Activita.co.id- Hujan berderai ke muka bumi
Membasahi gersang dari teriknya mentari
Ciptakan kesejukan dan secercah senyuman
Padi padi tumbuh subur, di sertai anggukan syukur.
Pipiku juga ikut basah
Dengan hujan yang turun berderai di ikuti badai
Saat mata setajam pisau memandang petaka
Begitu pula tangan menengadah membersamai doa doa.
Aku percaya….
Musim silih berganti mengikuti rodanya
Begitu pula alur cerita yang memiliki skenario suka dan duka dengan peran yg berbeda
(2)
Berlomba dengan Waktu
Sekarang masih ada esok
Esok masih ada lusa
Siapa yang lebih dulu di titik akhir
Waktu berotasi begitu cepat
Langkah begitu lamban dan gontai
Logika masih saja terus merangkai
Percaya dan ragu
Masih di garis ambigu
Kamu yang dulu kamu yang sekarang
Tetap saja bersarang di fikiran…
Tak berani beraksi
Terlalu nyaman merenungkan ambisi
(3)
Tanpa Judul
Berhenti untuk terus bercermin
Cerminnya terlalu buram untuk perihal yang tertutup
Berhenti melihat ke atas untuk terus terbang
Sayapmu sudah cukup tinggi hingga akhirnya patah
Karena memikul beban yang sangat berat
Kamu sudah cukup hebat
Menyelinap di balik cermin buram perihal kelam
Kamu sudah cukup hebat
Mematahkan sayap demi banyak Atma yang penuh harap
Elegi itu kau jadikan embun penyejuk untuk mereka
Tawa riang kau lukis dengan sempurna
Hingga bekas luka terhapus tanpa noda
Kamu sudah cukup kuat
Kamu sudah cukup hebat
Sampai di titik ini dengan lengkungan warna pelangi
Tuk melihat segelintir senyum penduduk bumi..
(Linda Safitri/Activita)