Ilustrasi/Pixabay.com |
Oleh: Wiranda Mia Astutik mahasiswi Program Studi Tadris Bahasa Indonesia semester 2
Kala itu malam penuh kelabu
Semilir angin saling mengadu
Membentang beribu-ribu lintasan
Dengan harapan yang di genggam satukan
Engkau tidak menyadari
Jika waktu terus berjalan
Hingga malampun ikut memejam
Dan engkau memang tak menyadari
Bahwa dirimu yang sekarang adalah
Salah satu tempatmu untuk kembali
Tanggal ini telah berputar 18 kali
Bagaikan segumpal darah yang baru lahir di dunia ini
Dimana saatnya
Engkau harus buktikan kepada dunia
Bahwa kamu punya harapan
Yang akan digapai dihari esok
Esok..
Mungkin belum tentu hidup
Tetapi,
Manusia hanya bisa berencana
Dan masalah ketetapan sudah berada ditangan-Nya.
(Activita/Siluman Pena)