![]() |
Terlihat: Beberapa anggota IMTAQ bersama pemateri |
Lpm Activita- Setelah sebelumnya mengadakan talk show, Ikatan Mahasiswa Tahfidz Qur’an (IMTAQ) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura mengadakan Kajian Qur’an dengan tema “Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 1-7” di Masjid IAIN Madura, Sabtu (16/11/19).
Diketahui, ide kajian ini berasal dari Budi Hartono, salah satu dosen anggota tahfidz sekaligus menjadi pemateri dalam kajian tersebut.
Widiarti Nurussahillah, selaku ketua umum IMTAQ menjelaskan, tujuan diadakannya kajian ini, demi berkembangnya IMTAQ kedepannya dan menambah ilmu baru bagi yang menghadiri kajian tersebut. “Bagi anggota IMTAQ sendiri supaya gak cuma ngafalin ayat al-qur’an, tapi juga mengetahui isi dari ayat al-qur’an tersebut,” ungkapnya.
Ia berharap, kedepannya IMTAQ terus berkembang dan melebarkan sayapnya. “Semoga IMTAQ tetap berjalan dan semakin banyak peminatnya, dan semoga dengan adanya IMTAQ, dapat barakahnya al-Qur’an, banyak peminat juga yang bisa nambah dalam hafalannya” harap mahasiswi Akhwal As-Syakhshiyah (AHS) semester lima tersebut.
Nailyatul Fauziah menuturkan, melalui kajian ini aanggota tidak hanya hafal, melainkan juga mengetahui tafsiran ayatnya. “Ya, karena memang dalam al-Qur’an itu juga butuh penafsiran, penafsiran yang kayaknya tidak semua anggota tahu, makanya kita adakan kajian seperti ini, agar mereka tidak hanya menghafal tapi juga memahami seluk beluk dari ayat-ayat tersebut,” ungkap sekretaris IMTAQ.
Fera Indriana (TIPS/5) memberikan tanggapannya “Kajian ini, adalah kegiatan yang sangat bagus. Karena yang saya lihat, tidak hanya anggota IMTAQ yang hadir, tapi mahasiswa yang bukan anggotapun ikut berpartisipasi dalam kajian tersebut. “Saya harap kegiatan ini tidak hanya satu kali,” harapnya.
Tidak hanya tanggapan, tapi ia mengatakan, kajian tersebut terlalu formal. “Mungkin karena pesertanya tidak saling kenal. jadi, tidak terlalu aktif, lebih cenderung ke pasif dan waktunya juga terlalu sebentar,” tambah mahasiswi yang kerap disapa fera tersebut.
Selaras dengan itu, Raudatul Jannah (PAI/1) mengatakan, kajian tersebut merupakan acara yang menarik dan sebuah penyiraman rohani yang memberikan dampak bagi diri sendiri. “Saya berharap kajian seperti diadakan lagi pada lain waktu,” ujarnya.
Sementara itu, Irwansyah Rony (IQT/1), memberikan tanggapannya tentang kelebihan kajian tersebut. menurutnya, dalam kajian tersebut disuguhi pandangan seseorang yang menggunakan literatur kekinian atau bahasa fulgarnya memandang tafsir dengan metode modern yaitu dengan ar-ra’yu (pemikiran) atau wawasan logika. Tapi, dia juga mengatakan kajian tersebut kurang kondusif dan nuansanya kurang hidup. “Semoga untuk kajian selanjutnya bisa lebih baik” harap mahasiswa tersebut.