Aku mulai mempresentasikan segala hidup
Menjelaskan hidup baru lewat celoteh pena
Di atas ribuan kertas putih sangkakala
Tentang gadis desa yang bermimpi menjadi putri mahkota
Tentang kehidupan yang kembali bersimbah darah penyesalan
Sesal di dunia yang merajut batin dalam derita
Tentang harapan yang selalu kurapal lewat doa-doa
Pena berjalan, kertas pun berkurang
Aku hidup dengan pena tanpa malu dan sungkan
Siapa pun boleh saja mendengar
Dari segala kehidupan yang lalu diabaikan tanpa menyisakan rasa hirau
Biarkan aku bercengkrama dengan pena
Dan berkeluh kesah yang diganggu oleh titik maupun koma
Aku memang bukan jajaran manusia paling baik di bumi
Namun, aku sudah menghabiskan hariku dengan puluhan pena yang kutinggalkan sesak di hati
Kupilih pena sebagai sahabat
Dengan keputusan yang paling tepat
Karenanya kutumpahkan segala hitam putih kehidupan
Sebab, dalam temuku memeluknya
Dan dalam sajak aku pun mengeja