (Tbin) tersebut mengatakan bahwa harusnya kampus malu dengan kampus lain yang berkolaborasi.
“Yang perlu digaris bawahi, kita berkolaborasi dengan dua kampus ini. Maaf jika agak sarkas, apa tidak malu ke kampus lain yang transport dan penginapannya ditanggung kampus. Di mata mahasiswa, kampus kita tidak peduli pada mahasiswanya,” ujarnya.
Mahasiswi semester 6 tersebut pun menyoal tentang alokasi anggaran.
“Anggaran yang diberikan kemana? Kita kok gak dapat fasilitas apa-apa,” lanjutnya.
Senada dengan Eiffah, A. Gharizi Akbar juga menyayangkan pihak kampus yang seolah kurang apresiatif.
“Transportasi gak ditanggung kampus, keselamatan kita juga seolah tidak diperhatikan,” tutur mahasiswa Tbin semester 6 itu.
Sementara itu, peserta KPM dari pihak kampus lain yang berkolaborasi mengaku sudah diberikan fasilitas oleh pihak kampus masing-masing.
Vio Arya, salah satu peserta KPM kolaboratif menuturkan, kampus UINSA telah memberikan fasilitas dalam pemberangkatan.
“Untuk pemberangkatan sendiri difasilitasi dari kampus dengan 2 bus untuk 80 anak. Menuju IC dan untuk ke pulau Gili Genting juga dibiayai dari kampus. Namun untuk yang memilih opsi selain bus dibebaskan namun tidak diberi ganti biaya,” ujar mahasiswa Manajemen UINSA tersebut.K
Keluhan yang dirasakan oleh peserta KPM Kolaboratif ini masih belum mendapat respon dari pihak kampus IAIN Madura dikarenakan pihak yang terkait yaitu Wakil Rektor III dan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) belum bisa memberikan penjelasan terkait permasalahan ini.