Menu

Mode Gelap
HMPS Ekonomi Syari’ah Adakan Entrepreneurship Workshop Semarak Bulan Bahasa, HMPS TBIN Adakan Pemilihan Duta Bahasa Indonesia IAIN Madura Gelar Pisah Sambut Kabiro AUAK IAIN Madura Tidak Masuk 3 Besar Kampus Terbaik di Madura Versi Kemendikbudristek RI Dianggap Tidak Mendidik, Konten IMTV Mendapat Kritikan

News · 18 Okt 2019 22:30 WIB ·

Jelang HSN 2019, Dosen dan Mahasiswa IAIN Madura Diharuskan Pakai Sarung dan Kopyah


 Jelang HSN 2019, Dosen dan Mahasiswa IAIN Madura Diharuskan Pakai Sarung dan Kopyah Perbesar

Surat edaran memakai sarung dan kopyah selama 5 hari

IAIN Madura, Activita- Menjelang Hari Santri Nasional (HSN) di tahun 2019, Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura mengeluarkan surat edaran untuk memakai sarung bagi mahasiswa maupun dosen selama lima hari.

Isi dalam surat edaran tersebut menyatakan, bahwa dalam rangka memperingati HSN tahun 2019, pakaian kantor dan perkuliahan bagi kaum laki-laki di lingkungan IAIN Madura dianjurkan memakai sarung, baju dan kopyah. Hal itu diberlakukan selama lima hari mulai selasa tanggal 22 – 26 Oktober 2019.

Surat tersebut ditandatangani Mohammad Kosim Rektor IAIN Madura, Pamekasan, 19 Oktober 2019. Sedang hari santri jatuh pada Selasa 22 Oktober 2019.

Rektor IAIN Madura, Mohammad Kosim mengatakan, bahwa maksud dari surat edaran tentang pakaian yang mengharuskan bersarung bagi kaum laki-laki merupakan bentuk aprisiasi terhadap santri dan pesantren.

“Juga Presiden Republik Indonesia telah menetapkan setiap 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional, yaitu berdasarkan Presiden nomor 22 tahun 2015,” ungkapnya, Jum’at (18/10/2019).

Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa edaran berpakaian sarung itu tidak hanya ditahun ini melainkan juga sudah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya setiap perayaan Hari Santri.

“Selain itu, edaran bersarung ini juga sebagai bentuk meniru tradisi positif Pesantren yaitu tradisi ubudiyah dan tradisi menuntut ilmu yang optimal, yang mana santri menuntut ilmu dengan rasa ketawadduan, patuh kepada guru dan menghormati kepada sesama santri,”ungkap mantan aktivis PMII

Dengan demikian pihaknya mau membuktikan kalau budaya sarungan bukanlah budaya kampungan dan tidak produktif.

“Justru sebaliknya budaya sarungan bisa menjadi pakaian nasional dan bisa produktif, dengan bukti para tokoh-tokoh besar di Negara kita ini muncul dari Pesantren,” pungkasnya. (Activita)

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Mahasiswa KKN Posko 04 UIN Madura Hadiri Kajian PR IPNU-IPPNU Tambung, Optimis Rangkul Berbagai Pihak dalam Satu Frame

7 Juli 2025 - 19:35 WIB

KKN UIN Madura 2025 Posko 4 Desa Tambung

Dua Mahasiswa UIN Madura Sumbang Perunggu untuk Pamekasan di Porprov Jatim IX Cabor Futsal

5 Juli 2025 - 19:49 WIB

Tim Futsal Pamekasan Porprov Jatim 2025

Pelantikan Ormawa FEBI UIN Madura; Awal Kepemimpinan, Simbol Kolaborasi

2 Juli 2025 - 12:23 WIB

Pelantikan ORMAWA FEBI/Rois

FLDP UIN Madura 2025: Dari Kampus ke Kancah Internasional

19 Juni 2025 - 15:11 WIB

FLDP UIN Madura 2025/freepik

Mahasiswa KPI UIN Madura Angkatan 2023 Gelar Pameran dan Lomba Fotografi di Pamekasan

18 Juni 2025 - 04:42 WIB

Comphos KPI 23/andi

Mahasiswa TBIN dan PIAUD UIN Madura Gelar Pentas Seni “Laghu Aksara”

13 Juni 2025 - 09:52 WIB

Pentas Seni Kolaborasi
Trending di Kabar Kampus