Forum Sebelasan Aswaja Gelar Tahun Hijriyah
Perbesar
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan kedatangan tamu Rois Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama’ (PBNU), KH. Hasyim Muzadi dan K.H. Imam Mawardi MA, Dosen Pasca Sarjana (S2) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surabaya, Rabu 07 Desember 2011 bertempat di Aula STAIN Pamekasan. Acara ini diadakan dalam rangka memperingati 01 Muharram 1433 H dengan tema “Kajian Islam Dalam Rangka Peringatan Tahun Baru 01 Muharram 1433 H” yang diadakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama’ (PCNU) Pamekasan.
Acara yang dihadiri kurang lebih 700 undangan, yang tergabung dalam LSM, Para Ulama’, Lembaga Pendidikan Islam (LPI) dan para santri. ini cukup menyita perhatian berbagai media. Perayaan kali ini memang jauh lebih meriah jika dibandingkan dengan perayaan yang dilaksanakan tahun sebelumnya, begitu hasil wawancara Vita Pos dengan Bushri, salah satu peserta, yang juga sedang aktif sebagai santri di Pondok Pesantren Sabilul Ihsan, Teja Timur, Pamekasan.
Acara ini menghabiskan dana sebesar Rp. 15.000.000. (lima belas juta) yang bersumber dari Mitra setia M|otor sebesar 5.000.000 dan subangan dari beberapa tokoh masyarakat. Sedangkan konsumsi bersumber dari sumbangan pengurus PCNU Pamekasan. Tujuan acara ini dilaksanakan di STAIN untuk mencari tempat yang gratis dan mampu menampung banyak peserta. Hal ini dipaparkan oleh Muntaha Umar (ketua panitia) dan dia juga menambahkan dana yang dimilikinya pun minim. Acara ini di gelar guna ada ibrah yang bisa diambil dan penyegaran tentang pemikiran Ahlu as-Sunnah wa al- Jama’ah (ASWAJA) ditahun baru Islam ini, Tutur pria setengah baya itu.
Persiapan panitia untuk menyelenggarakan acara ini terjadwal selama satu bulan, sedangkan penyebaran undangan kepada pemateri disebarkan lima belas hari sebelum pelaksanaan.
Setelah acara, Vita Pos juga mewawancarai pemateri yang hadir, acara ini dilaksanakan pada tanggal 11 Muharrom memang sudah direncanakan terlebih dahulu, papar Imam Mawardi. Disamping para pemateri mempunyai halangan, yakni pemateri pertama berada ditanah suci, dan pemateri kedua ada halangan yang tidak dapat disebutkan.
Mawardi juga memaparkan tujuan pematerian untuk penguatan bagi tradisi ASWAJA dan juga warning kepada ‘teman-teman’ untuk kedepan meningikatkan kualitas keilmuannya dalam rangka membendung apa yang saat ini menjadi booming di Indonesia yakni tradisi ASWAJA, hal ini yang melatar belakangi diadakannya acara.
Ketika ditanya lebih jauh tentang keterkaitan NU dengan politik, salah seorang Kiai yang berasal dari Lenteng, Sumenep, ini juga menuturkan bahwa mau tidak mau setiap fenomena sosial apalagi organisasi yang besar seperti NU, setiap gerakannya memang rentan dikaitkan dengan politik. Namun NU tetaplah organisasi sosial bukan organisasi politik.
“Jadi jika masih ada yang berkaitan dengan politik itu masalah individu. Tapi, orang NU juga perlu masuk dalam politik guna adanya politik alokasi untuk mengubah sistem agar ada daya untuk pengembangan ke depan,” paparnya terus terang pada Vita Pos. Harapan acara ini adalah persiapan kader yang akan datang mampu menjadi kader yang rahmatan lil alamin. (redaksi)
Artikel ini telah dibaca 2 kali
Forum Sebelasan Aswaja Gelar Tahun Hijriyah
Perbesar
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan kedatangan tamu Rois Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama’ (PBNU), KH. Hasyim Muzadi dan K.H. Imam Mawardi MA, Dosen Pasca Sarjana (S2) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surabaya, Rabu 07 Desember 2011 bertempat di Aula STAIN Pamekasan. Acara ini diadakan dalam rangka memperingati 01 Muharram 1433 H dengan tema “Kajian Islam Dalam Rangka Peringatan Tahun Baru 01 Muharram 1433 H” yang diadakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama’ (PCNU) Pamekasan.
Acara yang dihadiri kurang lebih 700 undangan, yang tergabung dalam LSM, Para Ulama’, Lembaga Pendidikan Islam (LPI) dan para santri. ini cukup menyita perhatian berbagai media. Perayaan kali ini memang jauh lebih meriah jika dibandingkan dengan perayaan yang dilaksanakan tahun sebelumnya, begitu hasil wawancara Vita Pos dengan Bushri, salah satu peserta, yang juga sedang aktif sebagai santri di Pondok Pesantren Sabilul Ihsan, Teja Timur, Pamekasan.
Acara ini menghabiskan dana sebesar Rp. 15.000.000. (lima belas juta) yang bersumber dari Mitra setia M|otor sebesar 5.000.000 dan subangan dari beberapa tokoh masyarakat. Sedangkan konsumsi bersumber dari sumbangan pengurus PCNU Pamekasan. Tujuan acara ini dilaksanakan di STAIN untuk mencari tempat yang gratis dan mampu menampung banyak peserta. Hal ini dipaparkan oleh Muntaha Umar (ketua panitia) dan dia juga menambahkan dana yang dimilikinya pun minim. Acara ini di gelar guna ada ibrah yang bisa diambil dan penyegaran tentang pemikiran Ahlu as-Sunnah wa al- Jama’ah (ASWAJA) ditahun baru Islam ini, Tutur pria setengah baya itu.
Persiapan panitia untuk menyelenggarakan acara ini terjadwal selama satu bulan, sedangkan penyebaran undangan kepada pemateri disebarkan lima belas hari sebelum pelaksanaan.
Setelah acara, Vita Pos juga mewawancarai pemateri yang hadir, acara ini dilaksanakan pada tanggal 11 Muharrom memang sudah direncanakan terlebih dahulu, papar Imam Mawardi. Disamping para pemateri mempunyai halangan, yakni pemateri pertama berada ditanah suci, dan pemateri kedua ada halangan yang tidak dapat disebutkan.
Mawardi juga memaparkan tujuan pematerian untuk penguatan bagi tradisi ASWAJA dan juga warning kepada ‘teman-teman’ untuk kedepan meningikatkan kualitas keilmuannya dalam rangka membendung apa yang saat ini menjadi booming di Indonesia yakni tradisi ASWAJA, hal ini yang melatar belakangi diadakannya acara.
Ketika ditanya lebih jauh tentang keterkaitan NU dengan politik, salah seorang Kiai yang berasal dari Lenteng, Sumenep, ini juga menuturkan bahwa mau tidak mau setiap fenomena sosial apalagi organisasi yang besar seperti NU, setiap gerakannya memang rentan dikaitkan dengan politik. Namun NU tetaplah organisasi sosial bukan organisasi politik.
“Jadi jika masih ada yang berkaitan dengan politik itu masalah individu. Tapi, orang NU juga perlu masuk dalam politik guna adanya politik alokasi untuk mengubah sistem agar ada daya untuk pengembangan ke depan,” paparnya terus terang pada Vita Pos. Harapan acara ini adalah persiapan kader yang akan datang mampu menjadi kader yang rahmatan lil alamin. (redaksi)
Artikel ini telah dibaca 0 kali
Baca Lainnya
Trending di Majalah Activita