Geografi menjadi salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari bumi dan makhluk hidup di dalamnya. Hampir sama dengan biologi yang mempelajari makhluk hidup, namun yang menjadi titik perbedaan adalah biologi mengkaji makhluk hidup berdasarkan pertumbuhannya, sedangkan geografi mengkaji makhluk hidup berdasarkan persebaran makhluk hidup di permukaan bumi.
Sesuai dengan pengertiannya, geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang penggambaran permukaan bumi. Dalam pembagiannya geografi terbagi menjadi geografi fisik yang mengkaji lapisan kehidupan di permukaan bumi baik daratan maupun lautan dan geografi manusia yang mengkaji tentang kehidupan manusia, baik dari kependudukan, ekonomi, politik, dan sosial.
Mempelajari satu ilmu tertentu tergantung pada niat masing-masing individu. Ketika mempelajari geografi hanya atas dasar tuntutan atau sekedar menggugurkan kewajiban mencari ilmu, maka yang didapat hanya sebatas pengethuan luarnya saja. Namun sebaliknya, jika mempelajari atas dasar niat yang tulus melalui hati, perasaan, dan pemikiran jernih maka akan menemukan sesuatu yang berbeda dalam ilmu geografi.
Geografi bukan sekedar ilmu biasa, namun di dalamnya terdapat sesuatu yang luar biasa yang patut disyukuri. Hal ini dapat dilihat bagaimana Tuhan (Allah SWT) melindungi makhluk di bumi dari bahaya sinar ultraviolet (UV) yang dipancarkan oleh matahari dengan menyelimuti bumi menggunakan lapisan ozon yang berada pada ketinggian antara 20-50 km di atas permukaan bumi. Sehingga 99% sinar UV dapat tertahan dan tidak sampai pada permukaan bumi. Bayangkan, baru 1% sinar UV sampai ke bumi, tapi suhu bumi sering kali meningkat apalagi 100%, masih mampukah kita bertahan hidup?. Terdapat beberapa bahaya jika kelebihan sinar UV, salah satunya rentan terjangkit penyakit kanker kulit. Namun demikian, melalui sifat rahman dan rahim nya Allah SWT. Makhluk di muka bumi masih terlindungi.
Selain itu, penciptaan manusia oleh Allah SWT sebagai Khalifah fil Ardh dituntut bagaimana manusia mampu mengelola sumber daya di bumi. Sehingga muncullah paham dalam ilmu geografi yang disebut paham Determinisme (alam yang memengaruhi manusia) dan Posibilisme (manusia yang memengaruhi alam dengan segala kegiatannya). Namun demikian, kedua paham tersebut tidak dapat dihilangkan atau dipilih salah satu, karena keduanya sama-sama melekat dan berpengaruh dalam diri manusia. Misalnya, nelayan yang akan menjaring ikan di laut harus melihat kondisi cuaca di area sekitar pantai (determinisme).
Mensyukuri nikmat tuhan dengan melihat segala fenomena yang ada di alam ini menjadi satu hal yang wajib bagi manusia. Mulai dari kesesuaian tempat hidup manusia di darat hingga kemampuan manusia untuk berinteraksi dengan komponen-komponen di dalamnya. Dengan kata lain terjadilah interaksi antara komponen biotik dengan abiotik yang menciptakan terjadinya keseimbangan ekosistem dalam habitat tertentu.
Pada hakikatnya, menelaah kekuasaan Tuhan melalui studi ilmu geografi tidak akan pernah selesai dari masa ke masa. Selain geografi juga banyak ilmu-ilmu lain yang dapat kita telaah dan syukuri, karena seluruh ilmu yang ada di bumi adalah dari dan milik Allah SWT. Namun yang terpenting adalah jangan pernah mensyukuri nikmat dan keadaan alam serta segala sesuatu yang ada di dalamnya.
فبأي أﻻء ربكما تكذبان –
“maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang engkau dustakan?” (QS. Ar-Rahman [55]:13)
Oleh: Fitriatul Laili (Tria’trie/TIPS/4)