Menulis merupakan sebuah kegemaran atau bahkan menjadi bakat terpendam setiap orang. Menulis menjadi problem utama seorang pelajar di mana ia akan di tuntun ke jalan kesuksesan. Menulis pun juga merupakan sebuah kegiatan setiap hari yang dilakukan dengan menuangkan pikiran, sajak, dan perasaan melalui aksara. Dengan menulis kita bisa di kenal dunia. Dan dengan menulis kita bisa di kenal banyak orang.
Di era globalisasi saat ini banyak remaja Indonesia yang memiliki pemikiran cerdas serta berwawasan luas, tetapi enggan untuk mendeskripsikan karyanya kepada khalayak ramai. Contoh kecilnya saja “Seseorang punya bakat terpendam tapi ia tak mempublish nya”. Sangat miris kiranya ketika bakat-bakat cemerlang yang di milikinya enggan di wujudkan dalam sebuah karya nyata yang bermakna.
Menulis adalah kegiatan yang sangat penting. Bahkan kandungan dalam Al-Qur’an pun masih tetap terjaga keasliannya sampai saat ini karena adanya tulisan. Sejarah suatu bangsa, bahkan sejarah manusia sekalipun bisa diketahui sebab eksistensi tulisan. Media tulisan dulu memang tidak secanggih saat ini. Tetapi, kita bisa menemukan tulisan di bebatuan, kulit kayu, maupun dedaunan. Dari kegiatan menulis itu kita mampu mengkonstruk berbagai ilmu pengetahuan dan bakat terpendam yang dimiliki dalam sebuah tulisan, baik dalam bentuk puisi, cerpen, esai, berita, dan sebagainya. Kemampuan menulis itu bukan hanya dari bakat, melainkan dari kemauan atau niat, imajinasi, dan kreativitas yang tangguh tanpa putus asa.
Namun, terkadang kita terlalu merasa takut salah dan tidak mampu dalam bersaing dengan lawan. Hal itulah yang menyebabkan hambatan utama kita untuk menulis. Buktinya di negara kita saja sudah sangat banyak penulis-penulis handal dan profesional, salah satunya dari karya anak-anak bangsa yang sudah sampai ke manca negara. Dari dulu hingga kini, indonesia banyak melahirkan beragam sastrawan berkelas dari berbagai negara. Siapa yang tidak kenal dengan si laskar pelangi, Andrea Hirata yang menulis melalui tangan dinginya. Habiburrahman El-Shirazy yang di nobatkan sebagai Novelis No.1 Indonesia dari segala karya yang beliau ciptakan dan banyak diminati oleh semua kalangan. Pengarang paling produktif dalam sejarah kesusastraan indonesia, dengan namanya pun sampai ke manca negara yang dikenal sebagai penulis brilian, siapa lagi kalau bukan Pramoedya Ananta Toer yang sangat luar biasa dalam menuangkan dunia sastranya. Dan tak lupa pula sastrawan Madura, pegiat sosial yang terkenal dari kumpulan sajaknya degan bakat penyairannya yaitu D. Zawawi Imron. Lantas mengapa kita harus takut untuk mulai menulis yang secara langsung menuangkan segala pikiran, perasaan, dan beban sekalipun di tinta hitam berputih kertas?
Manusia terkadang kurang jeli dan sadar betapa pentingnya menulis. Padahal menulis adalah hal yang paling menyenangkan dan mempunyai tempat tersendiri di hati orang yang sudah menikmati hasil dari buah karyanya. Meskipun menulis dianggap tidak bisa memberikan motivasi ataupun arahan, tetapi dengan menulis dapat mengenal lebih dalam esensi hitam putih kehidupan. Mengapa demikian, memulai menulis itu bagaikan mengucapkan kata cinta pada istri di malam pertama. Begitulah bait dalam bukunya Imron Rosidi. Menulis adalah hal yang dapat kita curahkan segala pemikiran yang belum tentu kita tuangkan secara lisan. Dari menulis pun kita dapat memberikan ilmu dan penghasilan bagi kita sendiri.
Kita sebagai generasi muda masa kini harus memiliki mental pejuang yang berusaha memotivasi kan diri kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi, dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat salah satunya menulis. Sedikit apapun tulisan yang kita buat itu merupakan sebuah karya yang luar biasa asal kita terus menggali kemampuan kita dalam hal tulis-menulis. Sastrawan indonesia telah membuktikan bahwa dengan menulis kita bisa mengubah hal yang tidak mungkin, bisa menjadi mungkin.
Jadi, mulailah menulis dari sekarang. Kasihanilah tangan kita. Sebab, sebenarnya banyak sekali yang ingin di ungkapkan oleh tangan kita dalam sebuah tulisan aksara. Buktikan pada indonesia bahwa generasi muda masa kini mampu menyalurkan kemampuan kita dalam dunia kepenulisan.
“Mulailah dari tangan kita sendiri. Sebab, sukses tidak akan mengundang orang bodoh yang tak berkemuan tinggi”
Karya: Wiranda Mia Astutik